BONTANG, BERITAKALTIM.com- DPRD Bontang bakal memanggil pihak manajemen Badak LNG soal adanya kebocoran kecil vapor (bukan LNG) pada tangki 24D-6. Ketua Badan Legislasi DPRD Bontang Setioyoko mengatakan, hal ini dilakukan untuk menanyakan
penyebab pasti insiden tersebut.
“Saya juga baru dengar jika ada kebocoran di tangki milik Badak. Ini sangat menjadi perhatian serius. Dalam waktu dekat ini kami akan memanggil manajemen Badak untuk meminta penjelasan terkait ini,” kata dia saat dihubungi via telepon.
Atas kejadian ini, Setiyoko juga siap mendorong Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Bencana Industri. “Insiden ini menjadi perhatian serius. Saya rasa jika diperlukan membuat Perda bencana industri. Tinggal melihat apakah ada cantolan
aturan hukumnya dan melihat seberapa urgensi perda ini lahir,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, sebagai kawasan industri, Bontang memang rawan dengan bencana industri. Maka dari itu, perlu regulasi yang diharapkan bisa membuat perusahaan di Kota Taman bisa lebih peka terhadap keselamatan dengan menekan
potensi insiden seperti yang dialami Badak.
“Banyak perusahaan di Bontang yang juga objek vital. Artinya perlu diatur lebih tegas soal keselamatan ini. Karena, hal ini juga bisa memberikan garansi bagi warga Bontang. Pokoknya dalam waktu dekat ini kami akan bahas bersama dengan
seluruh pihak. Termasuk perusahaan di Bontang,” tandasnya.
Seperti diketahui, bunyi sirine peringatan dari kawasan Badak LNG pada Minggu (27/9/2015) Siang tadi sempat membuat warga Bontang cemas. Ya, kabar adanya kebocoran di salah satu tangki milik Badak membuat warga Bontang was-was.
Misalnya saja seperti yang diutarakan warga yang berdomisili di Kelurahan Berbas Tengah. Bunyi sirine yang terjadi pada sekitar pukul 09.30-10.30 Wita itu memang mengeluarkan sirene panjang yang berbeda dari hari biasanya. Sontak
kejadian ini membuat warga khawatir.
Salah satu warga RT 39 Kelurahan Berbas Tengah, Kecamatan Bontang Selatan, Alimuddin mengatakan mendengar bunyi sirene beberapa kali sekitaran pukul 9 pagi. Bunyi sirene kali ini berbeda dengan hari biasanya, pasalnya durasi bunyi sirene
sekitar 2-3 jam. Alimuddin yang sehari-hari berjualan tepat berada di areal pintu masuk perusahaan Badak LNG ini juga melihat sejumlah penghuni kompleks perumahan PC Badak tidak dapat kembali ke rumah mereka.
“Memang ada bunyi sirene, lumayan lama dari jam 9 sampai jam setengah 11. Ada juga ibu-ibu dari pasar dilarang masuk sama Satpam perusahaan. Padahal mereka mau pulang ke rumahnya di dalam (kompleks perumahan PC Badak),” kata dia saat
ditemui di kediamanya, Minggu (27/9/2015).
Senada dengan Alimuddin, Yusmani mengaku mendengar bunyi sirene panjang beberapa kali. Dia menilai, sirene yang berbunyi lain dari hari biasa.
Kata dia, setiap Selasa tepat pukul 12.00 Wita kerap mendengar sirene dari perusahaan Badak LNG. Namun sirene kali ini seperti menandakan signal bahaya karena ritme bunyi yang lama dan kontinyu.
“Saya sampai keluar rumah untuk memastikan keadan baik-baik saja, sirenenya panjang dan putus-putus tapi lama bunyinya pak,” kata dia.
Dia menambahkan, aktivitas lalu lintas nampak tidak jauh berbeda dari hari biasanya. Menurutnya, saat kejadian masih dalam waktu kerja sehingga tidak ada aktifitas lalu lintas yang berarti.
“Saat kejadian kan masih waktu kerja pak, jadi karyawan masih ada di perusahaan. Coba saat jam istriahat saat keryawan masih di luar, pasti macet,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Pejabat sementara (Pjs) Manager Corporate Communication (Corcom) Badak LNG, Busori Sunaryo membenarkan terjadi kebocoran kecil vapor (bukan LNG) pada tanki 24D-6. Dia memastikan kondisi saat ini sudah terkendali dan
berstatus aman.
“Memang ada kebocoran minor vapor (bukan gas alam cair) tangki 24D-6. Saat ini situasi sudah aman terkendali,” kata Busori
Dia berharap masyarakat tidak khawatir dengan kejadian ini, pasalnya kebocoran yang terjadi tidak berpotensi insiden besar. Karena kebocoran hanya t
Comments are closed.