BeritaKaltim.Co

Hadiri Temu Raya Nasional Guru Sekolah Minggu

DIBERI KEHORMATAN. Wali Kota Syaharie Jaang diberi amanat untuk memukul gendang tanda dimulainya pertemuan raya nasional guru sekolah Minggu Gereja Toraja, Minggu (27/9) malam lalu.
DIBERI KEHORMATAN. Wali Kota Syaharie Jaang diberi amanat untuk memukul gendang tanda dimulainya pertemuan raya nasional guru sekolah Minggu Gereja Toraja, Minggu (27/9) malam lalu.

SAMARINDA. BERITAKALTIM.COM – Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang sebagai sosok penyatu memang tidak diragukan lagi. Terutama dalam hal pemberian pelayanan kepada semua warganya di kota ini. Seperti yang ia lakukan Minggu (27/9/2015) malam lalu. Meski di tengah himpitan agenda yang begitu padat, ia menyempatkan waktunya untuk membuka kegiatan temu raya nasional guru sekolah minggu Gereja Toraja se-Indonesia di Hotel Mesra Internasional yang berlangsung selama lima hari hingga Kamis (1/10/2015) mendatang. Kehadiran orang nomor satu di Kota Samarinda itu pun memberikan warna tersendiri bagi para peserta. Apalagi ia diberi amanat untuk membuka kegiatan perdana yang baru pertama kali diselenggarakan se-Indonesia itu.

“Ini akan menjadi catatan sejarah bagi Jemaat Geraja Toraja yang memilih Kota Samarinda untuk menjadi tuan rumah temu raya guru sekolah minggu yang pertama ini. Sebagai Wali Kota, kami menyambut baik sekaligus memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran kepanitiaan atas pelaksanaan kegiatan akbar ini,” ujar Wali Kota dalam sambutannya.

Kepada para tamu dari luar daerah itu, ia menyatakan kebanggaannya terhadap warga Toraja di Kota Samarinda. Karena mereka telah banyak berkarya di berbagai bidang untuk mendukung pembangunan di kota ini.

“Mulai dari pendeta, dokter, akademisi, pengusaha, hingga di level pemerintahan juga sudah banyak yang menduduki jabatan penting. Jadi bagi tamu dari luar, meski perjalanan melelahkan, tapi bisa terbayarkan ketika mengetahui bahwa warga Toraja di Samarinda sudah banyak yang memberikan karya nyata,” sebutnya.

Bahkan Wali Kota menyebutnya bukan sebagai warga Toraja di Samarinda, melainkan warga Samarinda asal Toraja. Di sisi lain lanjut dia, Pemkot juga tak pernah membeda-bedakan dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Semua warga Samarinda dari manapun asal suku maupun agamanya, harus bisa mendapatkan kesempatan yang sama untuk dilayani secara baik.

“Begitupun dalam hal kesempatan untuk berkarya. Semua punya hak yang sama. Jadi tidak ada diskriminasi,” tegasnya kembali disambut tepuk tangan hadirin yang memenuhi ruangan aula pertemuan.

Jaang menyatakan kebanggaannya atas tema pertemuan yang menyatakan tekad anti kekerasan. Karena bagaimanapun juga, ia menyebut anak bangsa sebagai aset besar yang harus dijaga dan dididik secara baik sejak usia dini. Dengan demikian, mereka bisa tumbuh dan berkembang menjadi generasi membanggakan. Karena itu, ia berpesan agar jangan sampai perselisihan orang tua dilakukan di hadapan anaknya. Karena itu akan berdampak terhadap pertumbuhan mental anaknya.

“Makanya, saya di setiap kesempatan selalu mengajak seluruh masyarakat untuk mempersiapkan generasi bangsa menyongsong satu abad Indonesia merdeka pada 30 tahun mendatang. Generasi penerus kita harus lebih maju dari kita sekarang. Dan saya yakin, apa yang dilakukan para guru sekolah minggu ini bukan untuk dinikmati sekarang. Tetapi untuk masa depan anak-anak kita tercinta,” ujarnya sambil tak henti-hentinya memberikan motivasi. #hms6

Comments are closed.