
BERITAKALTIM.COM, BARCELONA – Isu kemerdekaan Katalunya dari Spanyol bukan isapan jempol belaka, dan benar-benar terjadi sudah sejak lama. Katalunya telah lama ingin merdeka dari Negeri Matador, dan dampak itu menyambar hingga klub sepakbola yang ada di Katalunya, FC Barcelona.
Mantan pemain Barcelona yang kini telah gantung sepatu, Emmanuel Petit menceritakan betapa kentalnya isu kemerdekaan itu di ruang ganti Barcelona. Sejak didatangkan Barcelona dari Arsenal pada 2000, Petit sudah harus merasakan rasisme di internal Barcelona.
“Saya tiba di waktu yang sangat buruk. Ada perang di ruang ganti antara Belanda dan pemain Katalan. Di atas itu semua, kami punya manajer (Lorenzo Serra Ferrer), yang tidak cukup punya kekuatan atau karisma untuk menangani tim,” terang Petit kepadaBBC World Football Show, Senin (28/9/2015).
“Politik dan nasionalisme terlalu banyak bagi saya di ruang ganti. Saya sangat bahagia gabung Barcelona, tapi hanya ingin fokus bermain sepakbola. Setiap hari saya berurusan dengan hal yang tak semestinya. Ketika saya datang, orang-orang berkata ‘jangan coba belajar Castilian (bahasa Spanyol), Anda harus berbicara Katalan,” paparnya.
“Saya berkata “Apakah saya orang Spanyol, bukan? Dan mereka berkata ‘Tidak, Anda berada di Katalunya’. Saya berurusan dengan hal-hal tersebut, saya paham identitas mereka, tapi ketika berlebihan, ini sangat dekat dengan rasisme. Kami berbicara sepakbola – bukan kepercayaan atau politik. Saya ingin pergi, saya pikir, saya melakukan kesalahan besar,” tambah pria asal Prancis.
Comments are closed.