BeritaKaltim.Co

Lahan Kebun Sawit di Berau tak Ada yang Terbakar

berau sawitTANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.COM- Akibat terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut di Kabupaten Berau beberapa waktu lalu, berdampak terhadap aktifitas warga, tak terkecuali aktifitas transportasi udara. Akibatnya, sejumlah perusahaan maskapai penerbangan yang beroperasi di Berau terpaksa berhenti operasi. Namun anehnya, meski kabut asap tahun ini lebih parah dari tahun sebelumnya, tidak ada satu pun perusahaan perkebunan yang terbakar lahannya.

Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Fatah Hidayat mengakui jika terjadinya musim kemarau dan kebakaran hutan serta lahan di Kabupaten beberapa bulan terakhir ini merugikan petani, khususnya petani kecil yang memiliki perkebunan
perorangan, baik petani lada, sawit dan tanaman lainnya.

Karena selain mengalami kekeringan, tanaman para petani kecil sebagian ada yang terbakar. Akibat ulah warga yang sengaja membuka lahan maupun yang hendak bercocok tanam dengan sengaja melakukan pembakaran, dengan dalih lebih ekonomis dibandingkan dengan cara dirintis.

“Memang secara resmi tidak ada laporan kebun milik warga yang masuk ke Disbun. Tetapi ada saja laporan itu yang disampaikan kepada kami, sehingga kami sendiri tidak tahu persis berapa luasan lahan milik warga yang terbakar,” ujar Dayat panggilan akrap Fatah Hidayat.

Sekalipun tidak ada laporan secara resmi, sambung Fatah, pihaknya tetap turun ke lapangan untuk memantau langsung, sekaligus memberikan imbauan dan sosialisasi, agar tidak melakukan pembakaran hutan maupun ladang.

Ditanya berapa luasan kebun kelapa sawit maupun perkebunan lainnya milik perusahaan yang terbakar? Dijelaskan Fatah, bahwa sejauh ini tidak ada satu pun perkebunan milik perusahaan yang terbakar. Karena pihak
perusahaan tentu lebih awal menerapkan safety, sehingga aman dari kebakaran hutan maupun ladang milik warga.

“Sekali lagi saya kembali jelaskan, bahwa sampai detik ini tidak ada perusahaan yang memberikan laporan atau pemberitahuan secara resmi kami. Sehingga kami berani mengatakan sejauh ini tidak ada lahan milik perusahaan yang
terbakar,” jelasnya.

Untuk menanggulangi masalah kekeringan dan kasus kebakaran hutan, Disbun Berau membuat program embung air di berapa kecamatan yang terbilang rawan kekeringan dan kebakaran. Diantaranya, Sambaliung, Segah, Kelay, Tanjung Batu, Tabalar
dan kecamatan lainnya. Sebab, fungsi embung air ini selain untuk menyimpan serapan air, sekaligus dapat dimanfaatkan untuk memadamkan api, ketika terjadi kebakaran hutan maupun ladang.

“ Jadi embung air dwi fungsi, selain bisa untuk menyiram tanaman, juga bisa digunakan untuk pemadaman api,” ungkapnya.

Dijelaskan pula, bahwa program embung air ini dapat terealisasi tahun 2016 mendatang. Sebab, kata dia, program ini mendapat dukungan dari APBN, jadi tahun depan pihaknya berharap program tersebut dapat terlaksana.

“Untuk APBD akan kami usulkan juga, supaya nanti ada sharing. Sehingga program ini dapat kita laksanakan lebih banyak, mengingat program ini juga untuk kepentingan bersama, dan kami optimis anggota Dewan setuju,” ungkapnya.#HEL

Comments are closed.