BeritaKaltim.Co

Jadi Pusat Wisata Religi, Siapkan Lahan 4 Hektare

SIMBOL KEBERAGAMAN. Wali Kota Syaharie Jaang (batik biru) dan Camat Sungai Kunjang Nurrahmani (berjilbab) bersama rombongan saat meninjau lokasi yang akan digunakan untuk mendirikan pusat wisata religi.
SIMBOL KEBERAGAMAN. Wali Kota Syaharie Jaang (batik biru) dan Camat Sungai Kunjang Nurrahmani (berjilbab) bersama rombongan saat meninjau lokasi yang akan digunakan untuk mendirikan pusat wisata religi.

SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Tidak salah bila Wali Kota Samarinda Syaharie Jaang dijuluki sebagai figur penyatu semua kelompok masyarakat di kota ini. Karena dalam pemberian pelayananan ataupun pembangunan, ia tidak pernah membedakan masyarakat yang satu dengan yang lain. Semua dianggapnya sebagai warga Samarinda, sehingga patut diberikan hak yang sama. Bahkan yang terbaru dan yang sangat menggembirakan, pria rendah hati itu dalam waktu dekat berencana mendirikan enam rumah ibadah dalam satu kompleks yang sama. Masing-masing Masjid bagi umat Islam, Gereja Katolik, Gereja Protestan, Pura untuk umat Hindu, Wihara bagi Agama Budha, dan Klenteng bagi pemeluk Agama Kong Hu Cu. Orang nomor satu di Kota Samarinda itu bahkan sudah menyiapkan lahan seluas 4 hektare yang siap dibangun di Jalan Jakarta 1, Sungai Kunjang, tak jauh dari Kompleks Perumahan Daksa.

“Awalnya, lahan kita di sini ada 6 hektare. Tapi 2 hektare kita gunakan untuk pengembangan bagi SMKN 12, SMAN 14 dan SMPN 38 yang saat ini masih berstatus menumpang. Sehingga sisanya 4 hektare kita pakai untuk membangun enam rumah ibadah di kompleks terpadu ini,” ujar Wali Kota didampingi perwakilan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), Kepala Kesbangpol Erham Yusuf, Kabag Humas dan Protokol Masrullah, Camat Sungai Kunjang Nurrahmani, serta
Lurah Loa Bakung Fahmi Muzakkir dan Lurah Lok Bahu Jumar, kala meninjau ke lokasi, Selasa (13/10) lalu.
Wali Kota bahkan saat itu juga langsung memerintahkan BPKAD untuk menyelesaikan persoalan administrasi menyangkut lahan dimaksud. Berikut melakukan pemetaan dan pembagian untuk enam rumah ibadah sesuai jumlah umat. Selanjutnya, dalam waktu dekat bisa segara dilakukan pembangunan. Harapannya, lokasi tersebut nantinya bisa menjadi lokasi wisata religi.
“Selama ini sudah sering saya tegaskan, bahwa dalam hal pembangunan maupun pelayanan terhadap masyarakat, tidak boleh ada pembedaan. Semuanya masyarakat Samarinda meski berasal dari berbagai latar belakang suku dan agama serta perbedaan sektarian lainnya. Tapi semuanya merupakan masyarakat Samarinda, sehingga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan serta menikmati hasil pembangunan di kota ini,” terangnya.
Selain menjadi lokasi wisata religi, rencana pembangunan enam rumah ibadah di satu kompleks yang sama itu juga sebagai simbol keberagaman dan perdamaian di Samarinda. Itu menandakan bahwa Samarinda sebagai miniatur Indonesia yang terdiri atas berbagai macam suku dan dan agama, namun tetap hidup berdampingan secara baik dan saling menghargai satu sama lain.
“Juga pendirian rumah ibadah ini kita maksudkan untuk masyarakat sekitar yang selama ini kejauhan kalau mau beribadah,” imbuh Wali Kota. #hms6

Comments are closed.