BONTANG, BERITAKALTIM.COM-PT Pupuk Indonesia (Persero) menggandeng investor Yordania, Jordan Phospate Mine Company, untuk membangun pabrik pupuk fosfat senilai US$ 200 juta di Bontang, Kalimantan Timur.
Setelah bertemu Presiden Joko Widodo, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Arifin Tasrif mengatakan pupuk yang diproduksi perseroan itu tidak hanya pupuk urea, tapi juga pupuk fosfat, kalium, dan sulfur. “Untuk fosfat ini kita sudah melakukan joint venture dengan pihak asing yang memiliki resources, dan mereka juga melakukan investasi di sini,” kata Arifin di kantor Presiden, Kamis, 15 Oktober 2015.
Ketua Presidium Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia ini menjelaskan, kerja sama tersebut dilakukan dengan investor asal Yordania, yaitu Jordan Phospate Mine Company. Kerja sama tersebut telah dijajaki sejak 2010. Adapun dokumen joint venture agreement (JVA) baru ditandatangani Direktur Utama Pupuk Kalimantan Timur Aas Asikin Idat dan Chairman JPMC Amer Abdel-Wahab Al-Majali pada Februari 2014.
Kerja sama tersebut mencakup pembangunan klaster pabrik pupuk fosfor di Indonesia yang tersebar di tiga lokasi, yakni Gresik-Jawa Timur, Bontang-Kalimantan Timur, dan Aceh. “Yang sudah jalan di Gresik. Yang di Kalimantan Timur tahun ini groundbreaking, tahun depan konstruksi. Sedangkan yang di Aceh tahun berikutnya,” tuturnya.
Nilai investasi proyek tersebut diestimasi mencapai US$ 250 juta, dengan kapasitas 200 ribu ton pupuk P25 per tahun.
Adapun peningkatan produksi pupuk kalium terkendala pengelolaan yang dikuasai segelintir perusahaan besar. “Jadi kita hanya melakukan pengadaan strategis pupuk kalium,” ujarnya.
Arifin menambahkan, asosiasi mendorong agar pabrik smelter di Gresik segera beroperasi. Dengan demikian, hasil sampingan berupa sulfuric acid dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk compound.
Secara umum, total produksi pupuk nasional mencapai 12 juta ton per tahun. Asosiasi menargetkan peningkatan produksi menjadi 19 juta ton pada 2019.#nd
Comments are closed.