BERITAKALTIM.COM – Pembalap tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, mengakui bahwa hubungannya dengan rekan setim sekaligus rival terberatnya menegang jelang tiga laga terakhir MotoGP. Namun, menurut dia, hal itu normal mengingat mereka berdua bersaing untuk mengejar juara dunia dan ketegangan itu masih dalam kondisi terkendali.
“Biasanya di MotoGP kami ditanya tentang sirkuit, ban dan setelan motor. Tetapi, ok. Kami adalah dua juara dunia yang tahun ini mengejar hal yang sama dan suatu yang normal ketika hubungan kami sedikit menegang,” ujarnya dalam konferensi pers jelang MotoGP Australian, Kamis, 15 Oktober 2015.
Rossi dan Lorenzo adalah dua pembalap yang paling berpeluang menjadi juara dunia. Rossi yang memimpin klasemen sementara pembalap hanya berjarak 18 poin dari Lorenzo. Dengan tiga balapan tersisa, keduanya dipastikan akan tampil mati-matian untuk menjadi yang terbaik di balapan kuda besi paling bergengsi di dunia itu.
Keduanya memang memiliki sejarah hubungan yang tak baik pada musim 2009 dan 2010. Saat itu keduanya juga mengejar juara dunia MotoGP. Pada 2009, Rossi menjadi juara dunia dan Lorenzo berada di posisi kedua.
Berhembus kabar bahwa Lorenzo akan pindah ke tim Repsol Honda karena tak mau berada di bawah bayang-bayang Rossi. Namun, pada 2010 Lorenzo membuktikan bahwa dirinya lebih baik dari Rossi dengan menjadi juara dunia.
Menanggapi kemungkinan terjadinya ketegangan seperti itu lagi, Rossi pun berkelakar. Dia mengatakan bahwa dirinya dan Lorenzo memiliki catatan harian yang siap dibuka pada akhir musim nanti. “Kami sangat senang dengan kekhawatiran kalian. Kami memiliki buku harian tentang hubungan kami yang akan tetap menjadi rahasia sampai balapan terakhir,” ujarnya.
Ketegangan hubungan seperti itu, menurut Rossi, adalah hal yang biasa. Hal yang sama bisa terjadi pada tim manapun. “Hal yang sama bisa terjadi pada Dani (Pedrosa) dan Marc (Marquez) atau pembalap lain jika mereka sama-sama berusaha untuk menjadi juara dunia. Saya yakin kedepannya kami akan memiliki hubungan yang lebih relaks,” ujarnya.
Juara dunia sembilan kali itu bahkan menganggap rivalitasnya dengan Lorenzo sebagai sebuah hubungan yang baik. Alasannya, hal itu bisa menimbulkan saling menghormati dalam sebuah tim.
“Kami biasa bersama dalam sebuah tim dan juga kami sangat fokus pada pekerjaan kami dan saling menghormati disaat yang bersamaan,” ujarnya. “Jadi menurut saya ini adalah kondisi yang baik, tetapi yang pasti kami adalah rival berat dan pertarungan diantara kami sangat keras tetapi itu semua normal,” ujarnya.
Comments are closed.