
SAMARINDA, BERITAKALTIM.com- Mimpi rakyat Kaltim yang akan dijemput Tim Nasional EKW (Ekspedisi Kapsul Waktu) 2085 di Samarinda pada 28 Oktober 2015, hasil ekstrak dari ratusan harapan warga yang dikumpulkan selama 2 bulan. Tiga Profesor dilibatkan untuk merumuskannya.
Ketiga profesor itu, Prof. DR. H. Dwi Nugroho Hidayanto, M.Pd, Prof. DR. Hj. Enny Rochaida, M.Si dan Prof. DR. Adri Paton, M.Si. Dibantu oleh aktivis lingkungan Niel Makinuddin dan Ketua Dewan Pendidikan Kaltim Bohari Yusuf serta Staf Balitbangda dan Bappeda Kaltim serta Panitia Daerah EKW 2085 Kaltim.
Prof Dwi Nugroho Hidayanto menjelaskan, sebanyak 7 mimpi rakyat Kaltim didapat setelah mengelompokkan harapan-harapan masyarakat Kaltim. Ada ratusan harapan masyarakat yang disampaikan secara tertulis, ditambah dari pemerintah kabupaten dan kota.
“Setelah dikelompokkan pada 7 isu, dilakukan seminar yang menghadirkan stakeholder Kaltim sehingga kian memperkaya pandangan rakyat tentang apa impian mereka pada 70 tahun mendatang,” ucap Prof Dwi yang sekarang menjabat Kepala Balitbangda Kaltim.
Tujuh isu yang dihasilkan masing-masing adalah bidang ekonomi, Lingkungan, Kesejahteraan Rakyat, Agama, pemerintahan bersih, Sosial Budaya dan Infrastruktur.
“Apa saja materi tujuh mimpi itu nanti dibacakan pada acara puncak di Gor Sempaja, bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda,” ucap Prof Dwi.
Setelah dibacakan, ketujuh mimpi tersebut ditandatanhgani oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak serta Pangdam VI Mulawarman, Kapolda dan Kepala Kejaksaan Tinggi Kaltim.
“Setelah itu dibawa oleh tim nasional untuk ditanamkan di Mereuke, Papua, bersama dengan mimpi rakyat dari semua provinsi. Nanti, tahun 2085 baru dibuka,” ujar Prof Dwi.
Tim Nasional EKW 2085 dijadwalkan tiba di Kaltim pada 28 Oktober 2015, setelah melakukan perjalanan dari Aceh hingga Bandar Lampung di zona Sumatera. Kemudian tim EKW melalui Provinsi Banten dan Jakarta dan kemudian menyebrang ke zona Kalimantan yang dimulai dari Kalimantan Barat.
Koordinator Panitia Daerah Kaltim Bidang Eksepedisi, Sumadi, mengatakan, perjalanan zona Kalimantan cukup melelahkan. Selain panjangnya lintasan jalan yang harus ditempuh, tim Nasional EKW harus menghadapi tebalnya asap hasil kebakaran hutan.
“Saat berada di zona Sumatera, tim berhadapan dengan asap. Begitu pula saat di zona Kalimantan. Semoga saja setelah masuk ke Kaltim bencana asap ini sudah selesai dengan turunnya hujan,” harap Sumadi.
Di Kalimantan Timur, rombongan nasional EKW dijemput sejak dari Gunung Halat yang berbatasan Provinsi Kaltim dengan Kalsel. Selanjutnya rombongan diiringi tim dari Kaltim menuju Kaltara sepanjang 927 Kilometer. Disetiap kabupaten dan kota yang dilewati dilakukan penyambutan dengan acara-acara kesenian. #le
Comments are closed.