TANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.com- Kedatangan pejabat tinggi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Depdagri, Bappenas dan Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan ke Tanjung Selor, Bulungan, dimanfaatkan maksimal oleh Pemprov Kaltara untuk menyampaikan berbagai hal mengenai pembangunan.
Pj Gubernur Kaltara Triyono Budi Sasongko dalam dialog yang dimoderatori Nick Nurachman, Ketua Panitia Nasional Ekspedisi Kapsul Waktu 2085, Rabu (28/10/2015) menyebut 10 harapan masyarakat provinsi termuda Indonesia itu.
“Ini ada 10 program infrastuktur fisik yang masuk dalam program strategis yang memang perlu dukungan dari pusat, dan tidak mungkin ditanggung oleh daerah,” kata Triyono, yang sebelumnya mengekspos pencapaian Pemprov Kaltara setelah resmi berdiri sejak menjadi DOB (Daerah Otonomi Baru) 2,5 tahun lalu.
Harapan pertama, pembangunan jalan dan jembatan serta telekomunikasi di perbatasan. Program ini sudah sebagian dikerjakan dan bisa dipergunakan oleh masyarakat.
Pembangunan lebih didominasi di daerah Nunukan dan Malinau yang berhadapan langsung dengan negara tetangga, seperti Krayan, Krayan Selatan, Lumbis Ogong, Mentarang, Kayan Hilir, Kayan Hulu, dan Long Pari.
Diharapkan dengan adanya pembangunan ini bisa menyelesaikan persoalan keterisolasian fisik dan telekomunikasi karena kondisi grafis yang tidak memungkinkan. Selain itu, Kaltara juga memprogramkan jalan jembatan paralel, jalan jembatan poros, dan jalan non status di perbatasan, di samping pembangunan BTS ( Base Transceiver Station) di setiap Kecamatan terdepan.
“Paling tidak tahun 2017 keterisolasian ini bisa diatasi,” ungkap Triyono.
Program kedua, peningkatan bandara perintis di kawasan perbatasan dan pedalaman serta pembangunan Bandara Sebatik khususnya peningkatan runway atau landasan pacu. Kondisi ini dikatakan Triyono menjadi penghambat distribusi barang dan jasa khususnya kebutuhan pokok.
Ketiga, perpanjangan runway Bandara Juwata Tarakan dan Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor. Sedangkan impian yang keempat, pembangunan pelabuhan den dermaga sungai.
Topografi Kaltara yang rata-rata laut dan sungai ini mengakibatkan masyarakat dominan menggunakan transportrasi sungai. “Ini salah satu alasan pemerintah harus membantu warga dalam membantu memobilisasi transport warga,” sebut Triyono.
Ia menyebut pelabuhan bongkar muat di Pesawan di tepian sungai Tanjung Selor yang kini sudah tidak berfungsi dan pelabuhan lain di sekitar Nunukan dan Sebatik dan juga pelabuhan Ancam.
Program kelima terkait dengan sarana prasarana bidang kesehatan dan pendidikan, bidang kesehatan dan pendidikan di perbatasan sangat terbatas. Terbatasnya pelayanan kesehatan menyebabkan sebagian masyarakat lebih suka berobat di Negara Tetangga.
Sebagai solusinya, mantan Bupati Purbalingga ini akan membangun rumah sakit Pratama di daerah perbatasan dan pedalaman, antara lain RSP Long Apung, Long Bawang, Lumbis dan beberapa daerah lainnya.
Sedangkan dalam bidang pendidikan pemerintah Kaltara akan meningkatkan kualitas dan pembangunan ruang kelas baru yang sesuai kebutuhan dan pembangunan sarana pendukung seperti perpustakaan, laboratorium dan rumah dinas bagi guru dan asrama siswa yang ada di perbatasan Negara.
Selanjutnya program keenam, pembangunan rice and food estate. Di Kaltara memiliki potensi pertanian sangat besar mengingat lahan pertanian di Kaltara cukup luas untuk dimanfaatkan sebagai ketahanan pangan Nasional.
Jika kita serius membangun pertanian, tidak hanya daerah tetapi Kaltara bisa menjadi lumbung ketahanan secara nasional. Hal ini didukung oleh adanya lahan pasang surut yang cocok untuk pengembangan pertanian.
Dan seluruh program ini juga akan dikaitkan pada program ketujuh, yakni pembangunan kawasan industri dan pelabukan internasional di Tanah Kuning. Di area ini akan mendukung perekonomian Kaltara Kedepannya.
Terkait dengan kebutuhan energi, Pemerintah Provinsi Kaltara juga akan membangun pembangkit listrik tenaga minyak dan gas. Sementara program yang ke delapan, program ini masuk dalam program nasional namun dibarengi dengan program mandiri termasuk rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga air.
Program selanjutnta yaitu pembangunan jembatan Bulan ( Bulungan – Tarakan ) ini upaya mengintergrasi transportasi antar wilayah, karena sampai saat ini masih menggunakan jalur laut dimana biaya yang dikeluarkan sangat besar.
Terakhir mimpi kita adalah membangun pusat Pemerintahan Terpadu, Pusat Pemerintahan Terpadu ini berada di Tanjung Selor sebagai Ibu Kota kaltara. Pembangunan ini lagi-lagi seirama dengan rencana pembamngunan percontohan kota mandiri terpadu di Indonesia yang mana Tanjung Selor termasuk di dalam percontohan tersebut. #aji
Comments are closed.