TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.com- Kepala BLH Berau, Ir H Zulkiflie MM mengungkapkan, petugas instansinya terus berupaya melakukan tindakan-tindakan pencegahan, menyusul perubahan kondisi air di Sungai Segah yang menyebabkan ikan banyak yang mati. Salah satunya adalah melakukan pemantauan untuk mengantisipasi terjadinya pencemaran lingkungan di sepanjang Sungai Segah dan Sungai Kelay.
“Ya termasuk melibatkan BLH Kaltim, Pusat Pengendalian Pembangunan Ecoregion (P3E) Kalimantan, dan mendatangkan dosen Fakultas Perikanan da Kelautan Unmul, Dr Ir Asfie Maidie M.Fish Sc. Dan nanti hari Senin Tanggal 9 November kita akan lakukan ekspose hasil kajiannya, di ruang rapat Sangalaki Setda Berau,” ujarnya.
Dikatakannya, sesuai dengan hasil uji lab, ditemukan bahwa kadar nitrogen dan fosfor di Sungai Segah cukup tinggi dan melewati batas normal. Hal ini juga yang menyebabkan munculkan bakteri di sana dan membuat kondisi di sungai menjadi tercemar.
“Terus terang ini cukup berbahaya jika dibiarkan terus. Karena itu kami sudah melakukan melakukan pencegahan, dengan mengurangi tindakan yang membuat tercemarnya sungai Segah maupun sungai kelay,” ungkapnya.
Ia juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak membuang limbah rumah tangga ke sungai, seperti sayuran dan buah-buahan. Karena limbah tersebut dinilai sebagai salah satu penyebab tingginya kadar nitrogen dan fosfor di dalam air. Tak hanya dari masyarakat saja, namun BLH juga akan melakukan pengawasan ke setiap perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Pasalnya, perkebunan cukup banyak menggunakan pupuk. Dari pupuk ini lah yang dapat menghasilkan nitrogen dan fosfor tersebut. Jelasnya.
“Begini ya, pupuk itu kan disebar di masing – masing tanaman, bisa saja ketika turun hujan pupuk itu terbawa air hingga ke sungai. Hal ini lah yang membuat air sungai meningkat kadar fosfor dan nitrogennya. Dalam hal ini kita akan terus melakukan pemantauan ke setiap perusahaan perkebunan yang ada, sekaligus melakukan penelitian kembali” katanya.
Pihaknya juga masih terus melakukan pengujian di beberapa titik di Sungai Segah untuk melihat kemungkinan lain yang menyebabkan hal itu terjadi. Karena tidak menutup kemungkinan ada penyebab lain yang berdampak pada kondisi itu.
“Jadi kami tidak hanya terfokus disitu saja, tetapi juga melakukan pengawasan si sektor lainnya. Sebab bukan tidak mungkin pencemaran lingkungan ini diakibatkan lainnya. oleh sebab itu sampai detik ini kami terus melakukan pengawasan secara intensif di lapangan,” pungkasnya. #hel
Comments are closed.