SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Hutan belantara Kalimantan Timur menunjukan kondisi kritis. Terutama karena fungsi sebagai tempat tinggal satwa kini berubah menjadi hutan kawasan industri. Seperti pembukaan lahan kelapa sawit dan pertambangan batu bara, juga perubahan peruntukkan menjadi perkebunan.
“Keberadaan hutan Kalimantan saat ini semakin menipis akibat proses deforestasi begitu luar biasa. Hutan Kaltim perlu mendapatkan perlindungan dan perhatian serius agar kelangsungan hutan Kaltim sebagai paru-paru dunia terselamatkan,” kata Irwan Faisyal HP, satu dari anggota Panitia Khusus (Pansus) pembahas Raperda tentang Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis DPRD Kaltim.
Kerusakan hutan di Indonesia berlangsung terus-menerus akibat banyak faktor yang sulit untuk dicarikan solusi. Penebangan liar dan kebakaran hutan merupakan penyebab utama kerusakan hutan yang tidak hanya dirasakan oleh Kalimantan, namun seluruh hutan di Indonesia pun merasakan. Keberadaan satwa langka belakangan ini semakin sulit terlihat. Jika terus menerus melakukan pembakaran dan penebangan liar, hutan akan berubah menjadi tempat menyeramkan bagi kelangsungan hidup flora dan fauna.
Lebih dalam, politikus Partai Golkar ini mengatakan kawasan hutan Kaltim perlu mendapatkan perhatian serius, baik oleh pemerintah daerah maupun seluruh komponen masyarakat.
Regulasi yang sedang digodok saat ini diharapkan dapat menekan jumlah lahan kritis wilayah Kaltim serta memberikan sebuah sanksi tegas terhadap keserakahan manusia meningkatkan dan menambah potensi lahan kritis Kaltim.
“Raperda tentang Rehabilitasi hutan dan lahan kritis sangat dibutuhkan Kaltim untuk memulihkan kondisi hutan seperti sedia kala. Juga meningkatkan fungsi hutan dan lahan sebagai daya dukung, produktivitas dan perannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga,” katanya.
Kebakaran hutan yang berlangsung saat ini secara langsung dapat memusnahkan sebagian spesies dan merusak keseimbangan alam. Terbakarnya hutan akan membuat sebagian binatang kehilangan habitat, sehingga memaksa mereka untuk keluar hutan dan berpotensi menjadi hama yang tidak terkontrol. Kawasan hutan yang terbakar membutuhkan waktu cukup lama untuk mengembalikan hutan.
“Pemerintah daerah bersama jajaran lain harus saling bahu-membahu melindungi sumber daya alam dalam pengendalian lahan kritis secara berkelanjutan. Hutan Kaltim saat ini sedang kritis, kita perlu bersama-sama menyelamatkan sumber daya alam, khususnya hutan supaya dapat dirasakan generasi mendatang,” imbuh Irwan. #adv/rid/dhi/oke
Comments are closed.