SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Momen turun gunung bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim tidak disia-siakan oleh Safuad yang menyambangi masyarakat di Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, (17/11/2015).
Dalam pertemuan dengan sejumlah masyarakat di kedua daerah tersebut ia mendapat banyak masukan. Mulai siswa diwajibkan untuk membeli buku kurikulum 2013, hingga masalah kelompok tani yang meminta bantuan bibit sapi.
Safuad mengatakan sejumlah orang tua siswa di Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang masih mengeluhkan adanya pungutan dari sekolah. Pasalnya, para siswa baik mulai SD hingga SMA diminta untuk menebus buku kurikulum 2013.
Waktu penebusan buku sendiri menurut para orang tua siswa, biasanya ketika menjelang kenaikan kelas atau pertengahan semester. Bahkan ada yang ketika masuk sekolah diwajibkan langsung beli buku paketan dengan total biaya yang cukup besar, khususnya bagi kalangan menengah ke bawah.
Padahal, menurut peraturan, buku dan seragam tidak harus beli di sekolah. Terlebih ada sejumlah buku paket yang dibagikan secara gratis ditambah program pemerintah berupa bantuan operasional sekolah (BOS) sudah berjalan cukup baik, sehingga seharusnya sekolah benar-benar gratis.
Ini sejalan dengan amanat dari UUD’45 yang menyatakan jelas bahwa pendidikan merupakan tanggungjawab negera. Dengan maksud tidak ada perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin semua mempunyai hak sama.
”Sekolah gratis itu janji pemerintah, terlebih Kaltim sangat konsen terhadap pendidikan, ini terlihat dari banyaknya program beasiswa dan lainnya,”kata Safuad.
Politikus asal PDIP itu meminta kepada pemerintah daerah setempat melalui dinas terkait untuk dapat menindaklanjuti permasalahan ini karena dinilai selain memberatkan para orang tua siswa juga memberi peluang kepada pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan.
“Jangan sampai ada mafia buku paket seperti yang terjadi di daerah lain diluar Kaltim. Yang dikhawatirkan ketika ada kerjasama antara pihak tertentu yang menyuplai buku paket dengan oknum pihak sekolah jika benar maka mata rantai ini harus diputus dan ini tanggungjawab pemerintah,”ujar Safuad.
Selain masalah buku paket, ada beberapa hal lain yang tidak kalah pentingnya seperti Kelompok Tani Cempaka Putih Sangata memohon bantuan bibit sapi dari pemerintah untuk ternak sapi sebagai usaha budidaya ternak sapi guna mendukung swasembada daging sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya.
“Usaha budidaya ternak sapi sangat berpotensi sebagai salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, dimana hal ini didukung oleh potensi pasar yang baik,”jelas Safuad.
Hal ini dapat tercapai jika pemerintah dapat memberikan dukungan pembinaan, permodalan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok tani sehingga dapat mengembangkan usaha peternakan lebih baik.
”Jika dilihat dari sisi geografis, Sangatta salah satu kawasan yang baik bagi pengembangan sapi karena masih banyak terdapat hutan ataupun wilayah yang menjadi habitat ideal bagi sapi,”tutur Safuad.
Di samping itu masih ada keluhan masalah klise seperti kondisi infrastruktur jalan poros Samarinda-Bontang yang cukup rusak dan memprihatinkan sehingga tidak hanya mengganggu pengguna jalan melainkan juga sudah banyak terjadi kecelakaan. Warga tidak dapat berbuat banyak hanya melakukan penimbunan dengan tanah. #adv/bar/okE
Comments are closed.