SAMARINDA. BERITAKALTIM.COM – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Samarinda berharapagenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Samarinda tahun ini benar-benar berjalan sukses. Tidak hanya sekadar sukses pelaksanaan dan hasil.
Tetapi lebih dari itu, agar agenda Pilkada yang diselenggarakan serentak di 260 lebih daerah se-Indonesia per 9 Desember mendatang itu bisa melibatkan masyarakat banyak. Terutama agar menekan angka golongan putih (golput) seminim mungkin.
“Partisipasi masyarakat dalam Pemilu dan Pilkada selama ini hanya berada di kisaran angka 60 persen. Sementara 40 persen lainnya golput. Makanya kita mau selamatkan 40 persen suara yang golput ini agar bisa menyalurkan haknya dalam menentukan pemimpin lima tahun kedepan,” ucap Kepala Badan Kesbangpol Kota Samarinda, Erham Yusuf saat dialog interaktif di TVRI Kaltim, belum lama ini.
Ia bahkan berharap agar partisipasi pemilih tahun ini bisa mencapai di atas 75 persen. Dengan demikian, diharapkan agar angka golput bisa ditekan hingga di bawah 25 persen. Karena itu menuurt dia, diperlukan kerja keras dan partisipasi seluruh elemen masyarakat demi menyukseskan agenda demokrasi lima tahunan ini. “Nah, untuk mengejar target itu (golput di bawah 25 persen, Red), maka salah satu yang kita lakukan adalah dengan menyasar pemilih pemula baik pelajar maupun mahasiswa.
Karenabagaimanapun juga, pemilih pemula ini harus diselamatkan untuk memberikan hak suaranya demi menentukan pemimpin daerah,” ujar Erham.
Meski begitu, mantan Kabag Humas dan Protokol Pemkot Samarinda itu menyebutPemilu bukan merupakan kewajiban. Melainkan hak warga untuk menentukansiapa yang bakal menjadi pemimpin. Karena itu, diperlukan kesadaran.
Sementara Ketua KPU Kota Samarinda, Ramaond Dearnov Saragih mengakui jika sosialisasi selama ini sudah sering mereka lakukan.
Termasuk ke para pemilih pemula. Mereka bahkan sudah melakukan Pemilihan Ketua OSIS di sejumlah sekolah yang menyerupai sistem Pemilu. “Jadi ada KPPS, bilik suara, debat kandidat, dan lain sebagainya. Di sini kita tidak hanya melatih adik-adik kita menjadi pemilih yang baik. Tetapi juga sekaligusmenjadi panitia pelaksana,” terangnya. Menurut dia, pemilih pemula memang masih cenderung murni dan polos. Namun tetap harus diarahkan agar bisa menyalurkan suaranya secara baik dan benar. Terutama dengan mengenal secara baik kandidat yang akan dipilih. “Jadi memilih figur sebagai pemimpin. Bukan sebagai idola,” tegasnya. #hms6
Comments are closed.