BeritaKaltim.Co

Peringati Hari Disabilitas, Anak SLB Tunjukkan Bisa Menginspirasi Dunia

Nunukan Anak anak SLB negeri Nunukan menggelar anak disabiltas menginspirasi dunia webNUNUKAN, BERITAKALTIM.com- Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Nunukan menggelar acarta “Anak Berkebutuhan Khusus Menginspirasi Dunia” dalam memperingati hari disabilitas internasional yang jauh pada hari ini, Kamis (03/12/2015).

Mereka menampilkan kemahiran siswa siswa dalam beragam kesenian seperti baca puisi, menari, zappin, menyanyi dan pantomime. Salah satunya adalah Anton siswa kelas 9 tuna rungu. Meski duduk di kursi, Anton cukup lantang membacakan puisi tentang keresahannya atas penilaian masyarakat terhadap anak anak penyandang disabilitas.

Dalam puisi yang ditulisnya tersebut Anton mengajak masyarakat tidak ada lagi diskriminasi terhadap mereka. Karena mereka juga bisa berbuat dan berprestasi seperti anak anak lain.

“Jangan lagi ada diskriminasi, karena kami juga bisa menginspirasi dunia,” ujarnya.

Selain Anton, siswa SLB lainnya seperti Muhammad Aswi juga tidak mau ketinggalan menyuguhkan kepiawaiannya berolah tubuh. Melalui liuk-liukan tubuhnya dalam berpantomim dia menyampaikan pesan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus bisa beraktifitas dan berprestasi seperti anak-anak lainnya.

Muhammad Aswi menggambarkan kegiatan di sekolahnya seperti bersepeda, berolah raga hingga bertanam bunga melalui gerak tubuhnya di panggung sederhana tersebut. Selain itu ada juga Evi yang jago goyang dumang tak luput memeriahkan acara yang dimulai pukul 09:00 wita tersebut.

Kepala Sekolah SLB Negeri Nunukan, Z Simon, mengatakan, selain memberikan ruang untuk berekspresi, siswa SLB acara pagelaran anak berkebutuhan khusus menginspirasi dunia tersebut juga merupakan sosialisasi keberadaan SLB di NUnukan.

Menurutnya masih banyak anak penyandang disabilitas di wilayah perbatasan yang masih kesulitan mengakses sekolah SLB.

“Pasti jawabannya banyak, karena adik yang sekolah di sana (SLB) itu hanya kota Nunukan saja. Belum yang dari Lumbis, belum yang dari Sebatik, Sebuku. Faktor jarak kendala utama. Yang kedua SLB ini belum disosialisasikan secara menyeluruh ke kecamatan kecamatan. Jadi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus belum tahu informasi kalau ada sekolah disini,” ujar Z Simon.

Saat ini SLB Nunukan mendidik 76 anak berkebutuhan khusus dari kelas 1 hingga kelas 3 SMP dengan tenaga pengajar sebanyak 13 guru. SLB Nunukan sendiri saat ini mengaku masih kesulitan membimbing anak autis karena minimnya peralatan terapis. Padahal SLB Nunukan memiliki 5 siswa yangmembutuhkan terapi untuk anak autis. #dim

Comments are closed.