SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Ancaman bencana alam dan kebakaran kini menjadi perhatian serius bagi Pemkot Samarinda. Karena itu, dibutuhkan ketangguhan untuk mengatasi setiap ancaman bencana yang ada.
Trending
- Kapolres Purwakarta sebut sempat kesulitan evakuasi korban kecelakaan
- Polda Jabar sebut 19 kendaraan terlibat kecelakaan di Tol Cipularang
- Kecelakaan KM 92 Cipularang, Kapolda: 17 kendaraan terlibat dan 1 tewas
- Kejati Kaltim geledah kantor pemerintah untuk cari bukti korupsi
- KPK Sebut Inisial AFI Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi di Kaltim
- BMKG catat 19 kali gempa susulan di Berau Kalimantan Timur
- Unjuk Rasa di Depan Kantor DPRD Kaltim Sempat Memanas, Massa Enggan Bubar Sampai Malam
- Pj Gubernur Kaltim Naik Heli Tinjau Banjir Mahulu, Pastikan Infrastruktur Masyarakat
- Banjir Mahakam Ulu, Pemkab Tetapkan Status Tanggap Darurat
- Bantuan Korban Banjir Mahakam Ulu Masih Tertahan di Kutai Barat
Lakukan Identifikaasi untuk Tingkatkan Ketangguhan
Terutama ketangguhan Sumber Daya Manusia (SDM). Namun di sisi lain, tentunya perlu pula dilakukan upaya untuk menekan risiko bencana yang ada.
Salah satunya dengan melakukan identifikasi untuk meningkatkan ketangguhan.
Hal ini disampaikan Pejabat (Pj) Wali Kota Samarinda Meiliana dalam sambutan tertulis yang dibacakana Asisten I Pemkot Samarinda Hermanto saat pembukaan kegiatan pengurangan risiko bencana Kota Samarinda di Balai Kota, Kamis (10/12/2015) kemarin.
Menururt dia, upaya menekan risiko bencana ini tidak bisa terlepas dari pembangunan. Karena itu, sebisa mungkin harus dihubungkan dengan perencanaan pembangunan di Kota Samarinda.
“Bencana merupakan bagian dari tanggung jawab daerah sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang pemerintahan daerah. Intinya kita ingin membangun Kota Samarinda yang tangguh melalui pengarusutamaan PRB (Pengurangan Risiko Bencana, Red) ke dalam pembangunan daerah,” ujar Hermanto.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Robby Hartono menyebut kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan ketangguhan terhadap bencana secara sistematis dan terprogram.
Yang paling utama adalah menilai dan menetapkan ukuran data dasar atau baseline dari tingkat ketangguhan bencana mereka saat itu. Selanjutnya mengidentifikasi prioritas investasi PRB yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan ketangguhan dan memasukkan prioritas ini ke dalam proses Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) untuk dipertimbangkan sebagai isu kunci dalam semua sektor pembangunan.
“Jadi secara berkala kita dapat memantau kemajuan yang dicapai dalam meningkatkan ketangguhan terhadap bencana dengan melaksanakan pengukuran ulang dengan menggunakan ketangguhan daerah dari waktu ke waktu,” jabar Robby sembari menyebut beberapa narasumber nasional yang sengaja dihadirkan untuk kegiatan tersebut. #hms6
Comments are closed.