BeritaKaltim.Co

Buntut Pilgub, Massa Bakar Kantor Pemprov Kaltara

bulungan mencekam bakaranTANJUNG SELOR, BERITAKALTARA.com- Suasana Kota Tanjung Selor yang kelihatan selalu tenang tiba-tiba berubah mencekam, setelah sejumlah massa membakar Kantor Gubernur Kaltara Jalan H Soetadji, Tanjung Selor, Bulungan, Sabtu (19/12/2015).
Aksi pembakaran Kantor Gubernur Kaltara yang menghanguskan sebagian bangunan ruang pertemuan dan 4 mobil operasional pemerintah itu terjadi sekitar pukul 16.00 Wita. Massa mulai mengamuk karena merasa laporan mereka tentang kecurangan Pilkada tidak ditanggapi oleh Bawaslu.
Massa yang menjadi pendukung salah satu pasangan calon gubernur itu sudah berkumpul sejak siang hari. Mereka mendatangi ruang serba guna tempat berlangsungnya rapat pleno KPU. Ketika itu, massa meminta agar pleno dihentikan untuk menunggu laporan mereka mengenai kecurangan Pilgub diproses oleh Bawaslu.
Sejumlah saksi mengatakan, ratusan pengunjuk rasa bergerak mendatangi kantor Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara di Jalan H Soetadji, Tanjung Selor, Bulungan, Sabtu siang. Awalnya massa ini berorasi secara damai di depan gerbang Kantor Pemprov Kaltara.
Namun, beberapa saat kemudian massa mulai beringas menerobos pagar betis polisi dan Satpol PP. Bahkan, kawat berduri yang sempat dipasang pun dirusak saat pengunjuk rasa memasuki kantor dan memecahkan kaca-kaca jendela.
Tak hanya itu, 4 unit mobil dinas Pemprov Kaltara rusak berat karena dibakar dan terlihat kaca-kaca hancur. Beberapa aset milik pemprov juga dirusak, seperti meja dan sejumlah komputer.
Pergerakan massa semakin liar dengan membakar aset-aset milik pemprov lainnya. Paling parah dialami ruangan Humas dan Protokol, ruangan Sekretaris Pemprov Kaltara, dan ruangan Pj Gubernur Kaltara yang berada di sisi depan gedung itu.
Keterangan lain menyebutkan, amukan massa terjadi sebagai buntut pemilihan gubernur Kaltara. Massa membawa bukti-bukti kecurangan seperti politik uang, keterlibatan PNS dan mengadukan ke Bawaslu, namun kurang mendapat tanggapan.
Massa dengan pengeras suara menyampaikan penolakan hasil pilkada yang memenangkan pasangan Irianto Lambrie dan Udin Hianggio.
Pilkada Kaltara yang diselenggaran pada 9 Desember 2015 lalu menyimpulkan hasil hitung cepat dan C-6 pasangan nomor urut 2 yakni Irianto Lambrie dan Udin Hianggio lebih unggul dari pasangan nomor urut 1 yakni Jusuf Serang Kasim-Marthin Billa. Posisinya 53-47 persen.
Saat amukan massa, polisi berusaha menghalau dengan menyemprotkan water canon. Sejumlah anggota TNI dan mobil pemadam juga datang membackup dan memadamkan api yang membakar kantor Pemprov Kaltara.

Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Fajar, kepada Wartawan, malam harinya mengatakan, situasi sudah ditangani. Petugas sudah membubarkan ribuan massa yang berkumpul.
“Ada 600 personel yang masih berjaga. Situasi berangsur kondusif dan massa sudah bubar,” tegas Fajar. Provinsi Kaltara masih di bawah yuridiksi Polda Kaltim.
Aksi massa itu mendapat perhatian secara nasional. Bahkan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti ikut menanggapi bahwa setiap pengunjuk rasa dalam penyampaian aspirasinya harus disertai pemberitahuan dan harus sesuai dengan prosedur.
“Jika aksi demonstran tanpa pemberitahuan maka Polri berhak untuk membubarkannya, demo sudah ada aturan mainnya dan setiap pengunjuk rasa yang merusak fasilitas umum, aset negara dan lainnya merupakan tindakan anarkis, dan akan kita tindak tegas. Polri harus tetap profesional menangani kasus pilkada di daerah, termasuk konflik masyarakat menghadapi pilkada ini,” ujar dia.
Polisi tidak mendiamkan peristiwa pembakaran gedung serbaguna di komplek kantor Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara). Polisi tengah mengejar para pelaku pembakaran.
“Kami akan lakukan tindakan paksa. Kami akan tangkap para pembakar gedung itu,” jelas Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Fajar. #le

Comments are closed.