SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Sudah puluhan tahun negara ini merdeka dan provinsi ini berdiri, akan tetapi pemerintah baik pusat hingga daerah dinilai masih belum mampu memberikan kebutuhan dasar masyarakat berupa listrik yang memadai.
Kaltim sendiri sebagai daerah yang kaya belum mampu memberikan pelayanan listrik yang maksimal karena tidak sedikit daerah yang terbatas dalam menerima listrik, bahkan belum merasakan adanya listrik di kampung mereka.
Salah satu daerah yang menjadi bukti belum merdeka soal listrik adalah Kampung Penyinggahan dan Kampung Tering Kabupaten Kutai Barat, yang masih menerima pelayanan listrik sangat terbatas.
“Ketika saya melihat langsung kondisi yang dikeluhkan warga tersebut beberapa waktu lalu itu jujur saja timbul keprihatinan. Bagaimana tidak, pembangunan hanya berfokus pada daerah perkotaan dengan segala fasilitasnya. Sedangkan mereka yang di kampung-kampung masih jauh tertinggal,” beber Anggota DPRD Kaltim Ahmad.
Dicontohkannya, Kampung Penyinggahan meminta kepada pemerintah untuk bisa menyediakan penambahan alat atau mesin pembangkit listrik karena listrik hanya ada pada pukul 5 sore hingga pukul 12 malam.
Warga menuntut bisa menerima fasilitas listrik satu hari penuh dan sebagai bentuk perhatian pemerintah. Mereka juga mendesak PLN untuk membangun fasilitas yang permanen seperti tiang listrik dan lampu penerang jalan.
Ahmad menjelaskan kondisi tidak jauh beda juga dialami oleh warga Kampung Tering yang mengeluhkan seringnya mati lampu akibat pasokan daya listrik yang sangat minim sehingga perlu adanya penambahan daya sebagai bentuk solusi.
“Masalah listrik ini untuk era sekarang merupakan hal yang krusial karena banyak keterkaitan dampak bagi sejumlah bidang pembangunan. Mulai dari ekonomi, pendidikan hingga kesehatan,” jelas Ahmad.
Oleh sebab itu dampak dari pasar bebas yang paling banyak merasakan efeknya adalah mereka yang di perkampungan, sehingga butuh perhatian dari pemerintah melalui penyediaan kebutuhan dasar listrik yang memadai agar suatu daerah mampu mengejar ketertinggalan dari daerah lain, “Bagaimana pendidikan mau berkembang kalau listriknya saja terbatas. Belum bicara mereka yang mau usaha tanpa listrik. Ya susah, sehingga pada akhirnya menjadi daerah tertinggal jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Kaltim,” ujar Ahmad. #adv/bar/oke
Comments are closed.