Dari angka rencana investasi sektor tekstil di tahun 2015 tersebut sebesar Rp 13,1 triliun, porsi asing masih mendominasi dengan angka Rp 7,7 triliun (58 persen), sedangkan kontribusi dari domestiknya mencapai Rp 5,4 triliun (42 persen). Sementara untuk sektor sepatu, kontribusi terbesar dari investasi asing dengan nilai mencapai Rp 4 triliun (95 persen), kemudian dari dalam negeri tercatat Rp 266 miliar (5 persen).
Lebih lanjut, Franky menyampaikan upaya pemerintah mendorong investasi padat karya tercermin dalam beberapa paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Di antaranya paket ekonomi jilid III tentang discount tariff hingga 30 persen untuk pemakaian pukul 23.00-08.00 dan penundaan pembayaran hingga 40 persen untuk industri padat karya dan industri berdaya saing lemah, paket ekonomi jilid IV tentang PP 78/2015 yang memberikan kepastian formula pengupahan bagi investor, serta paket jilid VII tentang tax allowance serta subsidi PPH 21 sebesar 50 persen untuk sektor padat karya dengan memenuhi beberapa kriteria yang telah ditentukan.
“Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan secara khusus untuk membantu sektor padat karya tersebut, dapat mendorong investasi di sektor tekstil dan sepatu tetap berkembang di masa mendatang,” imbuhnya.
Realisasi investasi Januari-September 2015 mencapai Rp 400 triliun, meningkat 16,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sebesar Rp 342 triliun. Realisasi investasi tersebut sudah mencapai 77 persen dari target realisasi investasi tahun 2015 Rp 519,5 triliun.
Dari realisasi investasi Januari-September tersebut, PMDN meningkat 16,4 persen sebesar Rp 133,2 Triliun diibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sementara realisasi investasi PMA naik 16,9 persen sebesar Rp 266,8 Triliun. Dari sisi tenaga kerja realisasi investasi sepanjang Januari-September 2015 juga menyerap tenaga kerja sebanyak 1.059.734 orang, naik 10,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014, sebesar 960.336 orang.
Comments are closed.