SAMARINDA.BERITAKALTIM.Com-Naiknya harga barang konsumsi di bulan Desember 2015 membuat nilai tukar petani (NTP) Kaltim tertekan, anjlok 0,73 persen dibandingkan di bulan November 2015 98,02. Secara kumulatif NTP Kaltim di Desember 2015 tercatat 97,31.
“Bulan Desember lalu, NTP turun karena dipengaruhi indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan 0,11 persen, sementara indeks harga yang harus dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga dan BPPBM (Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal) mengalami peningkatan 0,62 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim, Aden Gultom dalam penjelasan resminya tentang Perkembangan NTP Kaltim Desember 2015.
Menurutnya, dari pemantauan harga-harga pedesaan di kabupaten-kabupaten se-Kaltim dan Kaltara, dengan tahun dasar 2012, NTP anjlok atau mengalami defisit, atau penurunan daya beli, karena kenaikan penerimaan hasil produsksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga input produksi dan kebutuhan konsumsi rumah tangga.
NTP yang turun itu meliputi tiga subsektor yakni subsektor NTPH (Hortikultura) turun 1,21 persen atau posisi akhir Desember 90,65, NTPR ( Perkebunan Rakyat) turun 2,36 persen dengan NTP akhir 96,90, dan NTPN (Perikanan) turun 0,80 persen dengan NTP Desember menjadi 97,40.
“Sedangkan dua subsektor lainnya, yakni NTP-Tanaman Pangan naik 0,08 persen, sehingga posisinya di bulan Desember 97,09 dan NTP-Peternakan naik sebesar 1,15 persen ke posisi 105,87,” kata Gultom.
Dijelaskan, sepanjang Desember 2015, indeks harga yang diterima petani menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani, dimana secara gabungan mencapai 117,26 atau mengalami penurunan 0,11 persen dibandingkan yang diterima bulan November 2015.
Indeks harga yang mengalami penurunan itu berasal dari subsektor tanaman hortikultura (-0,55%), perkebunan rakyat (-1,68%), dan perikanan sebesar (-0,33%). Indeks harga yang naik yang diterima petani dari subsektor tanaman pangan, naik 0,68 persen dan peternakan naik 1,78 persen.
Rata-rata indek yang harus dibayar petani disemua subsektor di Kaltim untuk keperluan konsumsi rumah tangga berkisar antara 122.26 -124.33. Sedangkan untuk BPPBM berkisar antara108.70 tertinggi 120.14.
Sedangkan penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Utara BPS Kaltim mencatat per September 2015 tercatat mencapai 40.930 jiwa atau naik 1.240 jiwa (0,08 persen) dibandingkan jumlah penduduk miskin di bulan Maret 2015 yang hanya 39.690 jiwa. Total penduduk miskin dibandingkan total jumlah penduduk Kaltara adalah 6,32 persen.
Penduduk miskin itu yang tinggal di pedesaan 27.610 jiwa dan tinggal di perkotaan sebanyak 13.320 jiwa,” kata,” kata Aden Gultom dalam penjelasan resminya tentang Tingkat kemiskinan di Kaltara September 2015.
Kemudian dalam periode yang sama, lanjut Gultom, garis kemiskinan (GK) naik sebesar 3,67 persen yaitu dari Rp475.620,oo per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp493.086,oo per kapita per bulan pada September 2015.
Sedangkan indeks kedalaman kemiskinan (P1) pada periode yang sama turun dari 0,790 di bulan Maret menjadi 0,703 di September 2015. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan (P2) turun dari 0,177 menjadi 0,168 dalam periode yang sama.
“Jadi di Kaltara, jumlah penduduk miskin baik di perkotaan maupun pedesaan secara absolut naik di Maret-September 2015. Penduduk miskin itu adalah penduduk yang memiliki rat-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan, dimana di September besarannya Rp493.086,oo atau 2.100 kalori perkapita per hari,” kata Gultom.
Ditambahkan komoditi makanan penyumbang kemiskinan, terutama saat harganya bergerak naik untuk penduduk miskin perkotaan adalah beras, rokok, telur ayam ras, mie instan, bandeng, dan gula pasir, dimana pengaruhnya dari 4,59 persen sampai 28,64 persen.
Sedangkan komoditi makanan penyumbang terbesar untuk garis di pedesaan adalah beras, gula pasir, rokok, bandeng, telur ayam ras, dan mie instan.
Komoditi nonmakanan penyumbang garis kemiskinan di perkotaan diurutan tujuh teratas adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, air, perlengkapan mandi, dan minyak tanah. Sedangkan di perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi, pendidikan, barang kecantikan, dan kayu bakar.#into
Comments are closed.