SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Komisi IV DPRD Kaltim melakukan kunjungan kerja ke Lombok Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (20/1/2015). Kunjungan itu dalam rangka mediasi bersama Dinas Pariwisata Lombok terkait pemanfaatan objek pariwisata daerah demi mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) di wilayah masing-masing.
Rombongan Komisi IV dipimpin Ketua Komisi, Zain Taufik Nurrohman didampingi sejumlah anggota Hermanto Kewot, Ferza Agustia, Gunawarman, Mursidi Muslim, Selamet Ari Wibowo dan Sekretaris Komisi, Rita Artaty Barito. Rapat bersama Dinas Pariwisata NTT tersebut dimulai dengan pemaparan sejumlah pesona pariwisata yang ada di Lombok beserta sejumlah even yang rutin digelar tiap tahun dalam memanjakan turis lokal dan asing yang berkunjung.
“Lombok mendapat support dari pemerintah provinsi dengan baik, terutama dalam hal pembiayaan pengembangan sektor pariwisata tertinggal sehingga bisa menjadi terkenal. Hal ini yang akan kita coba terapkan di Kaltim. Bagaimana pemerintah saling bersinergi dalam upaya memajukan sektor pariwisata,” kata Zain Taufik Nurrohman.
Senada, Rita Artaty Barito juga mengatakan jika Kaltim masih kurang koordinasi terkait sektor pariwisata di Kaltim, terutama dalam hal pembiayaan pengembangan sektor pariwisata tertinggal. Padahal, Kaltim setidaknya memiliki 56 objek wisata yang terdiri dari wisata alam dan dibaur dengan budaya daerah, keraton, sejarah, dan bahari yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota.
Sebenarnya, banyak yang bisa dikembangkan dari pariwisata Kaltim ini, misalnya wisata bahari Pulau Derawan, Danau Jempang, Taman Anggrek Kersik Luway, Air Terjun Jentur Gemuruh dan Laman Adat di Desa Tering di Kabupaten Kutai Barat. Selain itu, masih ada juga Kebun Raya Unmul Samarinda, Wisata Batu Dinding, kawasan wisata Desa Budaya Pampang, Upacara Pelas Tahun, Air Terjun Tanah merah dan lokasi kerajinan Sarung Samarinda.
“Itu belum lagi di kabupaten dan kota lain di Kaltim. Jika saja perhatian pemerintah lebih besar maka sektor-sektor tersebut akan bisa dikembangkan dan meraih taraf pariwisata internasional,” kata Rita Barito.
Lebih lanjut, dalam mengembangkan sektor ini diperlukan kerangka bersama agar lebih menampilkan exotic and unique culture Borneo, adventure dan lainnya yang menampilkan corak tertentu pada masing-masing daerah. Sehingga membuka ruang bisnis pariwisata yang dapat ditangkap dan dikembangkan para pelaku dunia usaha.
“Apalagi jika ditambah dengan kucuran APBD yang ada, harusnya infrastruktur jalan menjadi prioritas utama. Sebab, jika hal ini teratasi tidak hanya wisata yang bisa berkembang, secara langsung ekonomi masyarakat pedalaman juga ikut terangkat,” paparnya.
“Selain itu, promosi wisata ke provinsi lain yang dikemas dalam bentuk diskusi dan pemaparan dan dialog dengan warga setempat juga perlu diperbanyak lagi. Hal ini yang telah dilakukan Dinas Pariwisata Lombok, maka dari itu seluruh masyarakatnya bisa bahu-membahu mengembangkan sektor pariwisata di daerahnya masing-masing,” kata Rita Barito. #adv/tos/gg/oke
Comments are closed.