BeritaKaltim.Co

Evakuasi Anggota Gafatar Jangan Munculkan Masalah Baru

Evakuasi Anggota Gafatar Jangan Munculkan Masalah Baru
Pengungsi Gafatar di markas PMI Bulungan. Meski sudah memasuki hari ketiga, para pengungsi ini masih dalam kondisi sehat

TANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.COM – Kapolres Bulungan AKBP Ahmad Sulaiman melalui Kasat Intelkam Polres Bulungan AKP Prayitno, mengatakan warga yang diduga berafiliasi dengan organisasi kemasyarakatan (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), adalah mereka yang masih aktif sebagai anggota Gafatar. Karena itu, tidak bisa dikatakan eks atau mantan.

“Mereka (anggota Gafatar, red) ini tidak bisa disebut eks sebab masih aktif dalam kegiatan Gafatar secara rutin terkoordinir,” kata Prayitno kepada awak media di Tanjung Selor, Selasa (26/1/2016).

Kegiatan yang dilakukan selama ini diantaranya, kegiatan sosial kemasyarakatan. Hanya saja setiap kegiatan yang dilakukan tidak terekspos ke publik secara terbuka, mengingat keberadaan ormas ini tidak mendapat persetujuan dari pemerintah. Karena itu, gerakan yang dilakukan tertutup tetapi masih aktif secara terus menerus mendapat pembinaan dari ketua mereka.

Diantara kegiatannya yang rutin dilakukan, seperti perkumpulan kegiatan pengajian, kegiatan pengolahan pertanian dan beberapa kegiatan terstruktur lainnya. Seperti diketahui, sebelumnya anggota Gafatar di Bulungan ini dievakuasi oleh pemerintah daerah dari tempatnya ke markas PMI Bulungan untuk menghindari adanya aksi anarkis masyarakat.

Jika kemarin Senin (25/1/2016) sebanyak 118 anggota Gafatar sudah dievakuasi. Maka, Selasa (26/1/2016) jumlah anggota Gafatar yang sudah berhasil dievakuasi sebanyak 124 orang.

Wakil Ketua Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Kaltara Ahmad Hasan, S.Pi meminta kepada pemerintah daerah untuk memperlakukan anggota Gafatar ini sama dengan warga masyarakat lainnya. Hanya saja, harus ada pembinaan secara keseluruhan baik pada sisi keyakinan maupun dari sisi kemanusiaannya.

Hal itu dikemukakan, untuk menghindari akan munculnya masalah baru. Padahal tujuan dilakukannya evakuasi dari tempat mereka tinggal untuk menghindari masalah, maka jangan sampai setelah pindah ke penampungan sementara justru menimbulkan masalah baru.

“Warga kita yang masuk Gafatar ini, karena ketidak tahu apa itu Gafatar. Sehingga perlu diberi pemahaman, terutama pemahaman mesalah aqidah,” kata Ahmad Hasan.

Yang perlu dipahami masyarakat, Gafatar ini bukan teroris. Karena selama ini kegiatan yang dilakukan tidak sama dengan kegiatan yang melakukan pem-boman dimana-mana. Sebaliknya yang mereka gerakkan selama ini diantaranya ingin mendirikan keyakinan sendiri dengan menggabungkan tiga agama sekaligus yakni Islam, Injil dan Zabur.

“Maka itu, mereka ini harus dibina betul berkaitan dengan aqidah. Sebab kasian mereka yang tidak tahu apa. Bahkan anak-anaknya, sudah tidak sekolah lagi, padahal memiliki masa depan panjang,” ujarnya.

Sementara itu, seorang anggota Gafatar yang ikut di evakuasi yang minta jati dirinya tidak ditulis mengatakan ikut dalam ormas Gafatar ini sebelumnya tidak mengetahui jika ormas ini ilegal. Terlebih pihak pengurus sebelumnya dijanjikan berbagai pekerjaan diantaranya bertani dan beberapa usaha lain. Yang jadi persoalan dihadapi pihaknya, lanjut ibu tiga anak ini, jika dipulangkan ke kampung halamannya di Pulau Jawa. Sebab mereka sebelum ke Bulungan, rumah dan harta benda yang ada di Jawa, sudah dijual habis. Sehingga jika dikembalikan, maka tempat tinggal dan tempat usaha sudah tidak ada lagi. #ISM

Comments are closed.