SAMARINDA. BERITAKALTIM.COM – Banyaknya korban Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah daerah di Kalimantan Timur salah satunya Kabupaten Berau, membuat Syafrudin, politikus asal Dapil Sangatta, Kutai Timur dan Berau prihatin. Sebab banyaknya kebutuhan darah untuk pasien tidak didukung blood bank atau bank darah berupa lemari pendingin khusus penyimpan stok darah yang memadai.
“Masalahnya justru bukan pada stok darah yang terbatas. Justru stok darah melimpah. Namun yang terjadi di Kabupaten Berau kekurangan lemari pendingin. Khawatirnya kualitas darah tidak terjaga akibat dipaksakan pada lemari yang tersedia,” kata Syafrudin, Selasa (26/12016).
Dihubungi via handphone, Politikus PKB yang sedang mengikuti pelaksanaan Muswil I DPW PKB di Kalimantan Utara ini berjanji akan menindaklanjuti kendala yang dihadapi Berau. Bahkan bukan hanya Berau, jika ada daerah lain yang mengalami kendala serupa juga perlu diperjuangkan demi kesehatan masyarakat. “Kekurangan blood bank pada PMI bukan hanya tanggung jawab pemkab atau pemkot, Pemprov Kaltim juga harus membantu. Nanti akan kami bicarakan dengan gubernur terkait itu,” ungkap Syafrudin.
Komunikasi dengan Gubernur diperlukan untuk mempertegas bahwa memang Pemprov Kaltim hukumnya wajib untuk membantu. Apalagi pada situasi ancaman DBD yang menimpa warga, tercatat di Kaltim sebanyak enam korban. Seperti Berau hingga pertengahan Januari 2016 sebanyak 38 pasien DBD, dan Balikpapan sebanyak 68 kasus. “Belajar dari kasus DBD tahun lalu, jangan sampai ancaman DBD dinobatkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Sehingga ancaman DBD harus diatasi dengan serius agar tidak terus bertambah jumlah penderita dan korbannya,” kata Syafrudin mengingatkan. #adv/lia/oke
Comments are closed.