SAMARINDA. BERITAKALTIM.Com – Sebanyak 121 jiwa anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang bermukim di Kelurahan Tanah Merah, Samarinda, besok (Sabtu 30/01/2016) akan dipulangkan ke daerah asalnya. Mereka itu dipulangkan menggunakan moda transportasi udara. Pembiayaannya dari dana tanggap darurat Pemprov Kaltim.
Hal itu dikatakan Koordinator Pemulangan Anggota Gafatar di Samarinda yang juga Assisten Sekda Kota Samarinda Bidang Kesejahteraan Rakyat, H Ridwan Tassa.
Menurutnya, tenggang waktu beberapa hari telah digunakan Dinas Sosial Kota Samarinda berkkordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Kaltim, dan dinas sosial daerah yang akan menjadi tujuan pemulangan anggota Gafatar.
“Kemudian, dua hari sebelumnya juga digunakan anggota Gafatar mentuk menjual asetnya, baik itu sepeda motor maupun kayu bekas bahan bangunan yang dimilikinya. Kalau tanah yang digunakan berkebun hanya dipinjam dari warga sekitar mereka berkebun,” ungkapnya.
Dengan demikian, setelah anggota Gafatar itu pulang ke daerah tujuannya masing-masing, tidak ada beban bagi Pemkot Samarinda dan Polresta Samarinda untuk menjaga aset yang ditinggal. Asetnya ya cuma kendaraan roda dua dan kayu bangunan yang mereka tempati, serta sayur-sayuran. Mereka bilang mau menjualnya sebelum dipulangkan.
Dari permintaan anggota Gafatar, lanjut Ridwan Tassa, sebanyak 10 jiwa dipulangkan ke Jakarta, 62 jiwa dipulangkan ke Semarang, dan 49 jiwa dipulangkan ke Makassar. Sejak berangkat dari Samarinda masing-masing kelompok berdasarkan daerah tujuan pemulangan, akan dikawal tiga orang petugas pengawal, masing-masing dari Polresta Samarinda, Kodim Samarinda, dan Dinas Sosial Samarinda.
Tentang hal aneh yang dilihat Pemkot Samarinda dan warga di sekitar permukiman anggota Gafatar tersebut, Ridwan Tassa menyebut, anggota Gafatar itu eksklusif, tidak membaur, dan kehidupan sehari-harinya terjadwal begitu rapi, bahkan ada jam harus apel pagi. “Soal iman-nya anggota Gafatar itu tentu yang kompeten menjelaskan yang ahli di bidang agama,” ucapnya.
Asal-usul anggota Gafatar tersebut, dari dialog yang dilakukan, terungkap bahwa 121 jiwa itu berasal dari Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sebelum ke Samarinda, mereka itu mengaku mendapat pendidikan kaderisasi di Papua dan Maluku.
Sebanyak 49 jiwa yang dipulangkan ke Makassar bukanlah berasal dari Sulawesi Selatan, tapi mereka minta dipulangkan ke Makassar untuk hidup bersama dengan anggota Gafatar lainnya yang tidak terusir dari Sulsel.#into
Comments are closed.