TANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.COM – Libur panjang tahun baru Imlek 2016, tak hanya etnis Tionghoa yang memanfaatkan momentum tersebut dalam kegiatan perayaan Imlek. Dibalik itu, masyarakat Bulungan ternyata juga ikut memanfaatkan untuk mengunjungi objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Salah satu pantai yang banyak dikunjungi warga selama hari libur panjang itu, ialah Pantai Kelapa di Desa Pendada, Kecamatan Tanjung Selor. Pantai yang semula sepi senyap tidak ada aktifitas, mendadak berubah menjadi lautan manusia. Pasalnya, sejak Sabtu hingga Senin, 6 s/d 8 Februari 2016, pantai yang berada di sebelah timur Tanjung Selor ini menjadi pilihan alternatif warga untuk mencari hiburan bersama keluarga dan relasi kerja.
Pantai Kelapa ini sebenarnya belum layak dijadikan sebagai objek wisata. Salah satu alasannya, dimana lokasi tersebut belum tersedia fasilitas pelayanan bagi pengunjung. Tapi kenapa pantai ini laris manis dan menjadi pilihan alternatif warga setiap memasuki musim libur. Diantara alasannya, pantai ini memiliki keindahan panorama pantainya yang mampu menghipnotis setiap warga yang berkunjung disana.
Pantai dengan pasirnya yang bersih dan putih dipadu dengan warna air laut kebiruan membuat warga betah datang di Pantai Kelapa ini. Dan inilah objek wisata pantai yang sangat potensial untuk dikembangkan. Meski begitu, sejauh ini Pemerintah Kabupaten Bulungan sepertinya belum fokus terhadap pembangunan objek wisata.
Di hari libur tahun baru Imlek 2016, wisatawan lokal yang berkunjung ke Pantai Kelapa ini tidak kurang 1.000 pengunjung selama 3 hari. Hal itu dilihat dari jumlah kendaraan yang keluar masuk baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
“Pantai Kelapa ini memang alamnya indah. Makanya banyak dikunjungi warga. Selama liburan panjang tahun baru Imlek 2016, pengunjung keluar masuk tidak kurang 1.000 orang,” kata Haji Jayadi tokoh masyarakat Pendada kepada beritakaltim.com di Tanjung Selor, Rabu (10/2/2016).
Dikatakan, Pantai Kelapa ini sejak dulu ramai dikunjungi terutama saat musim libur. Tidak hanya libur nasional, libur sekolah bagi pelajar juga menjadi lokasi yang tidak pernah absen didatangi para wisatawan lokal.
“Cuma sayang, pantai ini tidak dikelola pemerintah. Makanya begini-begini saja. Tidak ada fasilitas pendukung,” kata dia lagi.
Sementara itu, Emy Susilowati (42), salah satu pengunjung Pantai Kelapa mengakui keindahan pantai tersebut. Oleh karena itu, ia minta agar warga tetap menjaga kebersihan Pantai Kelapa ini. Paling tidak, kebiasaan membuang kotoran maupun sampai di pantai, dihilangkan.
Ia juga mengusulkan kepada pemerintah desa setempat untuk mengelola Pantai Kelapa ini menjadi sebuah lokasi wisata yang bisa berkontribusi kepada desa. Terkait teknisnya pihak desa sedianya berkonsultasi dengan Dinas Pariwisata setempat.
“Selama ini kan tidak kontribusinya ke desa. Selain itu, tidak ada pelayanan yang baik kepada pengunjung. Makanya saya sarankan, pantai ini bisa dikelola oleh desa tapi harus professional. Jaga keamanan, ketertiban, kebersihan dan kenyamanan pengunjung,” sarannya. #Ism
Comments are closed.