SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Jumlah guru di beberapa daerah terpencil di Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutai Barat (Kubar) masih sangat terbatas.
Banyak dijumpai satu guru terpaksa mengajar enam kelas dalam waktu bersamaan. Salah satunya dialami Sekolah Dasar Negeri (SDN) 022 Dusun Tanjung Pimping, Desa Tani Baru,Kecamatan Anggana, Kukar. SD yang berada di wilayah delta Mahakam ini, setiap harinya hanya diajar oleh satu guru untuk semua kelas. Kondisi memprihatinkan ini diungkapkan Anggota DPRD Kaltim Baharuddin Demmu yang beberapa waktu lalu reses di dusun tersebut.
“Memprihatinkan, satu guru mengajar enam kelas. Walaupun penyelenggaraan pendidikan tingkat SD dan SLTP sebenarnya merupakan tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota, namun sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah provinsi juga wajib ambil bagian dalam upaya mencerdaskan anak bangsa,” ujarnya.
Diungkapkan, reses pada 2-7 Februari salah satunya di Dusun Tanjung Pimping itu, tersebut warga juga mengeluhkan kondisi belajar mengajar di SD 022 yang hanya diajar oleh satu guru untuk enam kelas. Bahkan tak jarang parasiswa terpaksa pulang karena sang guru mudik ke ibukota kecamatan. Dari penjelasan warga, sebenarnya, guru di sekolah tersebut berjumlah enam orang, dua berstatus PNS dan empat tenaga honor.
Namun orangtua siswa mengaku tidak bisa menekan atau menyalahkan para guru khususnya honorer yang tidak masuk mengajar karena gaji yang diterima juga sangat minim, hanya sekitar Rp 300.000 per bulan.
Menurut Baharuddin, dengan kondisi dimana seorang guru mengajar dari kelas 1 sampai kelas 6 seorang diri tentunya mustahil mengharapkan kualitas pendidikan yang baik. “Kepada instansi terkait, baik di kabupaten maupun provinsi agar serius memperhatikan kondisi ini. Demikian juga pengawasan bagi guru di daerah terpencil harus ditingkatkan agar tidak lari dari tanggungjawab sebagai guru,” harapnya.
Bahar-sapaan akrabnya, juga berharap guru yang ditempatkan di daerah terpencil benar-benar menjalankan fungsinya selaku pendidik dengan tidak meninggalkan tugas sebagaimana sumpah janji saat diangkat menjadi PNS yang menyatakan siap ditempatkan dimana saja di wilayah NKRI.Demikian juga dengan pemerintah Kabupaten/kota maupun provinsi Kaltim agar memberikan pelayanan maksimal baik sarana maupun prasarana bagi guru-guru yang bertugas di daerah terpencil.
“Pemerintah harus memberikan perhatian lebih kepada para pahlawan tanpa tanda jasa (guru) yang telah rela mengabdikan diri di wilayah perbatasan maupun daerah terpencil. Pengabdian para guru harus dibalas dengan kesejahteraan yang memadai,” tandas wakil rakyat asal Desa Sebuntal Kecamatan Marangkayu, Kukar ini.
Keterbatasan layanan maupun sarana dan prasarana pendidikan menurut Bahar, bukan hanya terjadi di Kabupaten Kukar, tapi juga terjadi Kubar. Hasil reses di Desa Kelumpang, Kecamantan Mook Manar Bulatn, Kubar,kondisinya sama. Lembaga pedidikan SMP Negeri Kelumpang hanya memiliki empat tenaga pengajar dengan kondisi ruang belajar yang tidak memadai.
Lanjut dikatakan, selain masalah pendidikan, warga Kubar di pedalaman dan warga Kukar di daerah delta Mahakam juga mengeluhkan sarana kesehatan. Kendati telah dibangun Puskesmas pembantu namun tenaga medisnya lebih sering tidak berada di tempat. Kebutuhan penerangan Listrik dan air bersih juga selalu menjadi keluhan. Perbaikan tanggul tambak dan alat tangkap nelayan juga selalu diminta warga agar diperjuangkan di APBD Provinsi Kaltim. #adv/lia/oke
Comments are closed.