SAMARINDA, BERITAKALTIM.com – Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak pada Sabtu (28/2/2016) telah mencanangkan Kaltim Bebas Lokalisasi Prostitusi tahun 2019 dengan melakukan tahapan penutupan lokalisasi di KM 10 Loa Janan dan di Simpang Kitadin Kabupaten Kutai Kartanegara.
Pencanangan Kaltim bebas lokalisasi prostitusi ini dihadiri oleh Menteri Sosial RI Khofifah Inda Parawansa dan Bupati Kukar Rita Widyasari serta pihak dari kepolisian dan TNI serta sejumlah tokoh masyarakat di Kaltim.
Gubernur Kaltim dalam sambutannya menyampaikan bahwa penutupan lokalisasi dilakukan secara bertahap dengan mengedepankan langkah agar tidak menimbukan keributan. “Harus dilakukan sosialisasi terlebih dahulu, perlu ada pendekatan antar semua pihak dan semuanya itu harus terencana dengan matang,” katanya.
Persoalan kemiskinan sudah menjadi faktor utama para Wanita Tunas Susila (WTS) untuk mencari makan dan hidup di Kaltim. Apalagi, di Kaltim sudah dikenal sebagai daerah yang sangat terbuka dalam memberikan kehidupan yang layak.
“Persoalan seperti itu harus segera di selesaikan. Kita harus temukan bagaimana solusinya. Dengan penutupan ini, tidak usah kawatir. Pemerintah sudah memberikan jaminan hidup. Kita lakukan pembinaan dan pelatihan agar memiliki keterampilan berusaha. Yang jelas, dengan penutupan ini, para pelaku akan diberdayakan untuk meningkatkan taraf hidupnya,” katanya.
Awang menambahkan, bahwa setiap penutupan lokalisasi biasanya diwarnai dengan keributan seperti di Kalijodo Jakarta dan Dolly Jawa Timur. Namun, berbeda dengan Kaltim yang penutupan lokalisasinya tidak diwarnai dengan keributan.
“Alhamdulillah tidak ada keributan. Kaltim tetap aman dan kondusif karena ada jaminan hidup buat para pelaku. Kita tutup lokalisasi dan langsung kita berikan aktivitas khusus kepada para pelaku (eks WTS) agar mandiri dengan melakukan pekerjaan seperti menjahit, memasak, kecantikan dan kegiatan lainnya yang diinginkan para pelaku,” katanya.
Berdasarkan data, di Kaltim masih terdapat 35 lokalisasi dengan jumlah WTSnya sebanya 4.035 wts. “Saya berharap setelah pencanangan penutupan lokalisasi secara bertahap ini, Kaltim akan bebas prostitusi 2019 sejalan dengan pencanangan gerakan Indonesia bebas lokalisasi prostitusi 2019,” katanya.
Menteri Sosial RI Khofifah Inda Parawansa mengucapkan terima kasih kepada Gubernur Kaltim, Bupati Kukar dan sejumlah pihak yang membantu proses penutupan lokalisasi di KM 10 Loa Janan dan Simpang Kitadin.
“Memang dalam penutupan lokalisasi itu tidak ada yang sim salambim. Tapi, perlu beberapa tahapan. perlu ada persiapan dalam menata kehidupan para pelaku. Mudah-mudahan ini akan menjadi bagian dari penguatan produktivitas dan penyejahteraan lahit batin dari masyarakat kukar dan Kaltim,” katanya. #rus
Comments are closed.