BeritaKaltim.Co

Ini Alasan Khofifah Indar Parawansa Menutup Muswil VII KKSS Kaltim

2ee99bba-ef3b-44b3-924f-6f68a149dccfSAMARINDA, BERITAKALTIM.com – Orang yang suaminya berasal dari Sulawesi Selatan adalah anggota biasa, bukan anggota luar biasa atau kehormatan, bahkan berhak memilih dan dipilih sebagai Ketua Umum BPP KKSS.

Kalimat ini datang dari Wakil Ketua Umum BPP (Badan Pengurus Pusat) KKSS (Keruklunan Keluarga Sulawesi Selatan), DR H Andi Jamarro Dulung.

Pertanyaan yang selalu muncul di kalangan warga KKSS setelah Pak Jusuf Kalla, siapa yang bisa membanggakan, membuka harkat martabat kita sebagai warga KKSS?

“Saya kira jawabannya jelas, bahwa Ibu Khofifah Indar Parawansa sebagai warga KKSS bisa mengangkat derajat dan martabat kita sebagai warga Bugis Makassar,” ujar Andi Jamarro di malam penutupan Muswil VII KKSS Kaltim.

Ditegaskannya, meskipun di KKSS ini tidak boleh berpolitik tetapi dia harus cerdas berpolitik. Dia harus melahirkan politisi yang unggul.

“Itulah KKSS, benderanya harus dilipat lalu kemudian stempelnya harus disimpan, tidak boleh dibawa ke mana-mana karena memang tidak boleh KKSSnya berpolitik tetapi boleh saja kita membentuk relawan, tapi orangnya itu-itu saja, tidak usah dirobah,” serunya.

Karenanya, kedatangan Khofifah Indar Parawansa ke Samarinda, selain agenda Kementerian Sosial RI dia selaku anggota biasa dan anggota Dewan Penyantun KKSS juga didaulat menutup Muswil (Musyawarah Wilayah) VII KKSS Provinsi Kalimantan Timur, Sabtu malam (27/2/2016) di Hotel Bumi Senyiur Samarinda.

“Allah menciptakan seluruh Indonesia putih semua, tapi kenapa kemudian Allah sebar-sebarkan, ada Bugis Makassar di Kaltim, ada Bugis Makassar di Kalteng, ada Bugis Makassar di Eropa, ada Bugis Makassar di Amerika dan seterusnya,” kata Khofifah menyitir salah satu ayat dalam Al Qu’an saat menyampaikan sambutannya.

Kalau ayat ini memberikan penjelasan kepada kita, lanjut mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan 1999-2001 ini, keberagaman itu antara lain adalah supaya kita masing-masing berfasantun qhoiroh.

“Di manapun warga Bugis Makassar, dia akan memberikan yang terbaik dan bermanfaat bagi masyarakat. Di manapun kita berada kita akan memberikan manfaat bagi seluruh sekitar lingkungan kita,” kata sarjana strata II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia ini.

Terkait masalah klasifikasi lokalisasi di Kaltim secara nasional, menurut Ketua Umum Muslimat Nahdatul Ulama ini, sesuai data di Kementerian Sosial dan dicocokkan sama Kadissos Kaltim, dulu nomor satu Jawa Timur 41 lalu nomor dua Kaltim 35, nomor tiga Jawa Barat 13.

“Jadi sekarang ini antara nomor satu dengan nomor dua jauh sekali karena Kaltim 35 Jawa Barat 13 lalu Babel 13. Saya sampaikan sama Pak Andi Jamarro, iya karena juga punya komandan di Jakarta, Daeng Azis,” katanya berkelakar dan disambut gelak tawa hadirin.

PR-PR seperti ini, ujarnya, di mana pun kita berada kita selalu melakukan kebaikan yang satu dengan kebaikan yang lain. Kebaikan yang satu demi kebaikan yang lain, maka ini akan menjadi top refren bagi kehidupan kemasyarakatan di manapun.

“Karena ada solusi khas yang luar biasa yang dimiliki oleh Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan termasuk IWSS ketika kita ke belahan manapun kalau Saya lihat bajunya ibu-ibu, kita langsung merapat karena memang ada kedekatan yang terbangun meskipun kedekatan itu berangkatnya dari suami Saya. Tapi karena memang sejak Saya dinikahi, Saya langsung dikasih seragam itu,” imbuhnya.

Jadi, apa yang kemudian terbangun, menurut mantan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ini, adalah bahwa dia ingin sampaikan sesuatu yang menjadi contributor tertinggi menurutdia, bagi peningkatan kualitas SDM di negeri ini adalah semangat orang-orang Sulawesi Selatan untuk terus belajar, belajar dan belajar.

Comments are closed.