Anggun Cipta Sasmi

BERITAKALTIM.COM – Sedikit cerita tentang Seorang Penyanyi Indonesia atau anak bangsa yang berhasil memasuki kanca musik internasional dan membawa harum nama Indonesia.

Dia adalah Anggun Cipta Sasmi yang lahir di Jakarta 29 April 1974.(Umur 35 Tahun) Ia merupakan putri dari Darto Singo, seorang seniman Indonesia dan Dien Herdina, seorang perempuan yang masih kerabat Kerarton Yogya Karta. Nama Anggun mencapai puncak popularitasnya di tahun 1990 setelah merilis singel berjudul “Mimpi” kemudian disusul “Tua Tua Keladi” dan “Takut” yang menjadi hits saat itu. Anggun berhasil meraih penghargaan sebagai “Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991. Di tengah puncak popularitasnya sebagai lady rocker di Indonesia, Anggun malah memutuskan untuk menikah muda pada tahun 1992 dengan Michel de Ghea, seorang warga Negara Perancis. Meskipun demikian, ternyata popularitas Anggun tidak meredup. Ia kemudian berhasil menjadi penyanyi termuda yang mendirikan perusahaan rekamanya sendiri, PT Bali Cipta Record. Selain telah memiliki perusahaan rekaman sendiri, Anggun juga telah memproduseri sendiri albumnya. Anggun telah merilis sebanyak 5 album solo yaitu “Dunia Aku Punya”(1986), “Anak Putih Abu Abu”(1991), “Nocturno”(1992), “Anggun C Samsi… Lah..!!!”(1993) dan “Yang Hilang”(1994), ditambah belasan singel dan kompilasi lainnya.

Pada tahun 1994, Anggun memutuskan untuk meninggalkan kariernya di Indonesia guna mewujudkan impiannya menjadi penyanyi bertaraf internasional. Ia kemudian menjual perusahaan rekamannya dan hijrah ke Eropa bersama suaminya, Michel de Ghea. Anggun menetap diLondon, Britania selama setahun untuk memulai kariernya lagi dari bawah. Ia rajin mengirim demo rekaman ke berbagai studio di Britania dan juga pergi ke klub-klub untuk memperkenalkan dirinya sebagai penyanyi. Biaya hidup yang tinggi di London, membuat uang hasil penjualan perusahaan rekaman Anggun habis sedikit demi sedikit. Anggun pun harus menerima kekecewaan dimana semua demo rekamannya tidak mendapat respon positif. Anggun akhirnya berada pada kesimpulan bahwa kariernya tidak akan pernah tumbuh di Britania dan berencana untuk memulai karier di negara Eropa lain. Ia sempat berniat pindah ke Belanda, namun kemudian ia beralih ke Perancis. Dua tahun setelah meninggalkan Indonesia, Anggun akhirnya berhasil bertemu dengan Erick Benzi, salah seorang produser besar Perancis yang pernah menangani album sejumlah penyanyi kenamaan seperti Celine Dion, Jean-Jacques Goldman dan Jhonny Hallyday. Benzi terpikat oleh kemampuan vokal Anggun dan seketika menawarkannya untuk rekaman album. Anggun kemudian terbang ke Manila, Filipina untuk mengikuti audisi Sony Music International. Dalam audisi tersebut, Anggun berhasil menyisihkan para penyanyi dari berbagai negara hingga akhirnya berhasil mendapat kontrak Sony untuk 5 album. Sebelum masuk dapur rekaman, Anggun mempelajari bahasa Perancis di Alliance Française selama sebulan.

Pada tanggal 24 Juni 1997, album pertama Anggun bertajuk Au nom de la lune dilepas ke pasaran Perancis. Singel pertama Anggun, “La neige au Sahara”. Singel ini tercatat sebagai lagu yang paling sering diputar di radio-radio Perancis tahun 1997 dan menjadi salah satu Hit Summer ‘97. Melalui album ini, kini Anggun berubah total dari seorang penyanyi rock tomboy menjadi penyanyi pop yang romantis dan sensual. Album yang memuat elemen world music ditambah bunyi-bunyian instrumen tradisional Indonesia (tambur, seruling, kemiri) ini berhasil mereguk sukses dengan penjualan lebih dari 150.000 kopi di Perancis dan Belgia, menjadikannya seorang artis berbangsa Indonesia pertama yang berhasil meletakkan nama sejajar dengan artis-artis Perancis yang ada. Setahun berikutnya, Anggun meluncurkan versi bahasa Inggris dari album pertamanya dengan judul Snow on the Sahara. Album ini dirilis resmi di lebih dari 33 negara di Eropa, Asia, dan Amerika. Album ini berhasil meraih sukses dengan penjualan mencapai lebih dari satu juta keping, menjadikan Anggun sebagai penyanyi Asia terlaris di luar Asia. Singel “Snow on the Sahara” seketika menjadi hit dan berhasil mencapai posisi puncak di 15 negara, termasuk Italia dan Spanyol. Pada tahun 1999, singel ini juga berhasil menduduki posisi Top 5 pada UK Club Charts di Inggris dan terpilih sebagai lagu promo jam tangan mewah dunia

Anggun juga memutuskan melepaskan kewarganegaraan Indonesia-nya. Perpindahan kewarganegaraan Anggun ini sempat menuai kontroversi di tanah air dan banyak pihak mempertanyakan nasionalismenya. Pada acara Kick Andy tahun 2006, Anggun menyatakan bahwa ia berpindah kewarganegaraan akibat susahnya birokrasi KBRI sehingga menyusahkannya sebagai penyanyi yang punya jam terbang cukup tinggi di luar negeri. Anggun juga menyatakan bahwa yang berganti hanyalah warna paspornya, sementara ia sampai kapanpun akan tetap menjadi orang Indonesia.