PADANG, BERITAKALTIM.com- Gempa berkekuatan 7.8 SR terjadi di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Sampai pukul 22.00 WIB, komunikasi ke Kepulaun Mentawai masih belum bisa dilakukan via telepon.Warga Mentawai yang kebetulan tengah berada di luar kota pun kebingungan memastikan kabar kerabat mereka.
Salah satunya adalah Defti Seminiora, Kadis Pariwisata Kabupaten Mentawai. Defti kebetulan hari ini berada di Jakarta untuk bertemu dengan Kemenpar guna membahas acara ‘Pesona Mentawai’.
“Saya coba terus untuk kontak keluarga dan teman-teman, belum ada yang bisa,” kata Defti dalam perbincangan, Rabu (2/3/2016).
Defti mengontak keluarga dan koleganya yang ada di sejumlah kecamatan di Mentawai. Namun belum ada respons.
“Saya sampai telpon Polres, TNI AL yang di sana. Tidak bisa juga. Satu pulau itu tidak bisa semua,” kata Defti.
Defti juga sudah mencoba mengontak Bupati Mentawai Yudas Sabagalat. Hasilnya nihil.
“Pak Bupati saya kontak tidak bisa. Saya bingung. Mohon doanya semoga tidak ada apa-apa,” kata Defti.
Sementara kepanikan terjadi di Kota Padang. Warga berhamburan keluar rumah dan mencari tempat tinggi setelah diumumkannya potensi stunami. Namun peringatan tsunami di Kota Padang telah dicabut sekitar pukul 22.00. Hal itu diumumkan lewat petugas kepolisian yang melakukan patroli di jalan-jalan.
“Tadi polisi sudah keliling-keliling, lewat pengeras suara mengumumkan peringatan tsunami sudah dicabut,” ujar warga Padang, Coki.
Coki mengatakan, meski sudah diberikan informasi tsunami dicabut, warga tetap memilih berjalan ke lokasi dataran tinggi. Menurut Coki, warga panik sehingga bem berani masuk rumah.
“Pada pilih di jalanan dan bergerak ke dataran tinggi, mungkin mereka masih panik,” ujarnya.
Sedangkan untuk kondisi di Kepulauan Mentawai, Coki mengaku belum bisa mengontak teman-temannya.
“Dari sejam lalu saya kontak teman-teman yang ada di sana tapi hp nya enggak ada yang aktif,” ujarnya.
Meski sudah pengumuman dari mobil patroli polisi, namun belum ada pengumuman resmi dari BMKG.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah membuat analisis awal soal gempa di Kepualauan Mentawai, Sumatera Barat. Penyebabnya adalah pergeseran lempeng di lempeng Indo-Australia.
“Sumber gempa dari sistem patahan Investigator Fracture Zone (IFZ) di Samudera Hindia menyebabkan pergeseran lempeng secara mendasar, sehingga tidak akan membangkitkan tsunami besar, berupa sistem sesar transform,” kata Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (2/3/2016).
IFZ adalah patahan kerak samudera di lempeng Indo-Australia. Gempa di Mentawai ini mirip dengan gempa di Simeulue, Aceh, 11 April 2012 lalu.
“Mirip gempa di barat daya Simeulue pada 11 April 2012. Goncangan dirasakan di Padang III MMI (lemah). Laporan sementara aman,” ujar Sutopo.
Sutopo menegaskan belum ada informasi soal kerusakan ataupun korban jiwa dari gempa ini. Namun memang belum ada komunikasi dengan warga Mentawai.
“Dilaporkan bahwa kondisi di daratan Sumatera masih aman. Sedangkan komunikasi dengam BPBD Mentawai masih terus dilakukan. Belum ada laporan korban jiwa, kerusakan dan informasi datangnya tsunami di pantai barat Sumatera mulai dari Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu dan Lampung. BNPB masih terus berusaha memperoleh informasi dari BPBD,” tutur Sutopo. #det
Comments are closed.