BeritaKaltim.Co

RPU Pasar Segiri Ditutup, Pasokan Tetap Aman

Rumah potong ayam di Pasar Segiri mencemari Sungai Karang Mumus
Rumah potong ayam di Pasar Segiri mencemari Sungai Karang Mumus

SAMARINDA.BERITAKALTIM.COM – Penutupan rumah potong ayam, tepat rumah potong unggas (RPU) di Pasar Segiri tidak akan menganggu pasokan ayam potong untuk kebutuhan sehari-hari. Pasokan akan tetap aman. Kebutuhan ayam potong bisa dari RPU Tanah Merah.

“Ayam yang dipotong di Pasar Segiri itu sebagian juga berasal dari kandang ayam yang ada di sekitar Tanah Merah. Jadi ngak ada masalah dipotong di RPU Tanah Merah. Setelah bersih baru dibawa pedagang ke Pasar Segiri,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Pertanian Kota Samarinda, Syamsul Bachri saat diwawancarai.

Menurutnya, yang sudah dipastikan dari keberadaan rumah potong ayam di Pasar Segiri adalah tidak dijamin hiegenis (kebersihannya) dan fakta di lapangan menunjukkan mencemari Sungai Karang Mumus karena limbah dibuang ke sungai.

Untuk urusan penutupan rumah potong ayam di Pasar Segiri, kata Syamsul, dirinya sudah diinstruksikan Pak Wali (Wali Kota Samarinda, H Syaharie Jaang) menyiapkan data dan itu akan disampaikan dalam rapat di Balai Kota, Rabu (hari ini).

Sesuai standarisasi yang berlaku ayam atau unggas harus dipotong di RPU resmi yang terjamin kebersihannya. Dari RPU baru dibawa ke pasar untuk dijual. “Kebutuhan ayam potong setiap harinya di pasar, pedagang sebetulnya sudah tahu persis. Penyuplai ayam potong rasanya juga tidak keberatan ayam dipotong di RPU Tanah Merah,” tambahnya.

Berdasarkan catatan di Dinas Peternakan dan Pertanian Samarinda, jumlah tempat pemotongan ayam di Pasar Segiri ada 19 buah, tapi yang masih aktif tinggal 10 buah. Sedangkan di dalam Pasar Pagi ada 15 buah.

RPU Masih Kurang

Menurut Syamsul lagi, jumlah RPU di Samarinda baru ada dua unit, yakni di Tanah Merah satu unit dan Jalan HM Rifaddin satu unit. Dari dua unit itu, hanya RPU Tanah Merah yang operasional, sedangkan RPU di Jalan HM Rifaddin tidak operasional karena faktor letaknya berada di dalam kawasan perkantoran Camat Loa Janan Ilir. “Kalau dibandingkan dengan jumlah pasar yang ada, yakni 12 pasar, jumlah RPU jelas masih kurang,” ungkapnya.

Dalam garis besar rencana pembangunan RPU, maka RPU di Tanah Merah masih bisa dioptimalkan fungsinya. RPU di Jalan HM Rifaddin dipastikan ditutup dan lokasinya di pindah ke lokasi lain tapi tetap di Loa Janan Ilir.

RPU itu akan memasok kebutuhan ayam potong bagi pasar di Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, dan Palaran. “Pembangunan RPU di pinggiran kota dengan pertimbangan, kandang ayam potong yang masuk ke pasar di Samarinda berasal dari wilayah Kukar, tapi pemiliknya adalah pengusaha Samarinda,” ujar Samsul.

Sedangkan RPU baru yang diperlukan juga adalah di Sambutan, RPU itu memasok kebutuhan ayam potong bagi pasar di Samarinda Ilir dan Sambutan, serta bisa juga ke Pasar Pagi.

Untuk meningkatkan kapasitas RPU di Tanah Merah dan membangun dua unit RPU baru sesuai standar baku, diperkirakan perlu dana sekitar Rp6 miliaran. Dana itu belum bisa diperoleh saat ini, sehingga keberadaan RPU milik perorangan di 114 tempat masih diperlukan. Konsumsi masyarakat Samarinda akan ayam potong setahunnya mencapai 6.335.000 ekor atau setara 5.258 ton.#Into

Comments are closed.