Oleh: Achmad Santoso *)

Pemerintah Kota Samarinda yang saat ini sedang giat-giatnya memerangi PKL (Pedagang Kaki Lima) dan mengantisipasi para Jukir (Juru Parkir) liar yang dinilai tumbuh subur bak jamur di musim hujan.
Tidak main-main, penertiban PKL dan jukir liar ini berimbas pada posisi Kepala Satuan Pamong Praja Kota Samarinda, Makmun. Dia terancam mutasi jika tidak maksimal melaksanakan perintah walikota.
Sebagai warga Kota Samarinda upaya itu patut diapresiasi dengan memberi acungan jempol kepada Bapak Syaharie Ja’ang selaku Walikota Samarinda telah memberi kenyamanan bagi warganya.
Namun, satu hal lagi yang perlu menjadi perhatian Pemkot Samarinda adalah belum terlaksananya secara maksimal penertiban Anjal (Anak Jalanan) dan pengemis yang tersebar di setiap sudut jalan kota tepian ini.
Aktifitas anjal dan pengemis di kota sarung ini, belakangan sungguh meresahkan masyarakat terutama pengguna jalan raya. Mereka semakin berani terang-terangan dan bahkan memaksa pengendara memberi sedekah dengan modus membersihkan kaca mobil dan sebagainya.
Keberadaan pengemis dan pengamen sangat membahayakan pengguna jalan, karena mereka bebas berlalu-lalang di simpang traffic light (lampu merah) dan kerap menggores mobil yang tidak memberi uang kepadanya.
Tidak jarang di antara mereka menggunakan Pos Satlantas di traffic light sebagai tempat berkumpul dan berkoordinasi dengan teman-temannya. Contohnya, kita lihat di simpang lampu merah Mal Lembuswana, persis di belakang pos jaga Satlantas dan LLAJR, nampak dijadikan markas oleh salah seorang yang selalu memantau kegiatan para pengemis cilik, dapat dicurigai mereka (Anjal) ada yang mengkoordinir dan selalu diawasi dari kejauhan. #
*) Achmad Santoso, Wakil Ketua JJI (Jaringan Jurnalis Indonesia) Kaltim. Tinggal di Samarinda.
Comments are closed.