BeritaKaltim.Co

Dinas Pertanian Bulungan Tetap Unggulkan Tanaman Kedelai

0_KauaiSOYTANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.COM – Meski tanaman kedelai sudah tidak diminati banyak petani di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara), mengingat harganya yang anjlok, selain itu bibitnya sulit didapat. Namun Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, masih memasukan pertanian kedelai tersebut menjadi salah satu program unggulan di tahun 2016 ini.

Karena itu, Dinas Pertanian Bulungan belum lama ini sejatinya telah mengumpulkan para pengurus kelompok tani se Bulungan dengan melibatkan PPL, masyarakat dan akademisi untuk melakukan rapat sosialisasi mengenai pengembangan tanaman kedelai di tahun ini. Dalam rapat tersebut, disebutkan bahwa Pemkab Bulungan mengalokasikan pengembangan kedelai seluas 3.500 hektare, terdiri dari intensiwikasi 5.00 hektare, eksenwikasi 2.000 hektare dengan pola kedelai budi daya jenuh air, di daerah pasang surut seluas 1.000 hektar.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Tanaman Pangan Dinas Pertanian Bulungan, Subuh Saptomo, mengatakan, dalam pengembangan tanaman kedelai kali ini lokasi dan petaninya akan dilakukan seleksi secara maksimal. Hal itu dilakukan untuk menghindari lahirnya banyak masalah terutama minat petani dalam mengembangkan tanaman kedelai. Sebab, tidak sedikit petani yang ingin mendapat bantuan, tetapi kenyataannya di lapangan setelah bantuan itu turun ke tangan mereka, lantas di jual kepada orang lain.

“Setelah dijual, lalu berteriak bahwa mereka tidak dapat bantuan dan macam-macam masalah muncul. Sehingga target pemerintah untuk mengembangkan kedelai ini, terhambat hanya ulah beberapa oknum petani saja,” kata Saptomo.

Sosialisasi mengenai pemilihan lahan maupun petani akan dilakukan langsung oleh pihak BP3K (Balai Pertemuan Penyuluhan Pertanian, Peternakan dan Kehutanan) yang terdiri dari unsur akademisi. Bagi petani yang berminat, melalui kelompok tani-nya diminta mengajukan proposal permohonan bantuan tanaman kedelai. Selanjutnya diverifikasi kelaikan lokasi dan kelompok tani tertsebut. Cara yang diterapkan seperti ini, memang terlihat birokrasi, tetapi ini langkah meminimalisir terjadinya penyalahgunaan bantuan ditingkat petani.

Seperti disebutkan oleh Saptomo, bahwa tahun lalu pihaknya sudfah pernah melakukan pengembangan tanaman kedelai. Bahkan luas lahan yang disiapkan tahun itu mencapai 5.000 hektare dan yang sudah digarap sekitar 3.000 hektare. Hanya saja di 3.000 hektare ini petani menuai masalah pemasaran. Sehingga harga kedelai turun drastis dan akhirnya petani rugi.

“Solusi yang diberikan ke petani di tahun 2015 lalu, kedelai hasil panennya untuk dibenihkan kembali. Dan hanya itu solusi yang bisa diambil karena kedelai tidak bisa dijual mengingat harganya anjlok drastis,” timpalnya.

Nah, bicara mengenai pasar kedelai di tahun 2016 ini. Dinas Pertanian mengaku sudah bicara dengan industri tempe. Sehingga ketika petani kedelai memasuki musim panen, pembeli hasil produksi mereka sudah siap. Oleh karena itu petani tidak perlu khawatir lagi kesulitan mencari pasar kedelai. Dan yang harus dicatat oleh petani ialah, bahwa urusan tanaman kedelai ini adalah urusan Dinas Pertanian dari a sampai z.

Tentang masalah bantuan, jika tahun lalu 2015 bantuan bibit, pupuk dan lainnya digelontor pemerintah. Maka tahun 2016 ini bantuan tersebut sudah tidak ada. Yang ada hanya bantuan bibit saja. Nanti di tahun 2017 Dinas Pertanian Bulungan baru mengajukan usulan ke Pemprov Kaltara melalui melalui APBD provinsi. #Nay/Ism

Comments are closed.