NUNUKAN, BERITAKALTIM.COM – Dinas Perhubungan Komunikasi dan Telekomunikasi Kabupaten Nunukan berhasil melakukan uji coba terhadap kapal penumpang Lintas Batas Negara Tasbara dari PLB Liem Hie Djung ke Dermaga Sei Nyamuk Kecamaan Sebatik.
Kapal penumpang itu mampu mengangkut 40 penumpang dengan mesin 750 PK tersebut merupakan sumbangan dari Badan Nasional Penanaggulangan Perbatasan (BNPP) yang menghabiskan anggaran hampir 4 milyar rupiah.
Kapal penumpang Tasbara bertolak dari Pelabuhan Lintas Batas Laut PLBL Liem Hie Djung pada pukul 10:00 wita. Meski harus menerjang ombak yang cukup kencang, dan sempat hampir kandas di gusung yang banyak terdapat di perairan Sebaik dikarenakan awak kapal belum mengetahui medan perairan Sebatik.
Namun akhirnya warga Sebatik bisa melihat penampakan kapal penumpang Tasbara yang bersandar di Dermaga Sei Nyamuk. Wakil Ketua DPRD Nunukan H Nursan yang ikut dalam rombongan mengatakan, Tasbara merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap kebutuhan moda transportasi warga di wilayah perbatasan yang sudah memenuhi standar keselamatan internasional.
“ Ya ini bentuk jawaban dari pemerintah terhadap kebutuhan transportasi warga perbatasan. Mereka sudah menunggu 3 tahun dan selama tiga tahun mereka kesulitan untuk pergi ke Tawau untuk berbelanja. Mereka harus ke Nunukan dulu kalau mau pergi ke Tawau,” ujar Nursan, Kamis (09/03/2016).
Kurang lebih 1 jam kapal penumpang Tasbara bersandar di Dermaga Sei Nyamuk, pukul 13:00 wita, kapal penumpang yang dibuat di Kota Bau Bau tersebut akhirnya kembali ke Pelabuhan PLBL Liem Hie Djung.
Kepala Bidang Perhubungan Laut DishubKominfo Kabupaten Nunukan Alexander mengatakan, meski telah dilakukan uji coba kapal penumpang Tasbara belum bisa dipastikan kapan kapal tersebut bisa dioperasikan untuk melayani warga Sebatik ke Tawau Malaysia.
“Belum tahu kapan dioperasikan. Kita masih menunggu pembicaraan lanjutan Sosek Malindo yang akan diadakan bulan ini. Tapi untuk Sosek Malindo itu kewenangan dari BNPP, kita kurang tahu. Yang pasti kita uji coba kapal penumpang ini setelah itu kita tunggu penyerahannnya. Untuk sementara waktu kita akan parkir di PLBL,” ujarnya.
Warga Kecamaan Sebatik sendiri berharap pemerintah segera mengoperasikan kapal penumpang Asbara tersebut, karena selama 3 tahun terakhir mereka mengaku kesulitan pergi ke Tawau Malaysia. Untuk pergi ke Malaysia mereka harus singgah di ibukota Kabupaen Nunukan untuk stempel passport mereka di kantor Imigrasi.
Untuk pergi ke Nunukan selain memebutuhkan biaya banyak juga sangat menyita waktu, mengingat untuk pergi ke Tawau Malaysia warga Sebatik hanya membutuhkan waktu 15 menit. Dalam 3 tahun terakhir pemerintah Malaysia melarang masuknya speedboat yang biasa digunakan warga Tarakan melakukan bepergian ke Tawau Malaysia untuk mengunjungi sanak keluarga maupun untuk belanja.
Pemerintah Malaysia beralasan moda transportasi laut yang digunakan warga tidak memenuhi standar keamanan internasional.
“Kalau sudah ada kapal resmi kan kita tidak repot. Tidak harus ke Nunukan untuk cop passport. Kalau mau ke Nunukan habis itu uang satu juta, belum lagi belanjanya ke Tawau karena apa apa kita belanjanya ke Tawau,” ujar Ani. #dim
Comments are closed.