BeritaKaltim.Co

Laporan Reses Dapil Penajam Paser Utara (PPU)

SAMARINDA, BERITAKALTIM.COM – Listrik merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang hingga saat ini masih menjadi persoalan. Bukan hanya kurang meratanya pelayanan yang dirasakan masyarakat. Minimnya pasokan listrik juga menjadi masalah. Seperti yang terjadi dan dirasakan masyarakat di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser. Tidak hanya listrik masyarakat daerah selatan Kaltim itu juga kini mengeluhkan anjloknya harga sawit yang mengakibatkan perekonomian masyarakat yang menggantungkan hidup dari berkebun sawit melemah.

Demikian salah satu aspirasi yang disampaikan juru bicara daerah pemilihan (dapil) PPU-Paser Josep saat membacakan laporan reses anggota DPRD Kaltim yang tergabung dalam daerah pemilihan PPU – Paser, pada Rapat Paripurna ke-8 DPRD Provinsi Kaltim dengan agenda laporan hasil reses masa sidang I Tahun 2016, Selasa (15/3) di Gedung DPRD Kaltim, Jalan Teuku Umar – Karang Paci, Samarinda. Sebelumnya anggota DPRD Kaltim telah melakukan reses atau jaring aspirasi masyarakat secara langsung ke daerah pemilihannya masing-masing selama 6 hari, terhitung 2-7 Februari 2016.

Josep menyampaikan, seperti di Kelurahan Jenebora, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan di Desa Sri Raharja, Kecamatan Babulu, masyarakat mengeluhkan pelayanan listrik yang hanya menyala selama 12 jam dalam sehari. Masyarakat di Kecamatan Sepaku juga mengeluhkan listrik yang masih sering mati hampir setiap hari, dari pukul 17.00- 24.00 Wita.

“Warga sangat mengharapkan listrik dapat menyala selama 24 jam. Agar mereka dapat melakukan usaha maupun kegiatan lainnya yang membutuhan aliran listrik,” ucapnya.

Sementara itu di Desa Mengkudu dan Petangis Kecamatan Batu Engau, Kabupaten Paser hingga saat ini kurang lebih 600 KK yang belum dapat penerangan listrik. Begitu pula di Desa Pinang Jatus, Kecamatan Long Kali, kurang lebih 470 KK atau 1277 jiwa yang masih belum menikmati listrik dari PLN. Untuk itu masyarakat meminta Pemprov Kaltim dapat memberikan bantuan untuk pembelian alat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

“Masyarakat juga meminta PLN maupun Pemprov Kaltim bersama DPRD Kaltim dapat mencari solusi untuk menyelesaikan masalah listrik di kedua kabupaten ini. Baik secara jangka pendek maupun jangka panjangnya. Sebab selain perekonomian, tidak adanya listrik juga berdampak pada anak-anak sekolah yang kesulitan belajar,” kata Politikus Partai Gerindra ini.

Tidak hanya listrik, masyarakat juga mengeluhkan susahnya mendapatkan air bersih. Selama ini masyarakat mendapatkan air bersih dengan cara membeli dari perusahaan atau pengelola swasta yang berada dekat permukiman mereka. Jika tidak masyarakat menggunakan air sumur untuk keperluan sehari-hari. #adv/lin/gg/oke

Comments are closed.