NUNUKAN, BERITAKALTIM.COM – Begini penampakan PAUD Abi Al Ummi di perkampungan pangkalan Posal Jl Tien Soeharto, Nunukan. Tempat pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) itu berada dekat rawa-rawa, sehingga kesannya semrawut dengan beberapa terpal warna biru yang berserakan.
Terpal-terpal tersebut biasanya dipasang setelah selesai melakukan kegiatan belajar mengajar. Gunanya adalah untuk melindungi peralatan sekolah agar tidak terkena tempias hujan karena jendela di PAUD tersebut terbuat dari ram raman besi.
“Bangunanya memang masih sederhana karena kami baru pindah dari samping pelabuhan. Di sini baru 2 bulan, tapi PAUD ini sudah berusia 5 tahun. Selama 5 tahun terakhir kami memang belum menerima bantuan untuk fisik, baru 2 kali menerima bantuan tapi dalam bentuk alat alat belajar. Bangunan dari upaya kita sendiri, bahkan sebagian bahan yang kita gunakan sebagian bahan sisa bongkaran dari PAUD yang lama,” ujar Hj Orde Baru Hakim SH selaku pengelola Paud Abi Al Ummi, Kamis (17/03/2016).
Kepindahan PAUD yang memiliki dua kelompok belajar masing masing kelompok belajar pisang dan kelompok belajat apel yang berjumlah 33 siswa tersebut berawal dari anak anak didik yang sering melihat buaya di bawah sekolah. PAUD di lokasi lama memang berada di atas jembatan. Sehingga dari sisi keamanan siswa juga rentan.
“Lokasi dulu memang di atas jembatan di sebelah pelabuhan. Kepindahan kita disini karena faktor keamanan karena letaknya memang di atas jembatan. Selain bahaya, kepindahan kita juga karena ada siswa yang melihat buaya saat dia mau mengambil kucing. Karena membahayakan siswa makanya kita pindah disini, kebetulan saya punya dua kapling disini. Tetapi kondisinya masih seperti ini,” imbuh Hj Orde Baru.
Hj Orde Baru berharap ada bantuan dari pemerintah terkait keberadaan PAUD Abi Al Ummi sehingga mereka memiliki bangunan yang layak bagi 33 siswanya. Selama ini anak didik PAUD Abi Al Ummi belajar di bawah atap seng yang tak berplafon, panas sudah pasti. Sekat antar ruanganpun hanya dari lemari yang dilapisi kain. Meski demikian, tidak semua siswa di PAUD Abi Al Ummi ini harus membayar iuran bulanan.
“Bagi yang tidak mampu kita tidak tarik iuran bulanan. Ada yang sudah setahun kita bebaskan iuran karena orang tuanya tidak mampu. Disini setiap bulan iurannya 25 ribu rupiah. Untuk menopang operasional kadang penghasilan dari menjual baju saya terpaksa saya relakan untuk biaya PAUD ini,” pungkas Hj Orde Baru Hakim. #dim
Comments are closed.