TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.com- Salah satu perusahaan yang bergerak di industri pangan akan menjajaki pembangunan pabrik tapioka di Kecamatan Tabalar, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Rencananya pembangunan pabrik tapioka berkapasitas ratusan ton per hari yang akan menampung ratusan tenaga kerja untuk tahap awal, dengan nilai investasi tahap awal sekitar Rp 250 milyar.
Seperti diketahui, pihak manajemen perusahaan sudah melakukan pembahasan dengan Pemkab Berau untuk segera merealisasi pembangunan pabrik tapioka tersebut. Perusahaan ini bukan pemain baru di bidang pabrik tapioka tetapi pemain lama yang sudah sekitar 20 tahun menekuni bisnis tepung tapioka, salah satu pabriknya ada di Sulawesi Tenggara.
“Kami telah melakukan survei, kondisi tanah yang ada di Berau memiliki kelebihan yakni kapasitas produksi tanaman singkong gajah dalam 1 hektar lahan bisa mencapai 30 ton per tahun apabila dikelolah dengan baik,” jelas salah manajemen perusahaan yang hadir di ruang Kakaban, Kantor Bupati Berau pada Kamis (17/03/2016) lalu.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Ilyas Natsir, mengatakan pengembangan budidaya singkong gajah sangat cocok di Berau. Untuk itu keinginan investor yang ingin mengembangkan budidaya dengan pola kemitraan dengan masyarakat ini direspon serius.
“Varietas gajah merupakan varietas unggul dengan umur panen yang lebih cepat dan kandungan tapioka yang tinggi. Dan tidak hanya kebun, namun investasi ini juga disertai dengan pembangunan pabrik tapioka, sehingga hasil budidaya petani bisa langsung diproduksi,” ujarnya.
Sementara itu, Muharram, yang mengikuti presentasi meminta perhitungan keuntungan yang diperoleh petani dijabarkan secara detail. Sehingga investasi pertanian ini benar-benar memberikan dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya di Kecamatan Tabalar yang menjadi lokasi rencana pengembangan singkong gajah ini. Pemkab Berau ditegaskannya memberikan dukungan penuh investasi yang nilainya bisa mencapai setengah triliun ini. Muharram bahkan mengintruksikan kepada tim teknis Pemkab Berau untuk tidak mempersulit dalam proses perijinan. Setelah persyaratan teknis terpenuhi diharapkan perijinan sudah bisa diberikan.
“Jangan berbelit-belit kalau perlu sebulan bisa selesai,” tegasnya.
Muharram juga meminta investor lebih dulu menandatangai memorandum of understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Berau terkait tenaga kerja lokal. MoU ini ditegaskannya adalah filter bagi perusahaan untuk tidak dulu mendatangkan tenaga kerja dari luar. Sebab investasi dibidang pertanian ini diharapkannya akan merekrut banyak tenaga kerja yang saat ini juga menjadi masalah di Kabupaten Berau, karena masih tingginya pengangguran. Untuk itu dengan diawali proses pembangunan diharapkan sudah banyak serap tenaga kerja.
“Sebelum mengurus izin, saya minta perusahaan membuat MoU (Memorandum of Understanding) dengan pemerintah daerah terkait tenaga kerja lokal. Intiny, kita ingin perusahaan yang berinvestasi harus memperhatikan tenaga kerja lokal dan kami rasa di Kabupaten Berau masih banyak tenaga kerja yang sesuai dengan permintaan perusahaan kecuali yang memang betul-betul memerlukan keahlian khusus,” tutupnya. #HEL
Comments are closed.