TANJUNG REDEB, BERITAKALTIM.com- Permasalahan bidang ketenagakerjaan memang menjadi program Pemkab Berau melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), terutama dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2016. Selain itu juga untuk menekan tingginya angka pengangguran didalam daerah.
Menurut Kadisnakertrans Berau, M Syarkawi HAB salah satu program yang masih berjalan adalah, dengan tetap memberikan pelatihan bagi masyarakat melalui Balai Latihan Kerja (BLK) atau melalui Berau Training Center (BTC), yang sifatnya bertahap dalam setiap tahun. Di BLK tersebut, masyarakat dengan usia produktif maksimal usia 35 tahun, dan secara intens dibekali pelatihanselama 2 bulan.
“Pelatihan yang kami berikan diantaranya Otomotif, menjahit, las, perhotelan, terapi, servive HP dan lain sebagainya. Pokoknya semua tergantung dari bakat masing – masing,” ujarnya, Jum’at (18/3/2016) lalu.
Dalam hal ini, lanjut Sarhawi, pihaknya mencari tenaga yang siap latih hingga ke pedalaman, dengan melibatkan masing – masing camat setempat. Program ini, kata dia, sudah berjalan mulai tahun 2001 hingga saat ini. Pelatihan yang diberikan juga melihat kebutuhan masyarakat, artinya setiap tahun bervariasi pelatihan yang diberikan.
Misalnya, untuk tahun 2016 ini ada dua paket pelatihan yakni las listrik dan otomotif. Pelatihan ini dilaksanakan di luar daerah seperti Samarinda dan Balikpapan, dengan jumlah peserta masing-masing 16 orang untuk satu paket pelatihan.
“Jadi pelatihan ini setiap tahunnya berganti – ganti dan melibatkan instruktur dari BLK Bandung dan Samarinda,” ujarnya.
Pelatihan melalui BLK yang diprogramkan oleh Disnakertrans ini juga menggandeng beberapa perusahaan didalam daerah. Tujuannya, agar peserta yang pernah mengikuti pelatihan dibantu dengan proses magang agar mendapat pengalaman kerja yang mumpuni, dan pihaknya juga terus memantau para peserta sampai mendapatkan pekerjaan yang layak.
Ditegaskannya, selama beberapa tahun berjalan para peserta pelatihan cukup banyak yang telah bekerja. “ Dominan mereka bekerja disektor perusahaan dan sisanya ada yang membuka usaha kerja mandiri,” harapannya.
Melalui pelatihan ini, diharapkan pula dapat meningkatkan daya saing putra daerah dalam menghadapi persaingan didunia kerja khususnya pelaksanaan MEA pada tahun 2016 ini.
“Saya sependapat dengan keputusan menteri tenaga kerja, kalau persyarataan soal ijazah itu nomor sekian, yang penting skill. Lha untuk apa kalau sarjana tidak punya skill. Sementara lulusan SD saja punhya skill,” ungkapnya.
Oleh sebab itu,pihaknya berharap adanya kemudahan dan kebijakan pemerintah ini, Sarkawi berharap dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebaik – baiknya. “Kesempatan tidak ada dua kali, kalau kesempatan itu ada didepan mata, kenapa tidak dimanfaatkan dengan baik,” pungkasnya. #HEL
Comments are closed.