BeritaKaltim.Co

Dibalik Teror Brussels

Wimar Witoelar -2Menurut Anda, bagaimana caranya agar bisa menumbuhkan perasaan anti teror pada diri kita dan menyebarkannya pada masyarakat?

Sama dengan orang, jika tidak ingin sakit maka harus makan yang baik, harus exercise, harus olah raga. Hal itu juga sama dalam menghadapi kemungkinan dikacaukannya pikiran kita. Kita harus mempunyai pikiran yang tenang, percaya diri, dan masuk ke dalam inti masalah. Kalau kita orang saleh, taat shalat, dan sebagainya, maka masuk ke dalam dasar agama itu, bukan ritualnya. Jangan mementingkan soal seperti tokoh agama ekstrim yang mengatakan bahwa yang penting istri tidak kafir, biar saja istri kurang beres, daripada istri baik tapi kafir. Itu sebuah pernyataan yang salah.

Sebaiknya jangan membedakan antara deskripsi kafir dan tidak kafir, tapi mutu orangnya, dan kembali pada dasar, tidak ikut pengelompokan. Seseorang yang ikut pengelompokan, seperti ultra nasionalis, ultra agama, sebenarnya karena mereka tidak mempunyai kepercayaan diri sendiri. Jadi seperti halnya menonton sepak bola, yang dibesarkan adalah Indonesia-nya, bukan sepak bolanya yang diperbesar. Kita harus mempunyai kematangan diri. Diantara kita saja, saling memberi contoh dan saling mengingatkan, bahwa kebaikan dan kejelekan mempunyai ukuran yang sangat sederhana, bukan ukuran-ukuran yang diturunkan dari ajaran-ajaran lain.

Di tengah arus informasi yang belum tentu benar dan juga banyak yang keliru, terutama juga dalam menyikapi teror, apa informasi atau sumber yang dapat kita pegang?

Sebaiknya cari kelompok yang bisa saling membantu. Beruntung orang yang setiap hari bertemu dan saling bertanya. Jadi tidak mencari sendiri sumber yang belum tentu benar, atau kalaupun sumber berbeda, maka bisa diperdebatkan. Sekarang akan ada kekacauan besar, sehingga saya merasa ada urgensinya. Justru dengan adanya teror, pendapat Donald Trump mungkin akan banyak yang menilainya benar, sehingga menguntungkannya dalam kampanye calon presiden AS.

Darimana Anda memprediksi bahwa adanya teror ini menguntungkan Donald Trump dalam kampanye calon presiden AS?

Karena yang mendukung ekstrim kanan di AS, seperti Donald Trump, sebenarnya adalah orang-orang yang berpendidikan rendah, yang merasa dirugikan karena pekerjaannya diambil oleh orang-orang India dan China. Ia melarang imigran, tapi lupa bahwa kekuatan AS dari imigran dan pluralisme. Sekarang kesempatan sayap kanan di Amerika dan Eropa mengatakan bahwa jalan yang diajarkan oleh Hillary Clinton untuk humanis salah. Sebaiknya mengikuti jalan Donald Trump yang melarang keras Islam, membuat tembok di Mexico, dan sebagainya.

Kalau itu terjadi, maka anggota ISIS akan membuat teror lagi, mungkin di AS. Namun kalau terjadi teror AS seperti di Washington DC, New York, mungkin orang-orang akan berpikir Donald Trump benar untuk mengusir imigran. AS pernah mengusir semua imigran turunan Jepang setelah Pearl Harbour pada 1941.

Jadi orang akan berpikir bahwa Indonesia memang mempunyai lapisan bawah yang berbahaya, dan bodoh, berbahaya karena bodoh. Orang bodoh kalau tidak mempunyai saluran lagi, maka akan ikut pemimpin yang mengambil manfaat dari kebodohannya. Di Indonesia, juga banyak pemimpin yang mengambil manfaat dari kebodohan. Hal seperti itu yang harus dijaga.

Menurut Anda, apa yang masyarakat dunia bisa perbuat seandainya Donald Trump terpilih?

Sekarang semua harus berpikir yang paling dapat tantangan adalah AS dan Indonesia karena Indonesia menjadi negara contoh demokrasi dalam 15 tahun terakhir ini. AS juga menjadi contoh demokrasi, tapi ada yang mengatakan bahwa demokrasi membuat orang Arab, China, serta India mengambil alih nafkah kita. Jadi ada pertikaian yang besar di sana.

Menurut orang AS, agak mudah untuk ikut Pemilu, tapi kalau pemilihannya terpengaruh untuk kemenangan orang ekstrim, maka akan membuat sulit karena akhirnya menjadi Orde Baru Suharto. Awalnya, Orde Baru membenarkan kekerasan tentara, otoriterisme rezim karena tanpa itu orang bodoh bisa berkeliaran.

Sekarang juga banyak orang bodoh muncul karena bisa punya suara, mereka bisa demo, bisa ambil suara karena orang pintarnya kurang aktif melakukan sosialisasi kehidupan. Menurut saya sebaiknya kita didalam kelompok internal yang terpercaya, menimba ilmu di lingkungan masing-masing, di rumah, atau di luar, kemudian menyebarkan ilmunya ke kiri dan ke kanan. Kalau perlu, orangnya yang dibawa ke sini, diajarkan berbicara.

Bila orang ingin bertanya kepada Anda, bagaimana mereka bisa menghubungi Anda?

Saya adalah orang yang paling mudah untuk dihubungi. Datang saja ke Pondok Indah Mall, Jakarta setiap hari saya berada di sana, atau cari saja nomor saya di Google dengan ketik “Wimar Witoelar”. Atau Tanya saja pada rekan saya nomor telepon saya, pasti ada yang tahu. Kalau tidak tahu juga, bisa mengirim pesan melalui e-mail wimarw@gmail.com, atau twitter @wimar, dan saya sangat bersedia untuk berbicara.

Yayasan Perspektif Baru bekerjasama dengan Yayasan Konrad Adenauer memproduksi program PERSPEKTIF BARU, dimuat sebagai sindikasi empat koran se-Indonesia, yaitu Duta Masyarakat Surabaya, Harian Jogja, Joglo Semar Solo, B Magazine dan Harian Pagi Siwalima.

Naskah ini merupakan transkrip wawancara radio yang disiarkan sindikasi ratusan stasion radio melalui Jaringan Radio KBR 68 H, Jaringan Radio Antero NAD, Bravo FM Palangkaraya, Gemaya FM Balikpapan, Metro RGM Purwokerto, Global FM Bali, Lesitta FM Bengkulu, Maya Pesona FM Mataram, Pahla Budi Sakti Serang, Poliyama FM Gorontalo, BQ 99 FM Balikpapan, Gita Lestari Bitung, Dino FM Samarinda, Genius FM Pare-Pare, Civica FM Gorontalo, Shallom FM Tobelo Maluku Utara, Marss FM Garut, Sangkakala FM Banjarmasin, M83 FM Kutai Kartanegara, RPFM Kebumen, BFM Bangka Belitung, Sehati FM Bengkulu, Gemma Satunama Yogyakarta, BPKB FM Gorontalo, Suara Pangaba Balikpapan, RDP Kutim.

PERSPEKTIF BARU ONLINE : www.perspektifbaru.com

E-mail : yayasan@perspektifbaru.com

Hak cipta pada Yayasan Perspektif Baru, faks. (021) 722-9994, telp

Comments are closed.