SAMARINDA, BERITAKALTIM.com –Karena dianggap mengalami kemunduran dan vakum dalam beberapa kegiatan, Pengurus Pusat (PP) Ikatan Motor Indonesia (IMI) sempat membekukan dan mengambil alih segala sesuatu yang berkaitan dengan kepengurusan Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kaltim yang dinahkodai Hj Syarifa Fitriah Alaydrus.
“Ada musi tidak percaya dari klub-klub yang berjumlah hampir 70an klub kepada Ketua IMI Kaltim Hj Syarifa Fitriah Alaydrus. Alasannya banyak program tidak terlaksana dengan baik ditambah lagi dengan banyaknya pekerjaan yang tidak terselesaikan. Kemudian dari klub-klub merasa tidak pernah diberikan pembinaan,” ujar Wakil Ketua Samarinda Motocross, Ellyansyah Kasthan SH kepada beritakaltim.com, Selasa (29/3/2016) di kantor BongkarMagz Mal Lembuswana Samarinda.
Akhirnya, kata Ellyansyah, mereka sepakat melaksanakan Musprovlub (musyawarah provinsi luar biasa – red) pada September 2015 lalu di Balikpapan dan hasilnya terpilihlah H Redi Asmara sebagai Ketua IMI periode hingga pelaksanaan Musyawarah Provinsi (Musprov) IMI Kaltim bulan Juni 2016 mendatang.
“Kemudian ini menjadi dualisme, satu berkantor di Jalan Jenderal Sudirman Samarinda, kemudian yang satu berkantor di Balikpapan. Dalam perjalanannya di Balikpapan terus melakukan kegiatan, terakhir mereka mengadakan kegiatan sebelum rakerda mereka mengikuti Munas IMI di Jakarta,” terang Wakil Ketua Jaringan Jurnalis Indonesia Kaltim ini.
Pada perhelatan Munas IMI di Jakarta, kedua kubu ini ingin masuk arena munas, ternyata kelompok Fitriah tidak bisa diterima sebagai peserta musyawarah itu. Yang bisa diikutkan hanya yang direkomendir oleh H Redi Asmara.
“Karena H Redi Asmara ini hasil musprovlub yang diperkuat oleh sekitar 70an klub atau 65 persen yang ada di Kaltim, baik itu klub motor maupun mobil. Mereka ini dipersiapkan untuk Musprov IMI Kaltim diperkirakan bulan Juni 2016. Kemudian Pengurus Pusat datang ke sini (Kaltim – red), ada dua pengurus pusat yang datang, bahwa memang mereka mengakui kepengurusan H Redi Asmara. Yang tidak mengakui kepengurusan H Redi Asmara itu Koni Kaltim dengan tidak memberikan utusannya ke sana (Musprovlub – red),” tutur mantan Ketua KNPI Samarinda ini.
Dikatakan Ellyansyah, Walikota Balikpapan Rizal Efendy juga hadir memberikan sambutan di acara Musprovlub tapi dari Koni Kaltim tidak ada. Koni Kaltim ini adalah lembaga lain di luar IMI yang memfasilitasi persiapan PON ke depan. Tapi kalau misalnya klub-klub di IMI Kaltim tidak boleh ikut pelaksanaan PON, bagaimana nasib atlit ini. Atlit ini macam-macam, ada atlit sepeda motor, motor cross, mobil dan semua yang berkaitan dengan otomotif.
Menurutnya, mereka ini sekarang jadi galau ke mana harus memberikan dukungan yang pasti dan khawatir di pelaksanaa PON tidak ada atlit dari Ikatan Motor Indonesia, sementara atlit IMI banyak yang berprestasi di luar kegiatan resmi, salahsatunya Kete Fitriansyah di kelas motor bebek Juara Tiga Asia, medali emas di PON tahun kemarin, ada Rudy Salim Juara Satu Kaltim juga kelas motor bebek. Bebek ini ada kelas-kelasnya ada kelas 125, 150, 250cc. Ada motor trail kemudian offroad.
“Saya selaku Wakil Ketua Samarinda Motocross berharap baik dari Koni maupun IMI harus memperjelas status mereka ini supaya dalam pelaksanaan PON ke depannya atlit kami ini bisa menjadi lumbung untuk menggali medali emas,” imbuhnya.
Dijelaskan Ellyansyah, ada terkumpul 85 klub dipersiapkan untuk melaksanakan Musyawarah Provinsi. Jika di klub Fitriah memang ada juga klub lagi berapa, bisa aja digabungkan tapi harus difasilitasi oleh Koni, kemudian kedua kubu ini harus didinginkan dalam melaksanakan musyawarah.
Jadi, lanjut Ellyansyah, musyawarah dua kubu ini dijadikan satu supaya ke depannya persiapan untuk PON jadi mulus, tidak ada lagi riak-riak. Atlit bisa ada tempat berlindung dan bernaung kemudian prestasinya juga bisa jelas.
“Saya berharap, IMI sudah bisa melahirkan satu pucuk pimpinan yang baru dan bisa menyatukan kedua kubu ini supaya persiapan untuk ke PON Jawa Barat nanti bisa maksimal,” pintanya. #riv
Comments are closed.