BONTANG, BERITAKALTIM.com- Kondisi Kota Bontang yang jumlah penduduknya sedikit, seharusnya tidak boleh lagi ada ibu-ibu yang meninggal pada saat hamil sampai proses melahirkan.
Demikian dikatakan Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kalimantan Timur dalam materinya pada acara bertema “Orentasi Peran Serta Tokoh Agama dalam Program KB dan Keluarga Sejahtera di Kota Bontang.”
Pada acara yang diselenggarakan Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Bontang, Sofyan Hasdam bukan pembicara tunggal. Ada juga dosen IAII (Institute Agama Islam Ibrahimy) yang juga komisioner Komnas HAM, NaheI, MH.i Acara ini berlangsung di Pendopo Pemkot Bontang, Rabu, 6 April.
Menurut Sofyan, ibu-ibu hamil harus mengikuti aturan yang disarankan. Selain itu, pemerintah juga memberikan pelayanan khusus kepada ibu-ibu hamil. Antara lain, melakukan check up atau pemeriksaan sekali pada triwulan pertama dan triwulan kedua.
Selanjutnya Pemeriksaan ketiga dan keempat dilakukan pada triwulan ketiga. Apabila tidak melakukan chek up atau pemeriksaan maka akan dikenakan denda pembayaran bagi ibu-ibu hamil, tegas Sofyan Hasdam pada acara yang dihadiri kalangan ulama Kota Bontang ini dan sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Bontang.
Ia menjelaskan, berbicara KB bukan hanya bicara kehamilan. Akan tetapi juga berbicara hak azasi perempuan. Bahkan, juga menyangkut pembangunan berkelanjutan. Sebab, ketika kita punya banyak anak, tentu akan mengambil hak orang lain. “Contoh, kebutuhan air, perumahan yang merupakan kebutuhan atau hak bersama,” ungkapnya.
Bila boros, kata Sofyan, juga akan memakai sumber daya yang dipakai orang lain. Sebab, ada banyak sumber daya yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Contohnya, kebutuhan minyak 1.6 juta barel per hari. Sedangkan produksi kita hanya 800.000 barel per hari.
Ini dikarenakan populasi penduduk yang semakin hari semakin banyak, sehingga kebutuhan kita tidak berbanding lurus dengan produksi kita, urainya.
Sementara pembicara lain, Nahei menambahkan, program KB tidak boleh mematikan fungsi reproduksi atau dengan pemandulan. Kata dia, boleh saja mengatur jumlah anak, tapi dengan cara yang benar. Itu, tetap harus atas izin istri, sebutnya.
Panitia pelaksana, Sari menjelaskan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin, setiap tahun. Tujuannya agar masyarakat Bontang mendapat pengetahuan tentang pentingnya penerapan KB. Pengetahuan soal KB ini penting diterapkan di keluarga dan lingkungan, kata pegawai di Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Bontang ini.#nd
Comments are closed.