Kali ini kita akan berbincang mengenai internet dan trend StartUp saat ini. Kita akan membahasnya bersama William Tanuwidjaja yang merupakan CEO Tokopedia, salah satu online market place lokal dan menjadi salah satu finalis Global Growth Companies (GGC) di World Economic Forum untuk kawasan Asia Timur. Ia juga StartUp lokal yang telah menjadi raksasa e-commerce dengan pencapaian investasi terbesar di Asia Tenggara.
Menurut William, internet akan mengubah Indonesia. Saya pikir Indonesia mempunyai banyak sekali peluang dengan internet. 60% tulang punggung ekonomi Indonesia dari UMKM. Kalau ada platform yang bisa meng-unable siapa saja orang Indonesia yang memulai bisnis mereka, atau bagi mereka yang sudah memulai bisnis secara offline dan ingin mengembangkan bisnis mereka, dan ada satu platform yang luar biasa untuk mengkatalis. Itu akan menjadi luar biasa.
William mengungkapkan bahwa internet mengubah hidupnya secara drastis. Melalui internet yaitu Tokopedia, sebenarnya dia melihat bagaimana kehidupan ordinary people bisa berubah. Contohnya ada Office Boy (OB) dalam sebulan hanya membawa pulang Rp 600.000, dan tidak langsung berubah hidupnya. Dengan perjalanan bertahun-tahun, membangun bisnisnya di Tokopedia, sekarang ia telah memperkerjakan lima orang, dan menjadi entrepreneur full time. Dia sudah membawa pulang omset Rp 40 juta/bulan.
Berikut wawancara Perspektif Baru dengan Wimar Witoelar sebagai pewawancara dengan nara sumber Wiliam TanuwidjajaWawancara lengkap dan foto narasumber dapat pula dilihat pada situs http://www.perspektifbaru.com. Lewat situs tersebut Anda dapat memberikan komentar dan usulan.
Pada bagian mana titik-titik penting perjalanan Anda. Apakah Anda pernah membayangkan memiliki perusahaan dengan nilai kas lebih dari Rp 1 triliun?
Saya tidak terbayang akan membangun perusahaaan. Saya menganggap menjadi pengusaha karena kecelakaan. Momen yang mengubah hidup saya adalah ketika menemukan tujuan hidup saya dalam membangun Tokopedia. Kilas balik sedikit, saya lahir dan tumbuh besar di Pematang Siantar, Sumatera Utara, dari keluarga biasa saja. Saat lulus SMA, orang tua menginginkan saya menjadi orang yang lebih baik. Menurut orang tua, modal terbaik adalah pendidikan.
Saya sangat beruntung diberikan tiket ke luar kota Pematang Siantar pada 1999. Saya naik kapal laut selama 4 hari 3 malam dari pelabuhan Belawan, Sumatera Utara ke Tanjung Priuk, Jakarta. Itu menjadi pengalaman yang luar biasa menyenangkan.
Sayangnya, ketika kuliah baru memasuki semester dua, ayah mulai jatuh sakit dan agar tetap di Jakarta saya mencari pekerjaan sampingan. Akhirnya, saya bekerja menjadi penjaga warnet. Kemudian itu yang membuat saya jatuh cinta kepada internet. Tiga tahun saya bisa mengunakan internet secara gratis.
Lulus kuliah saya bekerja kantoran. Lalu pada 2007 saya melihat ada kesempatan bisnis, yaitu dimana orang asing yang tidak bisa bertemu satu sama lain karena mereka tidak dipersatukan oleh satu kota yang sama. Misalnya, orang dari kota Pematang Siantar ingin mempunyai produk bagus dan ingin menjual produknya di seluruh Indonesia, atau ia ingin membeli produk dari orang di Jakarta, namun karena ada jarak yang jauh maka mereka tidak memiliki saling percaya.
Selanjutnya saya melakukan riset dan menemukan ada model bisnis bernama market place dan saya bisa membuat website dan sistem seperti itu, tetapi tidak punya modal. Saya terinpirasi dari pengusaha sukses di Amerika seperti pendiri Google, Facebook. Awalnya bertanya-tanya mengapa mereka bisa mendirikan perusahaan yang sangat berhasil memberikan impact luar biasa ke seluruh dunia dalam usia relatif muda. Pastinya mereka juga tidak mengumpulkan modal terlebih dahulu. Hasil riset saya ternyata mereka mencari pemodalan dengan sistem modal ventura. Di Amerika hal itu sudah biasa.
Saya tidak kenal pemodal ventura. Jadi waktu itu saya datang ke satu-satunya orang yang saya kenal, yaitu atasan tempat saya bekerja. Saya memiliki ide tersebut pada 2007. Saat itu saya bekerja di sebuah perusahaan di provider consultant. Saya bekerja selama dua tahun di perusahaan itu, namun tidak sekalipun saya menggunakan pelayanan dari perusahaaan tersebut karena saya sudah pengguna internet.
Saya mengatakan ke atasan bahwa internet akan mengubah Indonesia. Orang tidak akan berlangganan SMS untuk mendapatkan informasi ketika mereka sudah menjadi pengguna internet. Namun di Indonesia ada masalah kepercayaan dari orang-orang yang tersebar di 17.000 pulau saat mereka ingin bertransaksi jual beli online satu sama lain. Kalau kita bisa membawa model market place seperti e-Bay di Amerika, Taubao dan Alibaba di China, maka Indonesia bisa membangun model sejenis dengan peluang yang sangat luar biasa.
Atasan saya sangat baik, beliau memperkenalkan saya dengan orang yang mempunyai uang di Indonesia. Namun butuh waktu selama dua tahun yaitu 2007 hingga 2009, dan dalam setiap kesempatan saya menceritakan ide Tokopedia.
Atasan Anda sangat baik. Apakah dia menyadari atau tidak bahwa dia akan kehilangan karyawan jika Anda sukses. Kemudian, bagaimana hubungan Anda sekarang dengan mantan atasan Anda?
Hubungan kami baik-baik saja.
Sejak kapan Anda menggunakan fasilitas modal ventura yang formal atau terstruktur?
Mulai tahun kedua, setelah perusahaan berdiri. Saya memiliki momentum untuk bertemu dengan pemodal ventura yang berasal dari luar negeri. Namun saat itu, saya kesulitan berbahasa Inggris, sehingga awalnya gagal total.
Saya menjalankan Tokopedia dengan filosofi “bambu runcing”. Menurut saya, bambu runcing melambangkan beberapa hal. Pertama keberanian, kedua kegigihan. Ketika gagal berbahasa Inggris, saya memilih untuk tidak menyerah, dan ternyata diberikan jalan. Saya bertemu dengan investor dari Jepang, yang sama-sama tidak bisa bahasa Inggris. Sejak itu saya punya teman bicara bahasa Inggris dan belajar bahasa Inggris. Modal pertama keberanian. Sebenarnya dalam perjalanan selama dua tahun sempat ditolak dimana-mana.
Saya mendapat informasi bahwa pemasukan modal Anda yang terakhir dari Soft Bank Jepang, betulkah?
Dari Soft Bank dan Square Capital America, California.
Apakah pemodal pertama masih ada sampai sekarang?
Ya, masih sampai sekarang.
Dengan ventura capital, apakah nanti akan exit pada IPO?
Sebenarnya ketika ada investor lainnya yang masuk maka pemodal awal bisa memilih, apakah akan tetap menahan kepemilikan saham atau menjual saham mereka.
Apakah bisa mendapat capital gain?
Bisa mendapat capital gain, dan sebagian early investor juga sudah diberikan capital gain tersebut.
Kapan Anda akan mengambil langkah Go-Public karena modal yang diperoleh dari investor sudah melebihi Rp 1 triliun?
Sebenarnya, bagi saya goal mendirikan perusahaan bukan untuk menjadi kaya raya. Jadi saya tidak punya target kapan harus Go-Public. Saya percaya internet mengubah hidup saya secara drastis. Melalui internet yaitu Tokopedia, sebenarnya saya melihat bagaimana kehidupan ordinary people bisa berubah.
Contohnya ada Office Boy (OB) dalam sebulan hanya membawa pulang Rp 600.000, dan tidak langsung berubah hidupnya. Dengan perjalanan bertahun-tahun, membangun bisnisnya di Tokopedia, sekarang ia telah memperkerjakan lima orang, dan menjadi entrepreneur full time. Dia sudah membawa pulang omset Rp 40 juta/bulan.
Jadi, saya pikir Indonesia mempunyai banyak sekali peluang dengan internet. 60% tulang punggung ekonomi Indonesia dari UMKM. Kalau ada platform yang bisa meng-unable siapa saja orang Indonesia yang memulai bisnis mereka, atau bagi mereka yang sudah memulai bisnis secara offline dan ingin mengembangkan bisnis mereka, dan ada satu platform yang luar biasa untuk mengkatalis. Itu akan menjadi luar biasa.
Jadi fokus kami sebenarnya di Tokopedia mencari investor masuk adalah bertujuan membangun platform untuk menginvestasi dan mengedukasi pasar. Tahun kemarin, ketika kami mendapatkan investasi tersebut, kami melakukan roadshow ke kota-kota. Kami menyebut roadshow tersebut sebagai campaign.
Kami menamakan kampanye tersebut “Ciptakan Peluangmu”. Di sana bukan menceritakan perjalanan Tokopedia, melainkan menceritakan tentang heroes yang lahir di kota-kota tertentu, siapa yang telah berhasil membangun bisnis mereka di Indonesia dengan teknologi. Jadi cerita mengenai OB yang berhasil mengubah hidup mereka, ibu rumah tangga yang berhasil membangun bisnis yang luar biasa besar, hingga anak SD di Bali yang membangun bisnis keluarga menjual bibit tanaman. Kisah-kisah itu kami highlight dengan real story dari real people. Mereka juga menceritakan, bagaimana mereka bersentuhan dengan teknologi, meskipun pada awalnya mungkin mereka gagap teknologi (Gaptek), tapi dengan kegigihan dan modal ketekunan, akhirnya mereka bisa mengatasinya.
Apakah semua cerita sukses tersebut berasal dari internet base?
Iya, internet base, khususnya yang menggunakan Tokopedia sebagai platform untuk mengembangkan bisnis mereka. Itu menjadi sebuah movement. Jadi lahir entrepreneur-entrepreneur baru yang sebelumnya tidak punya bisnis. Itu karena mereka bersentuhan dengan teknologi internet, sehingga sekarang mempunyai bisnis yang luar biasa.
Apakah tidak ada diantara pengusaha yang mendapat ide kemudian mendirikan saingan Tokopedia?
Sebenarnya tidak masalah karena akan makin banyak platform dan berbeda. Umumnya pengusaha-pengusaha yang sukses menggunakan Tokopedia adalah pengusaha yang sifatnya menjual produk. Sementara sebenarnya Tokopedia merupakan platform teknologi. Ia dibangun oleh orang-orang yang mencintai teknologi.
Saat Anda mulai Tokopedia, apakah karena ketertarikan Anda pada e-commerce, atau atau social media, atau berbagai macam penggunaan teknologi?
Tidak ada, bahkan awalnya pun tidak. E-commerce adalah peluang pertama saya yang datang tidak sengaja. Kemudian dalam proses membangun ternyata saya mendapatkan sangat banyak tantangan. Melalui tantangan-tantangan tersebut saya menemukan tujuan hidup saya.
Comments are closed.