TANJUNG REDEB,BERITAKALTIM.COM- Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Kampung (BPMPK) Kabupaten Berau Drs H Datu Kesuma membuka acara pertemuan lembaga pereplikasi Sigap REDD+ dan pendamping masyarakat dalam kerangka pembangunan rendah emisi yang dilaksanakan di beberapa kampung di Kabupaten Berau.
Dalam acara yang berlangsung di kantor BPMPK baru baru ini di Jalan APT Pranoto tersebut, Datu Kesuma menyatakan program pembangunan desa sangat strategis dan penting dalam rangka mendukung program pembangunan pemerintah pusat membangun Indonesia dari pinggiran, Kabupaten Berau pun berkomitmen akan membangun Berau dari kampung.
Hal ini sangat dimungkinkan karena didukung oleh kebijakan pemerintah misalnya dalam UU No.6 tentang Desa dimana desa memiliki kewenangan dalam proses pembangunan.
Pembangunan desa juga didukung dengan pendanaan besar yang telah digelontorkan pemerintah, sehingga tantangannya saat ini bagaimana memaksimalkan dana ini untuk pembangunan kampung.
Dari waktu ke waktu berbagai program desa telah dilakukan oleh pemerintah seperti IDT, P3DT, PPK, dan PNPM. Keberhasilan program tersebut akan sangat tergantung kepada pola pikir (minset) warga kampung agar mau maju dengan memanfaatkan dana desa bagi kemajuan kampung dan kesejahteraan mereka. Untuk penguatan kapasitas warga kampung di Kabupaten Berau, maka akan direkrut pendamping desa sehingga percepatan pembangunan desa dapat dilakukan.
Dalam pertemuan yang digelar selama dua hari ke depan ini, hadir sebagai peserta penerima dana hibah, masing-masing;
Siklus 1 TFCA Kalimantan
1. OWT dengan lokasi kerja di 4 kampung di Kawasan Lindung Sungai Lesan (Lesan Dayak, Muara Lesan, Sido Bangen dan Merapun).
2.BIOMA dengan lokasi kerja di 2 kampung Hulu Kelay (Long Boi dan Long Gie);
3. PEKA dengan lokasi 3 kampung di pesisir (Giring-giring, Biduk-biduk dan Teluk Sulaiman).
Peserta penerima siklus 2 TFCA Kalimantan:
1. Jaringan Nelayan (Tanjung Batu)
2. FLIM (Semanting dan Pegat Batumbuk)
3. KANOPI (bekerja di Batu-batu)
4. Perkumpulan Menapak (bekerja di Dumaring, Biatan Ilir dan Sumber Mulia).
5. BP Segah (bekerja di Long Laai)
6. Payo-Payo (bekerja di Long Ayap, Long Lamjan, Long Lamcin).
7. Kerima Puri (Merabu).
Peserta lainnya yaitu penerima pendanaan dari TNC yaitu Perkumpulan MENAPAK (Kampung Teluk Sumbang) dan Yayasan Komunitas Belajar Indonesia/YAKOBI (Kampung Birang).
Para peserta dengan pertemuan ini berbgai cerita, pembelajaran dan pengalaman dalam menjalankan program dengan menerapkan metodologi Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan (SIGAP) dalam melakukan proses fasilitasi perencanaan dan implementasi pembangunan di tingkat kampung yang mereka dampingi.
“Jika diizinkan oleh The Nature Conservancy yang awalnya memperkenalkan SIGAP REDD+, saya mengusulkan di Kabupaten Berau ini diusung Kampung SIGAP, yang memang sejalan dengan program kerja Bupati dan Wakil Bupati yang baru dengan 9 program aksinya untuk perubahan. Saya harapkan jika tagline Kampung SIGAP sudah digunakan di Kabupaten Berau, kami berharap ini menjadi semacam tagline khas Berau”, pungkas Abdillah, Sekretaris BPMPK Berau yang hadir dan juga memberikan arahan program di kampung yang akan dilakukan BPMPK ke depan.
Peran LSM seperti TNC akan sangat membantu mengawal dan membantu penguatan kapasitas aparatur kampung untuk mendukung BPMPK yang memang memiliki tupoksi melakukan penguatan kepada aparatur kampung. Apresiasi atas bantuan TNC dan mitranya melaksanakan program pembangunan rendah emisi juga disampaikan BPMPK dalam pertemuan ini.
Di hari pertama pertemuan ini yang dihadiri lebih dari 30 orang peserta dari berbagai lembaga, para peserta juga bersepakat akan mengadakan pertemuan kembali 3 bulan ke depan. Adapun pertemuan 3 bulan ke depan untuk mengevaluasi dan memberikan update tantangan dan kendala yang dihadapi di lapangan saat melaksanakan program, seperti tata batas kampung, tata guna lahan, tata waktu dan kesibukan masyarakat, kapasitas aparat kampung yang masih perlu ditingkatkan, sinkronisasi program pembangunan yang dilakukan berbagai pihak, kurangnya kemampuan teknis seperti dalam budidaya tanaman karet, komputer dan lain sebagainya. #MAR
Comments are closed.