SAMARINDA. BERITAKALTIM.COM – Anggota Badan Anggaran DPRD Kaltim Wibowo Handoko mengatakan yang dibutuhkan Provinsi Kaltim saat ini adalah bagaimana membangun komunikasi dan harmonisasi antara pemerintah dan dewan. Pasalnya, kedua hal itu yang akan menjadi kunci sukses Kaltim.
”Dengan mencontoh Provinsi Sumsel yang mayoritas program pembangunanya mendapat dukungan dari pemerintah pusat, itu disebabkan harmonisasi Pemprov dengan DPRD nya. Ini harusnya bisa diterapkan, ”ucap Wibowo disela-sela Kunker Banggar DPRD Kaltim ke Dinas Pendapatan Sumsel, Kamis (21/4/2016).
Menurutnya, kondisi yang jauh berbeda di Kaltim yang mayoritas pembangunan infrastruktur berskala besar harus menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Hal ini hanya akan menyebabkan terhambatnya laju pembangunan dalam arti luas seperti, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan karena tersedot dengan beberapa pembangunan mega proyek.
”Dengan menurunnya APBD Kaltim dalam beberapa tahun terakhir membuat semua sangat terasa. Sekarang bagaimana memperbaiki itu semua dalam rangka mensejahterakan Kaltim, ”tutur Wibowo didampingi Anggota Banggar Yahya Anja, Irwan Faisyal, Andika Hasan, Baharuddin Demmu, Hermanto Kewot, dan Veridiana Huraq Wang.
Senada, Veridiana Huraq Wang menuturkan APBD 2016 Sumsel Rp 6, 3 triliun, jauh jika dibandingkan dengan Kaltim yang mencapai Rp 10, 9 triliun.
Kendati demikian, jika dibandingkan dengan efektifitas penggunaan Kaltim masih tertinggal cukup jauh. Sebab mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah bertani dan berkebun.
Sedangkan sektor pertambangan seperti migas dan batu bara bukan merupakan penyumbang pokok pendapatan daerah, melainkan bidang karet dan kelapa sawitlah yang menjadi penopang ekonomi.
”Dengan APBD yang kecil akan tetapi Sumsel mampu menciptakan arah pembangun yang berjangka panjang dan baiknya tidak sepenuhnya menggunakan anggaran daerah. Bayangkan sudah Rp 63 triliun anggaran yang pusat berikan kepada Sumsel, ”tutur Veridiana.
Kadispenda Sumsel Muslim mengatakan pembangunan dibagi menjadi dua. Pertama, infrastruktur dan kedua, pembangunan sumber daya manusia yang mana kedunya merupakan satu kesatuan yang tidak dipisahkan.
Dicontohkannya, dalam beberapa tahun terakhir arah pembangunan infrastruktur Sumsel lebih kepada olahraga. ”Melalui peningkatan sarana dan prasarana olahraga maka secara otomatis juga meningkatnya pembangunan seperti jalan hingga yang sampai saat ini masih dalam tahap pembangunan monorel atau rel kereta cepat yang menghubungkan 22, 5 km dan jalan tol 9 km yang semuanya menggunakan APBN, ”sebut Muslim.
Muslim menambahkan pembangunan yang berfokus kepada infrastruktur olahraga sebagai bentuk komitmen daerah dalam rangka sebagai tuan rumah untuk even baik skala nasional dan khususnya internasional.
Contohnya, even yang terdekat akan dilaksanakan yakni pada 2018 adalah tuan rumah motor GP, Asian Games, dan Formula 2. Disamping masih banyak lagi even di bidang olah raga lainnya.
”Dukungan dari pusat tidak hanya anggaran tetapi juga bentuk promosi akan pelaksanaan even olahraga oleh kementerian. Bentuk sinergi ini akan membawa banyak orang untuk datang dan menyaksikan tidak terkecuali investor, sehingga bisa dilihat nantinya besaran perputaran uangnya di daerah, ”ungkap Muslim. #adv/bar/gg
Comments are closed.