TANJUNG SELOR, BERITAKALTIM.COM – Masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara) mengaku kaget ketika mengetahui daerahnya masuk dalam daerah yang dipetakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sebagai zona merah dari terorisme.
Bagaimana tidak, Kaltara yang baru tiga tahun sebagai provinsi baru di negeri ini, selama ini dikenal aman-aman saja dari gerakan itu. Namun, faktanya tidak demikian. Hal itu, diungkapkan oleh Kasubdit Kewaspadaan Bidang Pencegahan BNPT, DR Hj Andi Intang saat berada di Kota Tarakan, Kaltara dalam kegiatan visit media dan diseminasi pedoman peliputan dan pelatihan media massa pers dalam peliputan isu-isu terorisme tanggal 27 s/d 28 April 2016.
Sebagai daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia dan Filipina, tentu Kaltara ini salah satu jalur alternatif yang paling aman dilintasi para pelaku teror. Sebagai jalur perlintasan terorisme, sudah pasti masyarakat tidak mengetahuinya.
“Padahal, Kaltara inilah yang dijadikan pintu gerbang oleh mereka (pelaku teror, red) untuk keluar masuk Indonesia,” kata Andi Intang.
Senada diungkapkan oleh Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kaltara, Usman Fakih dimana Kaltara yang luas daratannya cukup luas tentu banyak daerah-daerah yang sangat berpotensi dimanfaatkan mereka untuk menyusun persiapan-persiapan sebelum melakukan konser.
Terutama daerah eks tambak yang telah ditinggal penghuninya, menjadi strategis dimanfaatkan untuk menghimpun strategi dan dinilai paling aman.
Oleh karena itu, bersama BNPT, FKPT Kaltara menggelar sejumlah kegiatan yang melibatkan masyarakat Kaltara. Kegiatan pertama yakni dialog lintas agama dalam mencegah paham radikal dan terorisme. Dalam dialog ini, diakui Usman Fakih, telah melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan unsure pemerintah di Kaltara. Tujuannya, mengajak masyarakat dalam meminimalisir pergerakan paham radikal dan terorisme di Kaltara.
Kegiatan kedua, dilakukan visit media dan diseminasi pedoman peliputan bagi media massa pers. Ini penting, mengingat peranan media massa sangat penting di tengah masyarakat. Dan saat ini masyarakat masih sangat percaya terhadap pemberitaan yang disajikan oleh media massa.
“Sehingga, dalam pencegahan terorisme ini pelibatan media massa sangat perlu mengingat media massa memiliki peranan penting di masyarakat,” sebut Usman Fakih.
Sekretaris FKPT Kaltara, Agustian Arsyad, mengaku kendati Kaltara masuk dalam 8 daerah yang dipetakan BNPT sebagai zona merah terorisme masyarakat untuk tidak takut terhadap hal ini. Masyarakat, harus berani melawan dan paling tidak mengenali lingkungan dan setiap ada yang mencurigakan agar segera dilaporkan kepada keamanan terdekat. #Nay/Ism
Comments are closed.