BeritaKaltim.Co

Inspirasi Energi Tepat Guna di Nusa Tenggara

Nonie KabanSalam Perspektif Baru,

Narasumber kita adalah Nonie Kaban, Program Manager Kopernik, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berpusat di Ubud, Bali. Kopernik mempunyai perhatian yang mendalam terhadap isu pemerataan akses teknologi ramah lingkungan. Salah satu programnya adalah Ibu Inspirasi.

Nonie Kaban mengatakan model usaha mikro social energy merupakan cara yang efektif dalam meningkatkan standar hidup masyarakat di wilayah terpencil. Kopernik ingin melihat perubahan perempuan untuk tidak lagi sebagai korban kemiskinan, khususnya kemiskinan energi. Kami ingin perempuan sebagai pemeran penting dalam upaya pemerataan akses energi di Indonesia.

Kopernik sejak 2010 telah memulai sebuah program bernama Ibu Inspirasi. Program ini mengajak para ibu rumah tangga untuk mengenal dan memperkenalkan teknologi ramah lingkungan kepada masyarakat dan komunitas di sekitarnya. Tiga jenis teknologi diperkenalkan adalah kompor bio massa, lampu tenaga surya, dan saringan air minum.

Ketiga teknologi tersebut adalah produk yang lekat dengan kehidupan ibu sehari-hari, tapi teknologi tersebut sulit didapatkan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Kopernik hadir sebagai jembatan agar teknologi yang ramah lingkungan ini bisa masuk ke daerah terpencil di Indonesia. Dengan makin banyak teknologi yang terdistribusikan ke masyarakat, maka dampaknya makin besar.

Berikut wawancara Perspektif Baru dengan Tea Marlini Candra sebagai pewawancara dengan nara sumber Nonie Kaban Wawancara lengkap dan foto narasumber dapat pula dilihat pada situs http://www.perspektifbaru.com. Lewat situs tersebut Anda dapat memberikan komentar dan usulan.

Saat ini Anda sedang berkampanye mengenai program Ibu Inspirasi sebagai agen perubahan. Bisa Anda jelaskan, apa sebenarnya program Ibu Inspirasi itu?

Ibu Inspirasi itu salah satu program Kopernik. Kami menjalankan program Ibu Inspirasi di Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Ibu Inspirasi adalah perempuan-peremuan yang kami anggap sebagai Hero atau pahlawan di lingkungan atau komunitasnya.

Ibu-ibu inilah yang membawa atau memberikan akses energi terhadap masyarakat atau komunitas di sekitarnya. Dengan menjadi Ibu Inspirasi, mereka mendistribusikan atau menjual teknologi ramah lingkungan yang tidak ada di lingkungan mereka.

Saat ini, banyak ibu yang masih mengunakan kompor tradisional yang masih mengeluarkan asap sangat banyak. Melalui progam Ibu inspirasi ini, para ibu tersebut menjual kompor bio massa yang mengeluarkan asap lebih sedikit. Dengan membantu menyediakan teknologi ramah lingkungan, mereka secara tidak langsung membantu masyarakat untuk hidup lebih sehat dan lebih hemat.

Sejak kapan Kopernik memulai program Ibu Inspirasi?

Sebenarnya program ini sudah kami mulai sejak 2010. Namun untuk wilayah Indonesia Timur, kami baru mulai pada 2011. Di wilayah Indonesia Barat, kami menjalankan program di Aceh, Tuban, dan Bojonegoro. Sedangkan untuk wilayah Indonesia Timur, ada di dua provinsi. Pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT) yaitu di Kupang, Sumba, Flores, dan Lembata. Sedangkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) ada di Lombok Timur.

Biasanya program yang berkaitan dengan inspirasi menggunakan sosok yang sudah terkenal. Tapi program Ibu Inspirasi ini memberdayakan ibu-ibu yang tinggal di pedalaman, dan juga bukan seorang public figure. Apa yang menjadi latar belakang sehingga Kopernik mempunyai ide dengan konsep seperti ini?

Kami melihat bahwa teknologi-teknologi yang kami bawa, seperti lampu tenaga surya, kompor bio massa, dan teknologi saringan air, dekat dengan perempuan. Siapa yang paling berdampak terhadap tiga teknologi ini adalah perempuan. Hal ini karena perempuan yang mempunyai tangung jawab untuk menyediakan makanan, minuman, dan memastikan anak-anak bisa belajar di malam hari.

Dengan menyediakan akses teknologi ramah lingkungan melalui perempuan akan membuat penetrasinya lebih cepat. Mereka mengetahui apa yang mereka perlukan. Mereka dengan lebih mudah untuk menceritakannya ke sesama tetangga bahwa mereka mempunyai teknologi yang bagus untuk kesehatan. Dengan menggunakan teknologi ini, mereka bisa menghemat uang sekian rupiah. Dengan memilih perempuan yang menjadi Ibu Inspirasi akan lebih mudah masuk ke masyarakat karena perempuanlah yang mengunakan ke tiga teknologi ini.

Anda menyatakan bahwa perempuan khususnya ibu, memiliki peran yang sangat vital dalam mengelola segala hal di keluarga. Apakah Kopernik tidak ingin mengadaptasi konsep seperti ini ke masyarakat yang tinggal di kota-kota besar?

Kami melaksanakan program di daerah terpencil karena alat-alat seperti saringan air, kompor bio massa, dan lampu tenaga surya, adalah teknologi yang dibutuhkan oleh masyarakat-masyarakat terpencil. Mereka tidak mempunyai akses ke sarana air bersih atau listrik.

Ketiga teknologi ini ada yang membuat, harga terjangkau, dan kualitasnya cukup bagus. Namun ini tidak sampai ke daerah terpencil seperti tempat-tempat mereka. Banyak perusahaan-perusahaan tidak mau menjual produk mereka ke daerah terpecil karena biayanya akan sangat tinggi. Kemudian kalau dijual ke masyarakat, harganya akan sangat mahal. Jadi fungsi Kopernik untuk menjembatani supaya teknologi yang ramah lingkungan ini bisa masuk ke daerah terpencil di Indonesia. Itu sebabnya kenapa kita masuk melalui daerah terpencil di Indonesia karena sebetulnya mereka yang membutuhkan.

Kalau masyarakat yang tinggal di daerah urban, orang bisa membelinya dengan mudah, misalnya via online. Namun bagaimana dengan orang-orang yang tinggal di daerah terpencil. Jangankan akses untuk internet, listrik saja tidak ada. Jadi dengan mendapatkan akses teknologi seperti ini kehidupan mereka bisa menjadi lebih baik dan bisa lebih hemat.

Tapi masyarakat di daerah urban mungkin juga tertarik dengan konsep yang ditawarkan Kopernik.

Di kantor kami, di daerah Ubud, Bali, kami membangun toko bernama T Kios Ubud. Jadi di situ siapa saja bisa membeli. Jadi terbuka untuk umum. Namun kalau untuk program ini, kami juga dibantu oleh donor. Ini merupakan program khusus, jadi tujuannya juga khusus. Program ini bertujuan agar teknologi tersebut terlebih dulu masuk ke masyarakat yang menjadi prioritasnya.

Berapa jumlah anggota Ibu inspirasi saat ini?

Sekarang di seluruh Indonesia ada sekitar 407 Ibu inspirasi.

Apakah sistemnya satu desa satu Ibu Inspirasi, atau bagaimana?

Kalau satu desa hanya satu orang Ibu Inspirasi, itu tidak akan cukup. Jumlahnya akan bergantung seberapa luas desanya. Di beberapa daerah, satu desa itu penduduknya bisa sampai 1.000 atau 2.000 orang. Jadi tidak ada batasan pasti bahwa satu desa ada lima atau sekian orang Ibu inspirasi. Namun yang pasti lebih dari satu orang karena biasanya mereka butuh teman untuk saling support.

Bagaimana tahapan-tahapannya agar bisa mengikuti program Ibu inspirasi?

Untuk menjadi seorang Ibu inspirasi bisa masuk melalui beberapa cara. Bila secara individu, mereka bisa menghubungi mitra lokal kami, dan menyatakan bahwa mereka tertarik untuk bergabung di program Ibu Inspirasi.

Kami akan memberikan pelatihan Basic I dan Basic II kepada mereka. Kami juga akan memberikan pelatihan kewirausahaan dan public speaking. Sesudah pelatihan Basic I, mereka akan mencoba untuk memperkenalkan teknologi ini ke masyarakat. Kalau mereka merasa ada passion, maka mereka bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya dengan mengikuti pelatihan Basic II. Kemudian juga ada pelatihan tahap Advanced.

Berapa lama setiap tahapan itu berlangsung?

Kalau dari Basic I, kami memberikan waktu ke mereka sekitar satu sampai dua bulan. Ini sebagai tahap untuk mencoba. Kalau mereka sudah mengatakan, “Oh saya sudah bisa nih.” Kemudian kami mulai dengan Basic II. Di tahap Basic II, mereka akan mencoba lagi sekitar tiga bulan. Setelah itu mereka akan lanjut ke Advanced Training.

Bagaimana Kopernik melakukan pendekatan terhadap ibu-ibu di daerah seperti itu? Kemudian apa tantangan terbesar yang dihadapi?

Untuk approach, sebenarnya tidak ada tantangan yang berarti. Pertama kami melakukan pendekatan melalui mitra lokal. Biasanya para ibu sudah bekerja dengan mitra kami di sana, sehingga mereka percaya dengan mitra lokal ini. Lalu masyarakat yang lain tertarik untuk terlibat juga, kira-kira seperti itu. Mengenai tantangan, lebih kepada bagaimana mempertahankan semangat ibu-ibu ini agar selalu aktif menjadi Ibu Inspirasi. Awalnya semangat, tetapi di dalam perjalanan selalu ada kendala yang membuat semangatnya menurun. Bahkan pada akhirnya tidak mau terlibat lagi.

Apa kendala yang sering dihadapi oleh para ibu-ibu di lapangan?

Biasanya karena daerah jangkauan. Ketika mereka mulai, kami meminta mereka untuk memperkenalkan teknologi ini dari lingkungan mereka. Sesudah memperkenalkan teknologi ini di lingkungan mereka, maka mereka akan ke luar ke daerah lain. Ketika mereka harus ke luar dari wilayah yang mereka kenal, transportasi menjadi kendala. Kadang-kadang ada ibu yang tidak mempunyai kendaraan, akhirnya menjadi tidak aktif karena tidak tahu harus melakukan apa, atau mereka menunggu momen-momen khusus saja untuk memperkenalkan teknologi mereka ke daerah lain.

Kami juga menghimbau agar mereka aktif memperkenalkan teknologi ini paling tidak sebulan dua kali supaya masyarakat kenal. Namun Tapi terkadang ini berbenturan lagi dengan jadwal mereka karena mereka juga aktif dalam organisasi lain. Yang menjadi kejutan bagi kami, para suami dari ibu-ibu ini sangat mendukung. Bahkan ikut terlibat dalam program memperkenalkan teknologi ini ke masyarakat mereka.

Anda menjelaskan bahwa para peserta program Ibu inspirasi akan dilatih untuk membantu mengembangkan skill-nya dalam teknologi ramah lingkungan. Selain keterampilan, apakah ada keuntungan lain yang didapat para ibu dan komunitas mereka?

Kalau untuk ibunya sendiri, tentunya mereka mendapatkan pendapatan tambahan. Makin banyak yang dijual, makin banyak pendapatan mereka.

Bagi masyarakat, manfaatnya lebih banyak lagi. Saya ambil contoh kalau masyarakat sudah menggunakan lampu tenaga surya berarti telah menggantikan penggunaan lampu minyak tanah. Misalnya, mereka membeli minyak tanah dengan harga per liter mulai Rp 9.000 hingga Rp 15.000. Harganya bervariasi tergantung daerah. Mereka bisa membeli sebanyak 3 liter/bulan atau lebih. Tetapi dengan menggunakan lampu tenaga surya, mereka hanya perlu memanfaatkan sinar matahari. Jadi mereka mempunyai sisa uang untuk tabungan karena mereka tidak perlu lagi menggunakan minyak tanah.

Penggunaan teknologi lainnya juga sama. Misalnya, saringan air. Kalau biasanya mereka harus membeli air galon, sekarang tidak perlu membeli lagi. Mereka cukup mengambil air yang berada di sungai atau air tampungan dari air hujan, kemudian disaring dan bisa langsung diminum. Tidak perlu di masak lagi.

Bagaimana metode pendampingan yang dilakukan Kopernik terhadap para ibu-ibu tersebut?

Kami mempunyai pertemuan bulanan dengan semua ibu peserta program. Acara tersebut kami gunakan untuk sharing session. Jadi ketika mereka bertemu dalam kelompok, mereka bisa saling bercerita, “Saya bulan ini melakukan ini dan berhasil karena ini.” Ada juga yang menceritakan “Saya tidak bisa mendekati kepala desa untuk memperkenalkan teknologi karena saya dianggap berjualan.” Jadi setiap bulan kita mempunyai staf di setiap daerah untuk mendampingi mereka. Di pertemuan bulanan itu ada problem solving dan sharing session.

Apa tujuan atau target spesifik Kopernik dalam program Ibu Inspirasi?

Bagi Kopernik, makin banyak teknologi yang terdistribusikan ke masyarakat, maka dampaknya makin besar. Misalnya, penggunaan lampu dengan minyak tanah yang berbahaya bagi kesehatan akan semakin berkurang.

Kami percaya bahwa model usaha mikro social energy merupakan cara yang efektif dalam meningkatkan standar hidup masyarakat di wilayah terpencil. Kami ingin melihat perubahan perempuan untuk tidak lagi sebagai korban kemiskinan, khususnya kemiskinan energi. Kami ingin perempuan sebagai pemeran penting dalam upaya pemerataan akses energi di Indonesia. Jadi kami ingin mendorong pemerintah untuk mengakselerasi pemerataan energi di Indonesia. Kami berharap pemerintah mendukung program-program energi yang dirancang untuk memberi manfaat bagi perempuan Indonesia.

Apa sumber yang bisa diaskes bila ingin mendapatkan informasi lebih jauh mengenai Kopernik dan program Ibu Inspirasi?

Kalau mau melihat lebih jauh tentang program Kopernik atau pengalaman-pengalaman Ibu Inspirasi, bisa mengunjungi situs kami di www.kopernik.ngo. Bisa ke facebook kami, Kopernik Indonesia, dan twitter di @kopernik_ID.

BOX KETERANGAN RUTIN

Yayasan Perspektif Baru bekerjasama dengan Yayasan Konrad Adenauer memproduksi program PERSPEKTIF BARU, dimuat sebagai sindikasi empat koran se-Indonesia, yaitu Duta Masyarakat Surabaya, Harian Jogja, Joglo Semar Solo, B Magazine dan Harian Pagi Siwalima.

Naskah ini merupakan transkrip wawancara radio yang disiarkan sindikasi ratusan stasion radio melalui Jaringan Radio KBR 68 H, Jaringan Radio Antero NAD, Bravo FM Palangkaraya, Gemaya FM Balikpapan, Metro RGM Purwokerto, Global FM Bali, Lesitta FM Bengkulu, Maya Pesona FM Mataram, Pahla Budi Sakti Serang, Poliyama FM Gorontalo, BQ 99 FM Balikpapan, Gita Lestari Bitung, Dino FM Samarinda, Genius FM Pare-Pare, Civica FM Gorontalo, Shallom FM Tobelo Maluku Utara, Marss FM Garut, Sangkakala FM Banjarmasin, M83 FM Kutai Kartanegara, RPFM Kebumen, BFM Bangka Belitung, Sehati FM Bengkulu, Gemma Satunama Yogyakarta, BPKB FM Gorontalo, Suara Pangaba Balikpapan, RDP Kutim,Citra FM, Hulontalo FM, Suara Celebes FM.

PERSPEKTIF BARU ONLINE : www.perspektifbaru.com

E-mail : yayasan@perspektifbaru.com

Hak cipta pada Yayasan Perspektif Baru, faks. (021) 722-9994, telp. (021) 727-90028 (hunting)

Comments are closed.