BeritaKaltim.Co

Hampir 3.000 Siswa di Nunukan Mengikuti Ujian Nasional Tahun ini

NUNUKAN, BERITAKALTIM.COM – Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan mengeluarkan ongkos hingga 15 juta rupiah untuk mengirimkan soal ke sekolah yang berada di wilayah terpencil di wilayah perbatasan Kecamatan Lumbis Ogong. Tingginya ongkos pengiriman soal dikarenakan tidak adanya moda transportasi selain perahu ketinting yang menuju wilayah perbatasan.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Nunukan Sapto hari Sampurno mengatakan, satu-satunya jalur yang bisa digunaan untuk mengirim soal ujian Nasional SMP ke Kecamatan Lumbis Ogong adalah melalui jalur sungai.
Sapto menambahkan, untuk menghemat biaya pengiriman, soal untuk 4 mata pelajaran dikirim langsung ke sekolah-sekolah wilayah perbatasan kecamatan Lumbis Ogong.
“Misalnya Tao Lumbis yang SMP3 itukan 8 jam (perjalanan), Itupun harus carter karena hanya bisa menggunakan perahu ketinting melalaui sungai. Ongkosnya sekali kirim ke sana itu 7 juta, kalau pp? Melihat kondisinya harus duluan berangkat, sekali tarik dia. Kemarin pada hari minggunya masuk sudah,” ujar Sapto Hari Samporna, Selasa (10/05/2016).

Tahun ini sebanyak 2. 886 siswa SMP di Nunukan mengikuti ujian nasional dengan penyelengggara sebanyak 51 sekolah baik sekolah menengah pertama negeri maupun swasta. Dari hampir 3.000 siswa SMP yang mengikuti ujian tak satupun yang mangkir. Namun satu siswa dari MTS Maarif Sedadap terpaksa mengikuti ujian di Rumah Sakit Umum Kabupaten Nunukan karena mengalami kecelakaan.
“Penyelenggaranya 51, SMP negerinya 58, swastanya 13. Jumlah totalnya 2.886 siswa SMP. Kemarin ada satu siwa terpaksa mengikuti ujian di rumah sakit karena kecelakaan dari MTS Maarif,” imbuh Sapto.

Hingga hari kedua, pelaksanaan ujian nasional Sapto mengaku pelaksanaan ujian di Kabupaten Nunukan berjalan lancar tanpa kendala satupun. Meski demikian, seringnya listrik mati menjadi kendala tersendiri. Padahal menurut Sapto pihaknya telah memberikan surat permohonan kepada PLN agar jangan ada pemadaman bergilir selama pelaksanaan ujian.
“Kita sudah mengirimkan surat, tapi kemarin kan mati listrik seharian. Kita minta dispensasi 2 minggu sebelumnya,” ujar Sapto. #dhim

Comments are closed.