BeritaKaltim.Co

Tekan Angka Impor , Kembangkan Komoditi

417.indd

Wabup-Agus-tantomo-700x400TANJUNG REDEB BERTAKALTIM.COM – Kabupaten Berau memiliki berbagai jenis komoditi unggulan, ditambah lagi dengan luasan lahan yang cukup menjanjikan. Namun, Wakil Bupati Berau, H Agus Tantomo mengaku miris dengan kebijakan impor sejumlah komoditi yang beredar di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Berau. padahal, menurutnya berbagai komoditi yang beredar di pasaran tersebut bisa dikembangkan sendiri di Kabupaten Berau. Sebanyak 100 kampung yang ada di Kabupaten Berau.

“ Padahal kalau mau jujur, lahan Kabupaten Berau sangat subur, banyak hal yang bisa kita coba dikembangkan disini (Berau),” ungkapnya, Rabu (18/5).
Sejumlah komoditi yang dimaksud Wabup diantaranya, cabai, bawah putih, bawang merah dan banhyak lagi jenisnya yang diimpor dari Malaysia hingga negeri China. “Bahkan sampai komoditi singkong juga impor dari Vietnam.

Jadi agak aneh memang itu komoditi yang gampang tumbuh, dan bisa dikembangkan di Kalimantan, singkong inikan bisa ditanam di Berau ini dengan mudah juga daerah lain. jadi saya rasa tidak ada kata sulit, tinggal kemauan kita saja sebenarnya,” ujarnya.
Singkong dan cabai khususnya bisa ditanam tanpa memerlukan tekhnologi pertanian yang canggih.

“nah, yang jadi bahan pertanyaan sekarang adalah, kenapa begitu saja harus sampai impor,”ungkapnya. Dengan demikian, menurut Wabup Berau memiliki peluang besar untuk ikut menekan angka impor untuk komoditi yang bisa dikembangkan sendiri dengan mudah.

Namun sasaran utamanya dijelaskan Wapub adalah, bagaimana respon kepala kampung yang ada melihat peluang ini. mendorong warganya untuk kreatif dan tekun mengelola lahan dan mengembangkan komoditi yang bernilai ekonomis.

Tanpa harus memikirkan komoditinya merupakan komoditi impor atau bukan. “ Jadi jangan sampai ada rasa takut, bahwa komuditi itu hanya diserap domestic, tetapi yang penting laku dulu sambil kita kembangkan, dan bisa menjadikan ekonomi keluarga dan daerah naik, serta kita jajahkan ke daerah lain” ujarnya lagi.

Karena memang sampai saat ini menurut Wabup, ada banyak komoditi yang masih impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Meskipun sebenarnya mampu dikembangkan sendiri dengan memberdayakan petani Indonesia.

Bahwa selama ini bukan hanya berbicara sawit yang punya nilai komersil besar, akan tetapi banyak komoditi hasil pertanian lain yang punya nilai ekonomis tinggi dan bisa mengangkat ekonomi petani menjadi sejahtera. Diminta juga, kepala kampung pandai melihat peluang-peluang seperti ini.

Untuk meningkatkan daya saing ekonomi dengan basis pemberdayaan masyarakat, seperti peningkatan sektor-sektor potensial berkelanjutan seperti pertanian, perkebuanan, perikanan dan pariwisata sudah masuk dalam program Pemkab Berau saat ini. “ Hal ini sudah saya sampaikan di kementrian, agar segera mendapatkan respon positif mengenai hal ini,”jelasnya.

Dengan kata lain, untuk mengangkat sektor-sektor potensial ini, diperlukan perhatian penuh pemerintah daerah. Pemerintah perlu memperhatikan dari sektor hulu hingga hilir. Jika hanya memperhatikan sektor hulu tanpa ada upaya disektor hilir menurut Wabup, akan membuat petani atau pelaku jera saat menemukan kendala tidak terserapnya hasil panen dipasaran.

Oleh sebab itu, kata Wabup, tidak bisa lagi hanya memperhatikan hulunya saja, tidak bisa hanya membantu pemeberian bibit, obat-obatan atau pemerintah membantu pemberantaasan hama, tapi harus sampai hilirnya bagaimana memastikan hasilnya terserap pasar. “ Karena itu harus ada solusi, bagaimana hasil petani ini bisa tersserap di pasaran secara keseluruhan,” pungkasnya.#MAR

Comments are closed.