BeritaKaltim.Co

Program 35.000 MW Penting Untuk Merangsang Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA, BERITAKALTIM.COM – Kantor Staf Presiden berdiskusi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) dan redaktur media daring membahas perencanaan dan dampak implementasi pembangunan pembangkit listrik 35000MW sejauh ini.

Program 35000MW sangat penting untuk pembangunan karena penyediaan listrik adalah kunci untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan elektrifikasi. Pemerintah menargetkan Indonesia sebagai tujuan investasi karena itu pemerintah fokus melakukan pembangunan infrastruktur, deregulasi, dan sumber daya manusia guna meningkatkan daya saing. Pembangunan infrastruktur seperti bendungan, irigasi, jalan, pelabuhan, dan bandara dilakukan untuk mengurangi biaya produksi, logistik untuk mampu bersaing. Namun, pembangunan tersebut harus diikuti dengan penyediaan listrik. Demikian juga dengan peningkatan investasi swasta, termasuk UKM, yang membutuhkan prasarana listrik sebagai penunjang usahanya. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia bergantung pada tingkat elektrifikasi.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan investor, pengusaha UKM, dan masyarakat, dalam hal ini termasuk penyediaan listrik, dan akan terus memonitor perkembangan pembangunan dan distribusi listrik di seluruh wilayah Indonesia. Dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan akses terhadap listrik di seluruh daerah di Indonesia, Pemerintah menargetkan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dari 88% di tahun 2015 menjadi 97% di akhir tahun 2019.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jarman, mengungkapkan bahwa dalam program 35.000 MW, Kementerian ESDM juga meluncurkan Program Indonesia Terang (PIT) dalam rangka memenuhi target peningkatan rasio elektrifikasi nasional di tahun 2019. PIT menjadi bagian dari target pemerintah menyediakan akses penerangan bagi masyarakat Indonesia yang membutuhkan pendekatan khusus, yaitu daerah-daerah terluar dan terisolasi.

“Program Indonesia Terang adalah bagian dari terobosan kebijakan dan peningkatan kapasitas, program ini harus segera diselesaikan untuk memenuhi target rasio elektrifikasi Indonesia”, tegas Jarman.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, kapasitas pembangkit listrik terpasang sampai akhir 2015 sebesar 55.528,8MW. Angka ini sudah meningkat sebesar 2.496,8 MW sejak Oktober 2014. Saat proyek ketenagalistrikan ini terpenuhi, Indonesia akan memiliki pembangkit listrik terpasang sebesar kurang lebih 90.000MW. Hal ini tentu tidak hanya menghindarkan desa atau kota dari pemadaman listrik bergilir, tetapi juga meningkatkan produktivitas sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengatakan bahwa saat ini sudah hampir 50% proyek pembangunan sedang berjalan. “Kami optimis target pembangunan pembangkit listrik ini akan tercapai pada akhir 2019.” Sofyan menambahkan selain pembangkit, PLN juga membangun transmisi dan Gardu Induk, hingga April 2016 ini sebanyak 2.368 kms transmisi dan 7.295 MVA Gardu Induk telah berhasil dibangun. Demi kesuksesan program 35000MW ini, Sofyan juga turut mengajak agar masyarakat kooperatif dan mendukung rencana serta mengawasi pembangunan ketenagalistrikan Tanah Air.

Sementara itu, Ketua GAPMMI Adhi Lukman mengatakan, “Kami menyambut baik proyek pembangunan ini. Ketersediaan listrik yang bertambah berarti industri dapat semakin produktif dan berkontribusi pada perekonomian Indonesia.” Peningkatan ketersediaan pembangkit listrik berbagai daerah dilihat dapat memicu kemunculan dan perkembangan industri lokal serta menjadikan Indonesia sebagai sasaran investasi yang baik. Pembangunan pembangkit listrik 35000MW ini juga tidak hanya bertujuan pada investasi dan industri, tetapi juga dilakukan berdasarkan semangat “Indonesia-sentris” yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo untuk pemerataan pembangunan se-Indonesia.

Serangkaian program-program ini tidak lain adalah agar Indonesia menjadi tujuan investasi dengan iklim usaha yang kondusif sehingga kegiatan ekonomi dapat terus meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas rakyat.

Comments are closed.