LIDAH Senk Lotta terpeleset. Beberapa kali, bahkan. Di atas red carpet final pemilihan Miss Indonesia, model kondang asal Uzbekistan, itu menyebut event yang dihadirinya adalah Putri Indonesia. Lotta Aleksandrovna Senk –nama lengkapnya– kemudian buru-buru mengklarifikasi.
Kejadian di atas terekam dua tahun lalu, tepatnya Kamis 21 Februari 2013 di Hall D2 J I Expo Kemayoran, Jakarta. Insiden yang bukan sekali dua pernah terjadi. Pertanyaan “apa sih bedanya pemilihan Miss Indonesia dan Putri Indonesia?” memang sangat sederhana. Tapi nyatanya, masih banyak salah paham, salah mengerti, bahkan salah ucap.
Kontes Putri Indonesia sebenarnya sudah lebih dulu eksis, yakni sejak 1992 oleh Yayasan Putri Indonesia. Sementara Miss Indonesia baru diselenggarakan 2005. Sponsor utama Putri Indonesia adalah Mustika Ratu –sebuah perusahaan kosmetik milik Moeryati Soedibyo. Sedangkan Miss Indonesia disponsori Sari Ayu Martha Tilaar –milik pengusaha kosmetik Marta Tilaar. Nah, untuk Putri Indonesia hak siar dipegang oleh Indosiar. Sedangkan Miss Indonesia dipegang Media Nusantara Citra atawa MNC Group –khususnya Rajawali Citra Televisi (RCTI).
Parameter penilaian kedua ajang ini juga berbeda. Putri Indonesia menerapkan parameter penilaian 3 B; Brain (kecerdasan), Beauty (penampilan menarik), dan Behavior (berperilaku baik). Miss Indonesia menggunakan istilah berbeda tapi dengan maknanya serupa. Yakni Manner, Impressive, Smart, Social, atau disingkat MISS.
Pemenang pemilihan Putri Indonesia otomatis jadi wakil Indonesia di ajang pemilihan Miss Universe. Sedangkan pemenang Miss Indonesia mewakili Indonesia di kontes Miss World. Tapi baik Miss Universe maupun Miss World maknanya sama; ratu sejagat!
Lalu, apa kesamaan Putri Indonesia dan Miss Indonesia? Sama-sama ajang kontes kecantikan bertaraf nasional yang pemenangnya diandalkan untuk berkompetisi di level internasional.
Bongkar di edisi kali ini tergelitik untuk me-review rekam jejak dua perempuan dari Samarinda dan Balikpapan. Tahun ini, keduanya membawa nama Kalimantan Timur di Miss Indonesia dan Putri Indonesia. Mereka adalah Tasya Yaumil Amalia dan Novita Adipati Chandra.
Uniknya, dari data yang dihimpun Tim Redaksi Bongkar, dua wakil Benua Etam ini justru memiliki kesamaan. Pertama, Tasya dan Novita –demikian mereka disapa– bukan sosok baru di dunia modeling lokal dan provinsi. Sederet prestasi pernah diukir di pelbagai ajang Kota Tepian dan Kota Minyak. Pun, keduanya adalah young enterpreneur.
Tasya merupakan pengusaha muda di bidang kuliner. Sementara Novita bergerak di bidang industri kreatif. Ia menjadi A Chief Executive Officer atawa CEO clothing line yang diberi label NAC –diambil dari singkatan namanya sendiri. Bila dibandingkan dengan Tasya, Novita bukan sekadar pengusaha muda. Lihat saja rentetan prestasinya di bidang bisnis; Winner of 30 Hours Start Up Booth Camp 2013, Best Creative Business Development 2014 oleh Universitas Ciputra, serta Top 500 UMKM versi Marketeers.
Sebagai tambahan, Tim Redaksi Bongkar juga mengulik lebih dalam ratusan file baheula perihal keterlibatan para senior mereka yang lebih dulu menjajal Miss Indonesia dan Putri Indonesia demi nama Samarinda, Balikpapan, maupun Kaltim. Terutama sejak pertama kali dua kontes kecantikan ini digelar, yakni pada 2005 dan 1992.
Tapi sejarah mencatat, tak ada guratan tinta emas di Miss Indonesia. Setidaknya, bagi Samarinda. Kaltim sendiri telah 9 kali –entah resmi atau tidak– mengirimkan delegasi ke sana. Adinda Putri, Afina Dewi Maraya, dan Lisa Rosanty, adalah sederet kontestan yang pernah mewakili Samarinda. Sementara, Puty Revita, Steffani Beatrix Lule, Riva Tamara Indra, Grace Joselini Corlesa Setiawan, Puspita Maya Sari, serta Eriska Novianita Iskandar, membawa nama Kaltim –tak diketahui asal kota mereka di data Wikipedia dan laman resmi Miss Indonesia. Hasilnya? Nihil. Mereka hanya bertahan di fase penyisihan pasca lolos audisi.
Lantaran itu, menjadi menarik disimak kiprah Tasya dan Novita sebagai regenerasi saat ini yang berpartisipasi di Miss Indonesia dan Putri Indonesia. Mampukah mereka menaklukkan sejarah sekaligus menjawab ekspektasi masyarakat Benua Etam? #
========================================================================================
Miss Indonesia 2015 (Edisi Ke 11 dengan tema Beauty in Diversity)
– Kaltim diwakili Adinda Putri. Ada 5 delegasi dari Kalimantan. Selain Adinda, ada Vivi Wijaya (Kaltara), Marcia Julia (Kalbar), Cilia Limantara (Kalsel), dan Damita Romauli Argoebie (Kalteng). Namun, hanya Adinda yang diketahui berasal dari Samarinda. Sisanya berasal dari Binjai, Jakarta, Malang, serta Jakarta. Wakil dari Kalbar dan Kalsel –Marcia Julia dan Cilia Limantara– lolos hingga 15 besar. Mereka juga meraih gelar Miss Favorit dan Miss Online. Sementara wakil dari Kalteng, Damita, mendapat gelar sebagai Miss Senyum Terindah.#
///FOTO: Puty Revita////
– Miss Indonesia 2014 (Edisi Ke 10)
Kaltim diwakili Puty Revita. Kalbar, Kalsel, Kalteng, dan Kaltara, diwakili Diana Joyo Rachmatien, Florence Dannies, Bunga Ghassani, serta Hallira Haddad. Wakil Kalteng, Bunga Ghassani, bertahan sampai 15 besar. Sementara wakil Kalbar, Diana Joyo Rachmatien, mendapat penghargaan Miss Favorit.#
=
///FOTO: Steffani Beatrix Lule////
– Miss Indonesia 2013 (Edisi Ke 9 dengan Tema Beauty for The World)
Steffani Beatrix Lule menjadi wakil Kaltim. Bersama Vania Larissa (Kalbar), Intan Kamil Hamzah (Kalsel), serta Balgis Novrilia (Kalteng), mereka mewakili Kalimantan. Hasilnya, wakil dari Kalbar, Vania Larissa, membuat kejutan dengan menyandang predikat Miss Indonesia 2013 meneruskan tahta Ines Putri, Miss Indonesia 2012 dari Bali. Sementara rekannya dari Kalteng, Balgis Novrilia, menyandang predikat Miss Persahabatan. Prestasi Vania di kontes kecantikan kali ini sebenarnya sudah terlihat sejak lolos di 10 besar, 5 besar, dan 3 besar. Di Jalur Cepat (Fast Track), Vania menjadi pemenang di kategori Talent. Menariknya, prestasi Vania berlanjut saat mewakili Indonesia di ajang Miss World 2013 –untuk pertama kalinya diselenggarakan di Indonesia, tepatnya di Bali. Di tengah pro-kontra partisipasi Indonesia dalam Miss World sebagai peserta dan penyelenggara, Vania berhasil meraih posisi 10 besar Miss World 2013, pemenang Miss World Talent, dan 11 besar Miss World Beach Fashion.#
=

– Miss Indonesia 2012 (Edisi Ke 8 dengan Tema The Beauty of Archipelago)
Kaltim diwakili Riva Tamara Indra yang bertahan hingga 15 besar bersama Meiling Thomas dari Kalbar. Meiling bahkan mendapat predikat Miss Favorit. Sementara wakil Kalimantan lain, Levina Faby Naomi Christy (Kalsel) dan Cindy Tabita (Kalteng) hanya mampu di fase penyisihan.#
=

– Miss Indonesia 2011 (Edisi Ke 7 dengan Tema Ragam Cantik Indonesia)
Afina Dewi Maraya dari Samarinda mewakili Kaltim. Adapula Kayla Natalia Haman (Pontianak) menjadi delegasi Kalbar, Aprillya Elshaviona (Banjarmasin) mewakili Kalsel, sertaMadhina Nur Muthia (Palangkaraya) mewakili Kalteng. Nama terakhir menjadi satu-satunya wakil Kalimantan di babak 5 besar sekaligus menyandang predikat Miss Sporty. #
=
– Miss Indonesia 2010 (Edisi Ke 6 dengan Tema The Beauty of Indonesia)
Lisa Rosanty dari Samarinda menjadi wakil Kaltim. Kalbar, Kalsel, dan Kalteng, diwakili Juni Mulia dari Pontianak, Rizkika Aulia Sabrina dari Banjarmasin, serta Rachel Octavia dari Palangkaraya. Miss Favorit jatuh ke tangan delegasi Kalbar, Juni Mulia, setelah menembus fase 15 besar. #
=
//
– Miss Indonesia 2009 (Edisi Ke 5)

Nama Grace Joselini Corlesa Setiawan menjadi wakil Kaltim. Delegasi Kalimantan lain adalah Thirzza Puspita Chandra (Kalbar), Shinta Restyanti Praviandari (Kalsel), dan Ainukalfithria Kaukabie (Kalteng).Thirzza Puspita Chandra bertahan hingga babak 10 besar dan menyandang predikat Miss Favorit. #
=
– Miss Indonesia 2008 (Edisi Ke 4)
Kaltim diwakili Puspita Maya Sari. Sementara Melia Ramadhanty, Yulita Dwi Stania, dan Karina Kusuma menjadi delegasi Kalbar, Kalsel, dan Kalteng. Tak ada satupun wakil dari Kalimantan yang lolos ke fase 15 besar. #
– Miss Indonesia 2006 (Edisi Ke 2)
Kaltim diwakili Eriska Novianita Iskandar. Kalbar diwakili Kurnia Yuniarti, Kalsel oleh Wika Juliansyah, serta Ayesha Vaniaku Liharfin dari Kalteng. Tak ada satupun perwakilan Kalimantan yang mencapai fase 15 besar. #
Catatan:
– Untuk kali pertama, Fast Track diterapkan di Miss Indonesia pada 2010. Ini merupakan salahsatu sesi yang selalu diselenggarakan di ajang Miss World. Fast Track terdiri dari modeling, sport, dan talent. Pemenang Fast Track otomatis lolos menjadi 10 besar finalis Miss Indonesia.
– Tak ada informasi detail partisipasi Samarinda di laman resmi Miss Indonesia dan data Wikipedia perihal Miss Indonesia 2005 ke 1 dan Miss Indonesia 2009 ke 3. #
Sumber: Situs resmi Miss ndonesia dan Wikipedia
=================//////////////===============================================================
—-GRAFIS PUTRI INDONESIA—–

– Putri Indonesia 2015 (Edisi Ke 19)
Kaltim diwakili oleh Dina Novianti dari Kutai Kartanegara (Kukar). Wakil dari Kalimantan lain adalah Yesi Anggraini dari Kapuas (Kalteng), Rasuna Selvia dari Banjarmasin (Kalsel), dan Chintya Fabyola dari Pontianak (Kalbar). Di ajang ini, hanya Chintya Fabyola yang meraih gelar. Selain sebagai Putri Indonesia Lingkungan, ia juga menyabet gelar Busana Tradisional Terbaik di kategori Putri Atribut, serta Putri Indonesia Kepulauan dari Kalimantan. #
=
///FOTO: Bebie Ayura///
– Putri Indonesia 2014 (Edisi Ke 18 dengan tema Tingkatkan Karakter dan Martabat Bangsa Agar Karya Produk dan Budaya Indonesia Menjadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri)
Kaltim diwakili oleh Bebie Ayura dari Balikpapan. Wakil dari Kalimantan lain adalah Sriana Sihombing dari Kuala Kapuas (Kalteng), Adetya Norizkyka dari Banjarmasin (Kalsel), serta Rizka Afriandhita Edmanda dari Kubu Raya (Kalbar). Di ajang ini, wakil dari Kalteng dan Kalbar –Srianna Sihombing dan Rizka Afriandhita Edmanda– menyabet gelar Putri Intelegensia 1 dan Putri Indonesia Kepulauan dari Kalimantan. #
=

– Putri Indonesia 2012-2013 (Edisi Ke 17)
Kaltim diwakili Monalisa Pertiwi Siregar dari Balikpapan. Kontestan perwakilan Kalimantan lain adalah Widayati Silva Ningrum dari Palangkaraya (Kalteng), Dewi Chandrawati dari Banjarmasin (Kalsel), serta Ayu Ravianti dari Pontianak (Kalbar).
Wakil dari Pontianak sekaligus Kalbar –Ayu Ravianti– masuk 10 besar. Ia juga terpilih sebagai Putri Indonesia Kepulauan mewakili Kalimantan. #
====================================
– Putri Indonesia 2011 (Edisi Ke 16)
Kaltim diwakili Asri Silva Shorea dari Balikpapan. Wakil dari Kalimantan lainnya adalah Neny Khurnaini Irianty dari Palangkaraya (Kalteng), Ninggar Ayu Neswari dari Banjarbaru (Kalsel), serta Miranda Surya Wardhany dari Pontianak (Kalbar). Di tahun itu, Kaltim untuk kali kedua mampu menembus babak 10 besar lewat delegasinya, Asri Silva Shorea. Ia bahkan terpilih sebagai Putri Intelegensia 1. Sementara wakil Kalsel dari Banjar Baru –Ninggar Ayu Neswari– menyabet gelar Putri Indonesia Kepulauan mewakili Kaltim. #
=
===============================

– Putri Indonesia 2010 (Edisi Ke 15 dengan tema Cintai Negeri Melalui Penggunaan dan Penghargaan Karya Anak Bangsa)
Kaltim diwakili Ayu Rinda Sari dari Bontang. Delegasi dari Kalimantan lain adalah Aelyn Halim dari Palangkaraya (Kalteng),
Wenty Widiyar Pratami dari Banjarbaru (Kalsel), serta Benedikta Thia dari Sintang (Kalbar). Wakil Kalteng dari Palangkaraya dan wakil Kalsel dari Banjarbaru meraih prestasi. Di Putri Atribut, Aelyn Halim menyabet dua gelar sekaligus. Pertama untuk kategori Putri Favorit dan kedua sebagai Putri Berbakat. Sementara rekannya, Wenty Widiyar Pratami, meraih gelar Putri Indonesia Kepulauan mewakili Kalimantan. #
=
///FOTO: Grace Joselini Corlesa Setiawan2///
– Putri Indonesia 2009 (Edisi Ke 14 dengan tema Pancarkan Cantikmu Melalui Karya Bagi Negeri dan Pelestarian Persada Nusantara)
Kaltim diwakili Grace Joselini Corlesa Setiawan. Rekannya se-Kalimantan adalah Imelda Madjat Djahari Timbang (Kalteng), Patricia Vanessa (Kalsel), serta Karlina Yulianava (Kalbar). Hanya Kaltim yang meraih gelar sebagai Putri Indonesia Kepulauan mewakili Kalimantan lewat Grace Joselini Corlesa Setiawan. #
=
– Putri Indonesia 2008 (Edisi Ke 13)
Kaltim diwakili Andina Kamaluddin. Wakil Kalimantan lain adalah Veronica Octadewi Taradifa (Kalteng), Annisa Shinta Rapika Sari (Kalsel), Hema Kometa Zuriad (Kalbar). Hanya wakil dari Kalteng –Veronica Octadewi Taradifa– yang meraih gelar. Pertama di kategori Putri Atribut sebagai Putri Pendidikan dan kedua sebagai Putri Indonesia Kepulauan mewakili Kalimantan. #
=
– Putri Indonesia 2007 (Edisi Ke 12)
Kaltim diwakili Dinia Marinka. Kontestan dari Kalimantan lain adalah Ratih Ayu Wulandari (Kalsel) dan Yulia Ramadayanti (Kalbar). Wakil Kaltim –Dinia Marinka– menyabet gelar Putri Indonesia Kepulauan mewkaili Kalimantan. Sementara wakil dari Klabar –Yulia Ramadayanti– menembus babak 10 besar.#
– Putri Indonesia 2006 (Edisi Ke 11)
Kaltim diwakili Zibra Sari. Kalteng, Kalsel, dan Kalbar, mendegelasikan Dewi Yulianti, Ananda, dan Poppy Hendriani. Hanya wakil dari Kalsel –Ananda– yang meraih gelar. Yakni Putri Indonesia Lingkungan (Miss Indonesia Asia Pacific) dan Putri Persahabatan di kategori Putri Atribut. #
=
– Putri Indonesia 2005 (Edisi ke 10)
Kaltim diwakili Tri Angriany, Kalteng oleh Ayesha Vaniaku Liharvin, Eka Yusnitawati dari Kalsel, dan Era Irene dari Kalbar. Di tahun itu, lagi-lagi tak ada satupun gelar yang disabet wakil Kalimantan.
– Putri Indonesia 2004 (Edisi Ke 9)
Kaltim diwakili Dessy Fatmasari, Kalteng diwakili Agnes Feby Damayanti, Kalsel oleh Novita Anggraini, dan Nidia Susanti dari Kalbar. Tak ada satupun gelar yang disabet empat wakil dari Kalimantan.
– Putri Indonesia 2003 (Edisi Ke 8)
Kaltim diwakili Henny Octavia Goenadi. Tiga wakil Kalimantan lain adalah Djatu Rolyantini (Kalteng), Dina Astrid (Kalsel), serta Sisca Amelia (Kalbar). Nama terakhir terpilih sebagai runner up I Putri Indonesia 2003.
– Putri Indonesia 2002 (Edisi Ke 7)
Kaltim diwakili Mey Theresia Simamora. Sementara Kalteng, Kalsel, dan Kalbar, diwakili Gina Septi Maharani, Valiza Agviandri, serta Zora Vidyanata. Untuk kali pertama, Kaltim lolos hingga 10 besar lewat Mey Theresia.
– Putri Indonesia 2001 (Edisi Ke 6)
Kaltim diwakili Hetty Rostina Samban. Kalteng oleh Farida Rahmawaty. Sementara Kalsel dan Kalbar diwakili Santy Erawaty dan Fitri Hermawati. Wakil dari Kalbar –Fitri Hermawati– sukses menyabet gelar Putri Persahabatan di kategori Putri Atribut.
– Putri Indonesia 2000 (Edisi Ke 5)
Tak ada prestasi dan gelar yang diraih. Komposisi wakil dari Kalimantan terdiri dari Devienna Faradenta Agustinata (Kaltim), Erina (Kalteng), Nur Aina Rifudi (Kalsel), serta Tri Hartini (Kalbar).
– Putri Indonesia 1996 (Edisi Ke 4)
Kaltim diwakili oleh Ria Novita. Sejarah digurat untuk kali pertama –dan sekali-kalinya sampai kini– ketika Kaltim menyabet gelar Harapan III Miss Indonesia 1996 lewat Ria Novita.
Catatan:
– Tak ada data spesifik mengenai keikutsertaan Samarinda, Balikpapan, maupun Kaltim di Puteri Indonesia. Terutama pada 1995 edisi ke 3, edisi ke 2 pada 1994, serta 1992 untuk edisi perdana Putri Indonesia.
– Tak ada data spesifik mengenai keikutsertaan wakil dari Kalimantan pada 1992, 1994, 1995, dan 1996.
– Ajang Putri Indonesia sempat vakum selama 4 tahun dan baru digelar kembali pada 2000.
Sumber: Wikipedia
==============================================/
///FOTO/// dan Novita Adipati Chandra////

Ria 1996 dan Lidah yang Terpeleset
CAPAIAN tertinggi itu telah bertahan sekira 21 tahun. Sejarah Kaltim untuk kali pertama –dan sekali-kalinya hingga kini.
Ketika itu, Benua Etam tak diperhitungkan. Maklum saja, dunia modeling masih terasa asing ditelinga anak muda Kaltim. Puluhan kontestan dari pelbagai daerah di Tanah Air, berlomba-lomba bersaing. Pelbagai fase dilewati hingga malam puncak. Inilah kontes kecantikan terakhir Yayasan Putri Indonesia dan Mustika Ratu di era 90-an sebelum akhirnya vakum selama 4 tahun.
Tapi, justru di titik ini Kaltim punya cerita manis. Adalah Ria Novita yang menorehkan itu untuk Benua Etam. Ia terpilih sebagai Harapan III Putri Indonesia 1996. Keikutsertaan Ria juga menjadi catatan khusus bagi penyelenggara. Sebab, ia menjadi satu-satunya kontestan Putri Indnesia 1996 yang memiliki tubuh paling tinggi, yakni sekira 184 sentimeter. Prestasi yang sedikit-banyak melambungkan nama Kaltim –sekaligus Pulau Kalimantan.
Ya, cantik saja tak cukup untuk menjadi modal. Wawasan juga diperlukan. Pun bagi Tasya Yaumil Amelia dan Novita Adipati Chandra yang berpartisipasi di Miss Indonesia dan Putri Indonesia.
Tapi barangkali keduanya tak sadar pernah salah menyampaikan jawaban ketika ditanya pewarta berita. Tasya misalnya, pernah menyebut jika ukuran penilaian di Miss Indonesia adalah 3 B; Brain, Beauty, Behavior. Padahal, parameter itu merupakan standar Putri Indonesia. Sementara Miss Indonesia menggunakan istilah berbeda tapi dengan maknanya serupa.

Yakni Manner, Impressive, Smart, Social, atau disingkat MISS. Bahkan Tasya menyebut pernah mengikuti Putri Indonesia. Ini dikatakan Tasya saat diwawancara dan dilansir sebuah situs online anak muda di Kota Tepian.
“Karena kebanyakan orang yang punya talenta berbakat sekalipun tapi kalau wajah yang enggak mendukung itu kadang dijatuhkan orang. Biasanya begitu. Tapi selama saya ikut Putri Indonesia kecantikan bukan sepenuhnya jadi ukuran. Karena ada 3 B (Brain, Beauty, Behavior, Red.). Jadi sebenarnya kecantikan itu tidak harus jadi modal utama,” katanya.
Novita juga demikian. Pernah menyebut prestasi tertinggi Kaltim hanya sampai 10 besar finalis Putri Indonesia. Pernyataan ini sendiri dilansir laman resmi Putri Indonesia, www.puteri-indonesia.com. Padahal, Benua Etam pernah dua kali menembus fase itu. Yakni pada 2002 dan 2011. Wakil Kaltim ketika itu adalah Mey Theresia Simamora dan Asri Silva Shorea yang juga kebetulan dari Balikpapan –domisili Vovita. Bahkan, Benua Etam pernah menduduki posisi juara Harapan III di Putri Indonesia 1996 lewat wakilnya, Ria Novita. “Untuk mewakili sebuah provinsi yang telah membesarkan saya, membuat saya merasa memikul tanggung jawab besar, apalagi ditambah dengan fakta bahwa prestasi terhebat Kalimantan Timur selama ini hanya sampai pada tahap Top 10. Karenanya, saya bercita-cita untuk dapat membuat nama Kalimantan Timur bergaung di Top 3. Dan saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memberikan yang terbaik bagi Kalimantan Timur 2016,” ucapnya. #fai
=============///////////////////////==
==============================================================================================================
“Saya Tasya, Bu”
AUDIENSI dengan Penjabat (Pj) Walikota Samarinda, Meiliana, tak sekadar menjadi wadah Tasya Yaumil Amelia mencari dukungan. Inilah legitimasi yang harus dimiliki gadis kelahiran 7 November 1994, sebagai delegasi dari Kota Tepian –sekaligus Benua Etam. Di Balai Kota, Tasya didampingi Muhammad Faisal, Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Komunikasi Informasi Samarinda.
“Saya Tasya, Bu Walikota, finalis Miss Indonesia 2016 hasil audisi di Surabaya dan akan maju ke grandfinal sebagai wakil dari Kota Samarinda dan Provinsi Kalimantan Timur.” ujarnya, mantap, mengenalkan diri.
Proses Tasya mengikuti Miss Indonesia sendiri boleh dibilang susah-susah gampang. Ihwalnya ketika ia mengisi form pendaftaran Miss Indonesia November 2015 lalu di Surabaya. Semua tes emudian kdilalui hingga akhir. Mulai berkas, make up, bakat, dan interview. Tasya mengaku sempat merasa heran. Beberapa teman yang sedari awal bersama, justru tak ia jumpai saat proses ini berakhir. “Beberapa teman ada yang langsung pulang. Memang enggak ada pemberitahuan yang lolos siapa saja, jadi langsung diarahkan saja,” ujar pecinta kucing dan hamster ini.
Di Balai Kota Samarinda, Tasya memang banyak bercerita tentang aktivitasnya sebagai model dan pelbagai prestasi yang pernah diraih. Satu di antaranya menjadi juara di Pemilihan Duta Wisata Samarinda. Sepakterjang Tasya di dunia modeling lokal juga memang tak terbantahkan.
Tasya menyatakan, menjalani profesi sebagai model tidak boleh setengah-setengah. Harus tekun. Terlebih, wadah untuk para model berekspresi semakin berkembang. “Pemerintah sudah mulai mendukung. Potensi teman-teman model di Samarinda juga sudah semakin bagus,” terangnya.
Tasya mengakui, memang tak banyak dinamika yang terjadi di dunia modeling Kota Tepian. Misalnya, standar penilaian sistem penjurian yang kurang mengakomodir kemampuan talent berpotensi –tak hanya bermodal segi penampilan semata. “Jadi lebih baik ikut ajang di Jakarta jika memungkinkan. Karena di Samarinda ini anaknya punya potensi yang bagus.”
Tasya menganggap, model tak sekadar unggul secara fisik. Beauty with a purpose, adalah yang utama. Pun, Tasya menilai, cantik harus memiliki tujuan, tak malu melakukan pelbagai hal asal positif. Pernyataan ini dibuktikan Tasya dengan memulai usaha di bidang kuliner bersama sang kekasih.
Tasya mengaku, ingin kariernya di dunia entertainment tetap berjalan, di samping keinginan sukses dalam dunia usaha. “Karier di model jalan dulu, nanti pelan-pelan untuk usahanya. Kan bisa membantu juga untuk ngembangin usaha kalau sukses jadi model,” jawabnya.
YANG TERSIRAT
Pertemuan Tasya dengan Pj Walikota Samarinda, Meiliana, menyiratkan satu hal; Samarinda –pun Kaltim– tak ingin kecolongan kali kedua dalam Miss Indonesia. Khalayak waham, skandal Puty Revita –wakil Kaltim di Miss Indonesia dua tahun lalu yang tersandung kasus prostitusi bersama artis Nikita Mirzani– mencoreng nama Benua Etam. Terlebih, instansi terkait mulai dari tingkat provinsi dan kota, sontak menyangkal delegasi Puty di kontes kecantikan itu.
Nah, menarik ditilik adalah pernyataan Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif, dan Komunikasi Informasi Samarinda, Muhammad Faisal, kepada wartawan disela audiensi itu. Meski tak secara eksplisit menyinggung skandal Puty, Faisal menyebut Tasya bukan wakil abal-abal. “Iya, memang Tasya pernah menjadi salahsatu juara Pemilihan Duta Wisata Samarinda dan sekarang masih aktif di dunia modeling Samarinda. Jadi bukan wakil abal-abal seperti kejadian heboh beberapa waktu yang lalu,” jelasnya.
Pernyataan Pj Walikota Samarinda, Meiliana, juga setali tiga uang. Kepada Tasya, Meiliana berpesan untuk menjaga etika
“Apalagi ini nanti akan membawa nama Samarinda dan Kalimantan Timur. Jangan sampai gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga,” ucapnya. #fai
——-/
Dari Ukuran 3 B Sampai Dilempar Piala
SEJAK di bangku SD, Tasya Yaumil Amalia sudah mengikuti pelbagai macam ajang modeling. Gadis cantik yang pandai menari tradisional ini terdaftar sebagai mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda.
Profil Tasya sudah banyak di publish di sejumlah media. Di Samarinda, ia merupakan salahsatu senior dalam dunia modeling –dari catwalk maupun photoshoot. Makanya Tasya sering dipercaya menjadi juri fashion show dan juga model dalam event photoshoot.
Tasya mengingatkan bagi mereka yang mencoba merintis karir di dunia modeling.
“Kalau untuk foto sebaiknya sebelum foto mesti banyak belajar di kaca. Jadi main mood di kaca. Terus tahu seluk beluk fotografer, tahu dulu asal usulnya. Jadi jangan asal milih fotografer. Jadi usahakan komunikasi dengan forografer juga bagus,” paparnya. “Kalau untuk catwalk dan fashion yang penting sebenarnya jalan. Catwalk harus benar-benar bagus. Kalau penampilan itu bisa diubah dengan make up. Terus kalau lebih ke ajang nasional atau internasional otak harus lebih dimainkan. Jadi banyak-banyak baca buku dan banyak cari di internet. Jadi kita menunjukkan bahwa model itu enggak sekadar cantik tapi pintar serta percaya diri,” ulasnya.
Tak sekadar merintis karir di bidang itu, Tasya juga memberikan inspirasi kaum muda Kota Tepian untuk berwirausaha. Kini, ia juga dikenal sebagai pengusaha muda di bidang kuliner. Dua dunia yang berbeda itu justru menjadikan Tasya sebagai pribadi mandiri.
Untuk mencapai posisi saat ini, Tasya harus melewati jalan berliku. Misalnya, ketika menang di sebuah kontes modeling lokal, ia justru dilempar piala. Musababnya sepele. Lantaran hanya menjadi juara harapan, peserta lain yang melakukan tindakan itu tak terima Tasya menjadi kampiun. Kejadiannya sendiri terjadi saat mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda semester 7 tersebut masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Beruntung, lemparan itu hanya mengenai tangannya.
Bukannya trauma, Tasya justru makin percaya diri menjajal kemampuan dari satu catwalk ke catwalk yang lain. Mengingat apa yang pernah dialami, Tasya justru tertawa. Mengapa? “Terjun di dunia model bukan keinginan sendiri. Semua berkat kakak yang juga seorang model. Ya, akhirnya keterusan sampai sekarang,” kata gadis yang pernah menjuarai lomba menulis cerpen se-Indonesia –Marina Smart Girl Camp– ini.
Bicara kecantikan, Tasya punya pendapat personal. Baginya, kebanyakan model yang punya talenta kadang tersisih jika tak memiliki wajah menarik. “Biasanya begitu,” ucapnya.
Namun, Tasya menyebut tidak semua kontes demikian. Ketika mengikuti Miss Indonesia, hal itu justru bukan ukuran. ” Karena ada 3 B (Brain, Beauty, Behavior, Red.), jadi sebenarnya kecantikan itu tidak harus jadi modal utama,” tegasnya. #fai
===============//
=========================================================================================================
Novita di Putri Indonesia

Tak banyak warta –pun gembar-gembor di media– tentang Novita Adipati Chandra. Ketika semua mata tertuju kepada Tasya Yaumil Amalia di Miss Indonesia, gadis kelahiran Balikpapan, 21 November 1992, itu lepas dari sorotan ketika mewakili Kalimantan Timur di Putri Indonesia.
LAMAN www.putri-indonesia.com melansir 39 perempuan berparas menawan seantero Indonesia. Mereka adalah peserta kontes kecantikan ini. Dari sekian banyak foto yang terpapar, satu menyita perhatian. Ia adalah Novita Adipati Chandra, delegasi Benua Etam.
Entah resmi atau tidak, nama pemilik tinggi badan 170 sentimeter ini tertulis sebagai perwakilan Kaltim. Bersama sarjana ekonomi tersebut, terlampir pula empat dara cantik lain yang mewakili Pulau Kalimantan. Mereka adalah Kornelia Meylinda dari Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar), Nina Nurlina dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), Husnul Dwi Amalia dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng), serta Silvi Monica dari Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara). Selain karyawati, latar belakang mereka adalah mahasiswi manajemen dan kedokteran dari usia 19 tahun sampai 22 tahun.
Novita mengaku sebagai sosok kaum Hawa yang tidak terlalu pay attention to outer beauty. Namun sekarang Novita sadar, dengan mengikuti Putri Indonesia, seorang wanita juga harus memerhatikan penampilan agar dapat terlihat baik dipandang lawan bicaranya.
Jelang masa karantina Putri Indonesia, beberapa waktu lalu, Novita mengaku telah mempersiapkan diri secara mental maupun wawasan. “Karena saya percaya kecantikan seorang wanita bukan hanya dinilai dari parasnya saja, namun juga kualitas lain dari diri wanita tersebut yang mampu memancarkan kecantikan yang sejati. Pastinya, saya juga lebih memerhatikan lagi kesehatan kulit, rambut, serta tubuh saya dengan berolahraga dan melakukan pelbagai perawatan,” terangnya.
Dalam sebuah penilaian Putri Indonesia, Novita dianggap punya keunggulan; gigih, dan mampu melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Ketika sulit, Novita mampu berpikir positif. “Saya juga merupakan seorang pribadi yang gemar belajar. Keempat hal itu yang membantu saya mencapai keberhasilan hingga saat ini. Keunggulan lainnya adalah dari segi pengalaman mengikuti perlombaan, public speaking dan kemampuan berbahasa,” ujar gadis yang menguasai tiga bahasa –Inggris, Perancis, dan Mandarin– itu.
Selain modeling, juara 1 Top Model Etnik Kaltim pada 2007 ini juga mengisi hari-hari dengan kegiatan sosial. Misalnya, menyambangi panti rehabilitasi dan mendengar cerita para jompo. Menariknya, setiap akhir pekan pula, Novita mengunjungi dan membantu proses mengajar di Sekolah Rakyat (SR). Letaknya di Jalan Syarifuddin Yoes, Gang Rambutan, Sepinggan. “Sekolah ini didirikan oleh anak muda di Balikpapan. Pengajarnya pun dari kalangan anak muda Balikpapan,” terangnya.
Selain itu, Novita juga merupakan pencetus gerakan Jelajah Balikpapan dan 1 bulan untuk Kaltim. Maksudnya untuk meningkatkan sadar wisata di masyarakat Balikpapan dan Kaltim. Pengalaman paling menarik yang pernah dilakukan Novita ketika berenang di laut lepas bersama hiu tutul tanpa menggunakan pelampung.
BUKAN ABAL-ABAL
Novita serupa Tasya; bukan sosok baru di dunia modeling. Pemilik zodiak Scorpio dan shio monyet ini pernah tercatat sebagai peserta Duta Wisata Kaltim 2014. Di ajang itu, Novita tampil sebagai juara bersama sang patner, Matthew Hervoe Febrianus Huki Ludji. Keduanya menyisihkan belasan finalis di fase puncak Duta Wisata tingkat provinsi yang digelar di halaman parkir Gelanggang Olahraga (GOR) Segiri, Samarinda. Sudah cukup? Belum. Novita juga menyabet gelar menjadi Putri Intelegensia.
Kata salahsatu dewan juri ketika itu, dr Futum Hubaib, Matthew dan Novita terpilih sebagai Duta Wisata Kaltim karena memenuhi hampir semua kriteria yang disyaratkan oleh panitia. Penilaian tertinggi dari keduanya ialah performa yang maksimal saat di atas panggung serta intelegensia yang melebihi finalis lain alias di atas rata-rata. “Penilaian pemenang tidak hanya dilakukan saat malam grand final. Penilaian juga kami lakukan sejak masa karantina hingga malam penganugerahan pemilihan Duta Wisata,” ucapnya, ketika itu. “Kami melakukan penilaian ini secara objektif dan terbuka. Keduanya memiliki intelegensia dan performa yang pas,” imbuh Futum.
Sebagai informasi, selain Futum, dewan juri di Duta Wisata Kaltim 2014 adalah dr Lily Amelia Salurapa dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Rina Juwita, Tanti Syarif, dr Angelina Linda Hartani, serta Syarifah Alawiyah. Final Duta Wisata Kaltim 2014 sendiri dibagi dalam dua sesi. Pertama babak penyisihan –dari 18 finalis menjadi 10 finalis. Kedua, dari 10 finalis diseleksi menjadi juara I hingga III. #fai
///////////////////=
Comments are closed.