NUNUKAN, BERITAKALTARA.com – Satuan Tugas Pengamanan Wilayah Perbatasan Yonif 614/Raja Pandhita yang bertugas di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara menerima 3 pucuk senapan laras panjang rakitan dari warga di wilayah perbatasan Desa Binusan.
Selain 3 pucuk senapan rakitan, warga juga menyerahkan 1 buah tombak dan busur beserta anak panah yang biasa digunakan warga untuk berburu. Komandan Satgas Pamtas Yonif 614/Raja Pandhita Letkol Inf Rudi Setiawan mengatakan, penyerahan senjata rakitan serta senjata tajam oleh warga secara suka rela.
“Jadi Pak Totok menyerahkan 3 pucuk senjata, sedangkan Pak Dosi menyerahkan satu busur kemudian sepuluh anak panah dengan satu buah tombak. Tetai tetap berbahaya ini kalau disimpan, makanya dengan sukarela dia mau ngasih ke kita,“ ujar Rudi Setiawan, Selasa (14/06/2016).
Rudi Setiawan menambahkan, selama bertugas di wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan 3 bulan terakhir, Satgas Pamtas Yonif 614/Raja Pandita telah menerima 6 pucuk senapan laras panjang rakitan yang diserahkan secara suka rela oleh pemiliknya. Satgas Pamtas mengaku akan terus melakukan pendekatan secara personal kepada masyarakat karena metode tersebut dinilai sanagat berhasil untuk membujuk masyarakat untuk mnyerahkan senjata illegal mereka.
Salah satu upaya pendekatan personil Satgas adalah melalui kebiasaan warga ngobrol bersama. “Hampir sebulan kita pendekatan kepada warga, kita sering ke tempat warga ngobrol, kita sering adu bako, karena kebiasaaan warga merokok bersama akhirnya warga secara suka rela menyerahkan senjata milik mereka,” imbuhnya.
Kebanyakan warga menggunakan senjata rakitan tersebut untuk berburu hewan serta menjaga kebun mereka. Selain dibeli, senjata rakitan diakui dirakit sendiri oleh pemiliknya. Seperti 2 senjata rakitan yang diserahkan warga Binusan yang berpeluru pelor gotri dengan daya dorong dari spiritus dengan pemicu dari pemantik korek gas. Senjata ini diakui cukup efektif membunuh hewan buruan dari jarak 50 meter.
“Berbahayanya senjata ini pelurunya nyasar tak tentu arah. Kalau senjata lainnya satu titik, yang rakitan dengan bahan bakar spiritus ini bisa kemana mana. Ini semacam air softgun, sangat efektif dari jarak 50 meter,“ kata rudi Setiawan.
Satgas Pamtas mengaku akan tetap melaksankaan pendekatan kepada masyarakat, salah satunya dengan adu bako agar waga menyerahakan senjata rakitan mereka. Disinyalir masih banyak warga yang menyimpan senjata rakitan dikarenakan masih banyaknya kegiatan berburu warga.
Nantinya senjata senjata rakitan dari warga akan diserahakan ke Korem di Samarinda untuk dimusnahkan. #dhim
Comments are closed.